Ekonomi

Program PENA, Perantara Menuju Kemiskinan Ekstrem Nol Persen

Kamis, 29 Desember 2022 - 10:21 | 229.71k
Samsul saat melayani penjualan cilok di area tempatnya berjualan. (Foto: Dok pribadi)
Samsul saat melayani penjualan cilok di area tempatnya berjualan. (Foto: Dok pribadi)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Muhammad Samsul, pria asal Wagir Kabupaten Malang sumringah saat keluar dari Pendopo Kabupaten Malang 23 Desember 2012 lalu. Dia menjadi salah satu dari 443 penerima manfaat program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) untuk wilayah Malang Raya.

Samsul saat ini menjadi tumpuan keluarga. Pemuda berusia 32 tahun ini memilih bekerja serabutan. Setelah program PENA datang, dia fokus untuk berwirausaha. Usaha cilok menjadi pilihannya. Sebagai penerima manfaat program PENA, dia sudah diberi beberapa peralatan untuk memulai usaha.

“Sudah satu minggu ini berjualan. Alhamdulillah hasilnya mulai terasa. Setidaknya sekarang keluarga kami ada pendapatan pasti tiap harinya,” tuturnya.

Mensos-Risma.jpgMensos Risma saat membagikan bantuan program PENA untuk warga Kabupaten Malang. (Foto: Dok Kompas)

Samsul tidak bisa menyembunyikan wajah sumringahnya. Dia tidak mampu berkata apa apa lagi dan hanya mengucapkan terima kasih kepada Kemensos RI terutama Menteri Sosial Tri Rismaharani.

“Bu Risma terima kasih atas program ini. Semoga kami selanjutnya bisa mandiri dengan program PENA ini,” ungkapnya.

Tentu masih ada Samsul Samsul yang lain dari Sabang sampai Merauke yang akan merasakan program Pahlawan Ekonomi Nusantara ini. Program ini muncul untuk mendobrak cara lama dalam mengentaskan kemiskinan. Mensos Risma tidak ingin warga hanya bergantung pada bantuan sosial.Tapi juga memunculkan kemandirian ekonomi bagi keluarga penerima manfaat.

program-pena.jpg

Apa itu program Pahlawan Ekonomi Nusantara? Program ini merupakan bantuan modal usaha bagi KPM dengan kategori kemiskinan ekstrem. Mereka diberikan modal usaha minimal Rp 6 juta per KPM.

Ada lima klaster usaha yang dapat dipilih yaitu makanan, kerajinan, jasa, pertanian, dan peternakan. Program PENA ini selaras dengan keinginan Kemensos RI mewujudkan target pemerintah untuk kemiskinan ekstrem nol persen pada 2024 mendatang.

"Untuk mendorong program angka kemiskinan ekstrem nol persen, saya pikir tidak bisa dengan cara memberikan bantuan sosial setiap bulan," ungkap Mensos Risma.

Mensos Risma optimis program PENA akan berhasil jika penangannya dilakukan secara benar. Dia mencontohkan punya binaan anak disabilitas yang diberikan modal usaha. Hasilnya, 6 bulan kemudian sudah mampu membeli sepeda motor sendiri.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik, Wimmy Halim S.IP., M.Sos mengungkapkan program PENA ini bisa menjadi gebrakan yang harus terus dilakukan.

“Program ini harus jadi prioritas karena membuat warga dengan kategori kemiskinan ekstrem untuk mandiri,” tutur Dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES