Ekonomi

Pasar Online Dalam Negeri Masih Didominasi Produk Impor

Selasa, 02 Agustus 2022 - 15:10 | 29.90k
Anggota DPR RI Sukamta saat paparan dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator. (Foto : Hasil tangkapan layar)
Anggota DPR RI Sukamta saat paparan dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator. (Foto : Hasil tangkapan layar)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Potensi besar dari perdagangan online, belum dapat berkontribusi maksimal terhadap ekonomi nasional. Menyusul dominasi produk impor di pasar online. Pernyataan ini disampaikan anggota Komisi I DPR RI Sukamta, saat menjadi narasumber webinar Ngobrol Bareng Legislator, Selasa (2/8/2022).

Berdasarkan data  NielsenIQ, jumlah konsumen belanja online menggunakan e-commerce pada tahun 2021 mencapai 32 juta. Atau meningkat 88 persen dibanding tahun 2020 yang baru 17 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp305 Triliun berdasarkan data Bank Indonesia terhadap transaksi non tunai. 

Angka - angka ini diperkirakan akan terus berkembang, seiring bertambahnya jumlah pengguna internet  Serta jumlah HP yang terkoneksi dengan internet.  Berdasarkan laporan We Are Social, terdapat 204,7 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022. Serta 370 juta HP terkoneksi dengan internet.

Angka - angka ini menggambarkan, begitu potensialnya pasar online. Untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi. Namun ternyata keuntungan dari perdagangan online lebih banyak dinikmati pihak asing. Karena dominasi mereka terhadap produk yang dijual di pasar online. 

Data Kementerian Perindustrian pada 2019 melansir, hampir 90 persen produk yang dijual di e-commerce dalam negeri dipasok produk impor. Data senada juga disebut dalam penelitian Indef. Dari seluruh produk yang ditawarkan di e-commerce dalam negeri. Hanya 25,9 persen yang merupakan produk lokal.

Berdasarkan hasil survei Pusat Penelitian Ekonomi LIPI kepada 1.626 pembeli dan penjual online di seluruh Indonesia. Ada dua alasan utama konsumen berbelanja produk dari luar negeri. Selain produknya langka di pasar Indonesia. Harga relatif lebih murah menjadi alasan kedua.

"Daya saing yang lebih bagus, menjadi kunci kemenangan produk impor di pasar global," tegas anggota DPR RI Dapil DIY ini.

Bertolak dari kondisi ini, pemerintah harus segera mengambil langkah strategis untuk meningkatkan daya saing produk lokal agar mengurangi dominasi produk impor di e-commerce dalam negeri. Sehingga potensi besar pasar online dapat dinikmati anak bangsa.

Terdapat 3 langkah yang harus dilakukan pemerintah Indonesia agar daya saing produk lokal meningkat. Yakni mengeluarkan regulasi yang membatasi masuknya produk impor di e-commerce Indonesia, pelatihan dan pendampingan terhadap UMKM. Serta memberikan insentif berupa gratis ongkir atau bebas pajak penjualan. 

Mengambil tema Mudah dan Nyaman Jualan Online, hadir juga sebagai narasumber Sumaryatin. Praktisi pemasaran online sekaligus pemilik Grup Semesta. Pada kesempatan tersebut perempuan yang akrab disapa Atin ini, mengajak masyarakat agar tidak ragu untuk menggeluti perdagangan online. 

Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mengantisipasi praktik penipuan sebagai momok yang paling ditakuti oleh pedagang online. Untuk mengawali tidak perlu memiliki produk, cukup menjadi reseller dari produk - produk yang sudah memiliki sudah dikenal konsumen. Khususnya produk - produk lokal.

Dengan semakin banyak pedagang yang memasarkan produk lokal di pasar online. Diharapkan dapat mengurangi dominasi produk impor di e-commerce dalam negeri. Atin memastikan banyak produk - produk lokal yang kualitasnya dan harganya tidak kalah dengan produk impor. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES