Harga Beras Meroket, Probolinggo Masuk 8 Daerah dengan Inflasi Tertinggi di Jatim

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Harga beras di pasaran Kota dan Kabupaten Probolinggo, masih tinggi. Tingginya harga itu membawa daerah setempat mendapat reputasi delapan daerah dengan inflasi yoy (year on year) tertinggi di Jatim.
Berdasarkan data rilis dari Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, pada Januari 2023 Kota Probolinggo terjadi inflasi year on year sebesar 5,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,43. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, seluruh kota mengalami inflasi.
Advertisement
Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 7,08 persen dengan IHK sebesar 115,84 dan inflasi y-on-y di urutan ke-8 terjadi di Kota Probolinggo sebesar 5,21 persen dengan IHK sebesar 112,43.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks 10 kelompok pengeluaran, di antaranya: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,34 persen. Sedangkan 1 kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.
DPRD Kabupaten Probolinggo melakukan sidak pada Perum Bulog Probolinggo. (Foto: Dokumen/TIMES Indonesia)
Tingkat inflasi month to month (m-to-m) Januari 2023 sebesar 0,22 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) Januari 2023 sebesar 0,22 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2023, di antaranya: bensin, beras, emas perhiasan, telur ayam ras, air kemasan, rokok kretek filter, tempe, sabun mandi dan solar.
Sedangkan, IHK sebesar 115,84 di Bumi Rengganis ini masuk di urutan ke-6 dari delapan kota yang mengalami inflasi yoy tertinggi di jatim. Sementara, di level Nasional atau Pulau Jawa, Probolinggo masuk diurutan ke-21 dari 26 kota dengan inflasi tertinggi pada Januari 2023.
"Inflasi yang terjadi di Probolinggo, sejatinya bukan karena dari beras saja. Ada beberapa komoditi lain yang menjadi penyumbang, bensin, rokok dan sebagainya," ungkap Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Probolinggo, Jurianto saat dikonfirmasi, Senin (20/2/2023).
Ia menyampaikan, dengan adanya panen raya beras dalam waktu dekat ini, mampu menekan tingginya harga beras di wilyah setempat. Sehingga, harga beras tak lagi mahal dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.
Pemerintah pun tak tinggal diam dalam menekan mahalnya harga beras ini. Berbagai upaya telah dilakukan, di antaranya operasi pasar bersama Perum Bulog; bekerja sama dengan Pimwil Perum Bulog; pemantauan pasokan beras dan harga pangan di lapangan; dan penguatan cadangan pangan
pemerintah sesuai kemampuan fiskal.
"Banyak upaya yang telah dilakukan, dalam hukum ekonomi perdagangan itu memang betul. Angka kebutuhan mempengaruhi harga jual," pungkasnya.
Sebelumnya, harga beras di pasaran Kabupaten Probolinggo, mulai merangkak naik. Bahkan, harga itu sudah melebihi jauh dari harga eceran tertinggi (HET) beras. Harga beras medium di sejumlah pasar itu rata-rata Rp 11.500 per kilogram. Harga itu sudah melebihi HET yang dipatok pemerintah, yaitu Rp 9.500 per kilogram.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |