Sinergisitas Bulog dan Pemkot Bandung Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi
TIMESINDONESIA, BANDUNG – Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung, Pemkot Bandung bersinergi dengan Bulog. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mencapai angka 5,41 persen. Angka tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dan juga level nasional.
Seperti diketahui Bulog berperan penting dalam menjaga kebutuhan masyarakat utamanya dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok.
Advertisement
“Bulog Cabang Bandung berhasil memperoleh Rp13 miliar dalam empat bulan sejak Januari-April 2023. Capaian ini menjadi omzet terbesar untuk wilayah Jawa Barat,” ujar Wakil Pimpinan Perum Bulog Cabang Bandung Periode 2020-2023, Imas Iin Lasmawati di kantor cabang Bulog Bandung, Rabu (3/5/2023).
Ia menjelaskan, omzet tersebut berasal dari hasil penjualan beras dan bahan pokok lain, seperti minyak, gula, terigu, dan daging.
Sementara itu, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Bulog sebagai mitra strategis Pemerintah Kota Bandung, terutama dalam mengakomodasi kebutuhan pokok masyarakat.
"Bulog merupakan mitra Pemkot Bandung yang mampu mengayomi dan mengakomodasi salah satu kebutuhan masyarakat terutama beras. Bulog ikut berjibaku saat kita mengalami kesulitan seperti Covid-19," terang Ema.
Tambahan lagi, menurut Ema, peran Bulog sebagai mitra Pemkot Bandung juga dirasakan dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Beberapa program kolaborasi yang dijalin seperti Pasar Murah dan Operasi Pasar.
Ema mengungkapkan bahwa peran Bulog sangat luar biasa. Ini menjadi salah satu strategi untuk mengendalikan inflasi di Kota Bandung.
Ia memaparkan, tahun lalu Kota Bandung cukup terperosok soal pengendalian inflasi. Bahkan masuk ke ranking 3 nasional sebagai kontributor inflasi tertinggi.
"Kita lakukan perbaikan, salah satunya melalui peran Bulog. Data month to month terbaru per hari ini, inflasi Kota Bandung yaitu 0,32 persen. Kita menjadi posisi kedua terbaik di Jabar,” paparnya.
"Sedangkan year on year, Kota Bandung menjadi yang terbaik. Padahal, kemarin kita sempat menjadi yang terburuk saat year on year-nya sampai di angka 7 persenan," lanjut Ema.
Ema mengakui, biasanya inflasi Kota Bandung itu hanya 3-4 persen. Namun, kesalahan perhitungan waktu dalam mengambil kebijakan mengakibatkan inflasi meroket signifikan.
Menurut Ema, kemarin memang salah dalam berhitung waktu dan hikmahnya pemerintah Kota Bandung belajar dari kesalahan itu. Dengan waktu yang terbilang sangat cepat pemerintah Kota Bandung sudah mampu mengendalikan inflasi.
Menurutnya hal tersebut merupakan bahan evaluasi agar pengendalian inflasi yang baik ini bisa memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi ekonomi kota ke depannya.
"Pertumbuhan ekonomi kita sudah cukup naik signifikan dari yang sebelumnya -2,78 persen sekarang menjadi 5,41 persen," jelas Plh Wali Kota Bandung.
Ema berharap, arah positif pertumbuhan ekonomi dan menurunnya inflasi menunjukkan bersatu padunya kekuatan ekonomi kota yang semakin membaik.
"Apalagi Bandung merupakan barometer bagi wilayah lain. Maka dari itu, kami berkeyakinan Pimcab (Pimpinan cabang) Bulog Cabang Bandung yang baru bisa bersinergi lebih baik dengan Pemkot Bandung ke depannya untuk menjadi contoh bagi wilayah lain," harapnya.
Di bawah kepemimpinan Erwin Budian yang menggantikan Yuliani Alzam dan wakil Pimcab Bulog Bandung yang semula Imas Iin Lasmawati digantikan oleh Taufik Seprian, Bulog Cabang Bandung bisa membangun kerja sama yang lebih baik lagi ke depannya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |