Ekonomi

Mencicipi Manisnya Cuan dari Budidaya Lebah Madu di Kabupaten Banyuwangi

Jumat, 24 Februari 2023 - 17:32 | 116.73k
Jenis lebah madu unggul Apis Mallifera yang dibudidayakan di Banyuwangi. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Jenis lebah madu unggul Apis Mallifera yang dibudidayakan di Banyuwangi. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Siapa yang tak suka dengan madu. Minuman surga satu ini memiliki berbagai khasiat dan banyak digemari oleh banyak masyarakat. Selain paham khasiatnya, alangkah baiknya kita juga mengenal lebih dekat budidaya lebah penghasil madu, khususnya di Kabupaten Banyuwangi.

Vegetasi yang masih asri dan luas menjadikan Banyuwangi memiliki banyak potensi yang bisa digali lebih banyak. Seperti saja budidaya lebah madu unggul jenis Apis Mellifera yang berada di Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, yang bisa menghasilkan berton-ton madu setiap musim panen raya madu.

madu-2.jpgPembudidaya Lebah Madu Wongsorejo, Zaini dengan Founder Komunitas Beekeeper's Banyuwangi, Budi Amboyna sedang mengecek keadaan lebah. (Foto : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

Seperti yang dijelaskan oleh Founder komunitas BeeKeepeer's Banyuwangi, Budi Amboyna, bawasanya Banyuwangi, khususnya di Wongsorejo adalah surganya budidaya lebah madu. Disebut demikian karena terdapat perkebunan Randu yang luasnya mencapai 1300 Hektare sebagai sumber utama nektar penghasil madu.

"Musim bunga randu sekitar bulan Agustus, yang berlangsung selama 40 hari lebih dan bisa menghasilkan 20 Ton madu murni selama musim bunga Randu," jelasnya, Jumat (24/02/2023).

Lebih lanjut, Budi, yang juga Owner Osing Honey itu menambahkan dalam satu tahun pembudidaya lebah madu di Banyuwangi bisa menghasilkan madu sebanyak 120 hingga 150 Ton dengan tiga kali panen dalam satu bulan saat musim bunga.

Dan dalam satu satu Rit atau kurang lebih 185 kotak koloni lebah sendiri bisa memamen madunya kurang lebih 1.5 Ton dalam sekali panen.

"Hasil madu di Banyuwangi hampir 80 persen dihasilkan dari pembudidaya yang ada di Wongsorejo, kurang lebih  45 pembudidaya lebah di Banyuwangi, 25 diantaranya adalah pembudidaya lebah di Wongsorejo," tukasnya.

Madu yang dihasilkan dari nektar bunga Randu ini paling banyak disenangi masyarakat, karena unggul dalam aroma, rasa, warna, awet dan tidak mengkristal.

Hanya saja rasa dan kekentalan madu murni yang dihasilkan lebah bisa saja berbeda, hal tersebut dapat dipengaruhi oleh vegetasi pendukung atau bunga liar yang ada dan juga pengaruh cuaca.

"Untuk tahu madu asli atau tidaknya cukup sulit dibedakan. Solusi terbaik dan bisa memberikan banyak manfaat dari madu adalah beli madu langsung dari pembudidaya lebah madu," tandas Budi.

"Budidaya lebah madu tak hanya menghasilkan madu saja, melainkan juga menghasilkam Bee Pollen, Royal Jelly, Propolis dan lilin lebah," imbuhnya.

Sementara itu, pembudidaya lebah madu asal Wongsorejo, Zaini, menjelaskan jika budidaya lebah harus benar-benar siap dengan apa yang menjadi kendala peternak lebah, seperti cuaca buruk yang mengakibatkan bunga berguguran, membuat pembudidaya lebah mengalami gagal penen madu.

Selain itu bisa dibayangkan, dalam budidaya lebah terdapat musim panceklik atau tidak musim bunga, yang berlangsung selama 6 bulan, dengan 220 kotak lebah, Zaini bisa menghabiskan 12 Ton gula untuk 6 bulan, sebagai pengganti nektar lebah dari bunga.

"Saya biasanya memberikan makan dua hari sekali supaya mencegah ratu lebah kabur bila tidak diberi makan," ucapnya.

Di Banyuwangi sendiri terdapat beberapa musim bunga diantaranya Randu, Vernonia, Mangga, Karet, Kopi hingga Kesambi, yang menghasilkan varietas rasa madu yang berbeda-beda dengan musim mekar yang berurutan mulai Agustus hingga Desember.

Meskipun Banyuwangi menjadi salah satu kota penghasil madu terbesar di Jawa Timur, sayangnya Banyuwangi tidak memiliki branding atas penghasil madunya.

Oleh sebab itu Budi Amboyna bersama rekan, saat ini berupaya mencoba mengenalkan hasil madu murni Banyuwangi serta potensi wisata edukasi budidaya lebah madu kepada masyarakat luas dengan menggandeng instansi terkait.

"Selain kita punya branding kota madu mungkin, hal tersebut bisa menjadi ajang meningkatkan kesejahteraan pembudidaya madu di Kabupaten Banyuwangi," tutur Budi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES