Ekonomi

Cuaca Buruk di Situbondo Bikin Harga Cabai Rawit Tembus Rp 70 Ribu

Kamis, 16 Februari 2023 - 14:33 | 114.52k
Pedagang cabai kriting tak lagi menjual cabai rawit karena harganya mahalbdan sepi pembeli. (FOTO: Agus Miftahorrahman/TIMES Indonesia)
Pedagang cabai kriting tak lagi menjual cabai rawit karena harganya mahalbdan sepi pembeli. (FOTO: Agus Miftahorrahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SITUBONDOCuaca buruk dan hujan deras yang terus melanda Kabupaten Situbondo, Jatim, selama sepekan terakhir ini membuat harga cabai rawit mulai merangkak naik di pasar tradisional. Harga cabai rawit di Situbondo, saat ini tembus hingga Rp 70 ribu per kilogram.

Kamis (16/2/2023), para pedagang pasar tradisional di Kota Situbondo mengaku, naiknya harga cabai rawit tersebut terjadi lantaran tanaman cabai rawit milik para petani banyak yang mati, pada musim hujan tahun 2023 ini.

Akibat harga cabai rawit yang melambung tinggi, sebagian pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kota Situbondo memilih tidak menjual cabai, dengan alasan sepi pembeli.

Stok-cabai-rawit.jpgStok cabai rawit yang disediakan pedagang di pasar tradisional Situbondo, sangat terbatas.(FOTO: Agus Miftahorrahman/TIMES Indonesia)

“Saya terpaksa tidak kulakan cabai. Sebab, dengan modal yang cukup besar, namun dalam beberapa pekan terakhir ini sepi pembeli. Bahkan, sebagian emak-emak membeli Rp 2.000,” kata Romlah, salah seorang pedagang di pasar Induk Besuki, Kamis (16/2/2023).

Ratih, salah seorang pedagang sayur mayur di pasar induk Besuki, Situbondo mengatakan, meski harga cabai rawit tembus Rp 70 ribu per kilogram, namun dirinya tetap menjual cabai tersebut, hanya saja dirinya mengurangi jumlah kulakan.

“Sebelum harganya naik, biasanya saya kulakan 10 kilogram perhari. Saat ini, saya hanya kulakan sebanyak empat kilogram cabai saja,” tutur Ratih, saat ditemui di lapaknya.

Pantauan TIMES Indonesia, beberapa pedagang sayur di pasar induk Besuki, banyak yang memilih untuk menjual cabai rawit dengan stok yang jauh lebih sedikit daripada biasanya. 

“Karena harga cabai rawit mahal, Ibu-ibu yang biasanya beli setengah kilo jadinya hanya beli secukupnya. Kadang cuma 1 ons, ada juga yang cuma beli setengah ons,” lanjut Ratih.

Kata dia, terdapat dua alasan dari melonjaknya harga cabai yang terjadi. Pertama cuaca buruk dan curah hujan deras membuat banyak tanaman cabai petani mati dan gagal panen. Kedua, curah hujan yang tinggi membuat kualitas cabai menurun dan jauh lebih mudah membusuk daripada biasanya. 

Ratih menambahkan, sebelum tembus Rp 70 ribu per kilogram, harga cabai rawit hanya  Rp 50 per kilogram. Untuk harga cabai merah keriting Rp 60 ribu per kilogram, sebelumnya masih Rp 45 ribu per kilogram.“Kalau harga cabai rawit hijau tetap Rp 35 ribu hingga sekarang,” pungkasnya.

Dikatakan seorang pembeli di pasar tersebut, alasan turunnya minat beli cabai yang menurun tidak hanya karena harganya yang melambung naik, namun juga kualitas cabai yang menurun.

“Tiga hari yang lalu saya beli cabai sekitar setengah kilogram, biasanya disimpan di kulkas bisa tahan untuk 3-4 hari.Tapi baru dua hari sudah banyak yang busuk, jadi sekarang beli secukupnya saja dulu,” terang Sarifah, yang membeli cabai di pasar induk Besuki, Situbondo kepada TIMES Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES