Kualitas Mumpuni, Produk Hidroponik Kota Kediri Incar Pasar Lebih Luas

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Urban farming menjadi solusi bercocok tanam bagi wilayah yang tidak memiliki lahan luas, seperti di Kota Kediri. Semakin hari makin banyak masyarakat terjun ke dunia urban farming dengan menanam hidroponik.
Di Kota Kediri sendiri ada sekitar 300 petani hidroponik yang masih taraf hobi, sementara itu juga ada sekitar 50 petani yang memiliki lahan masuk di taraf ekonomi. Kedepan, dengan kebun hidroponik makin bertambah dan kualitas yang makin mumpuni Kota Kediri akan mencari pasar yang lebih luas bagi produk hidroponik.
Advertisement
Apalagi saat ini permintaan masyarakat terhadap sayur hidroponik meningkat. Tidak hanya itu masyarakat juga mulai memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan makanan yang dikonsumsi.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan
sayur hidroponik produksi Kota Kediri memiliki kualitas yang bagus dan membutuhkan pasar yang lebih premium.
"Saya lihat kualitasnya ini sudah kualitas ekspor. Nanti bisa dipelajari lebih lanjut dan mencari eksportir sayur terdekat,"ujar Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kamis, (9/3/2023).
Beberapa produk hidroponik Kota Kediri saat ini sendiri sudah mulai masuk supermarket. Seperti dari Komunitas Hidroponik Kota Kediri (Kohikari), yang baru saja melakukan kontrak kerja dengan Golden Swalayan, Hypermart, Samudra, dan Superindo.
Keempatnya merupakan supermarket besar di Kota Kediri. "Saya juga minta kepada supermarket untuk memberikan masukan dan saran kepada Kohikari supaya kualitas produk tetap bagus dan bisa memenuhi kebutuhan pasar," imbuh Wali Kota Kediri.
Empat produk Kohikari yakni selada air, pokcoy, bayam hijau, dan bayam merah juga baru saja mendapatkan,
Sertifikat Prima 3. Sertifikat ini menandakan bahwa sayur hidroponik layak untuk dikonsumsi tanpa timbal, bakteri ecoli dan kandungan berbahaya lain.
"Jadi siap dikonsumsi dan aman," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri M Ridwan menjelaskan untuk mendapat sertifikat prima 3 harus melalui pengujian bebas residu pestisida dan residu logam berat.
"Harapannya produk yang dijual nanti bisa memiliki nilai tawar yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.