Kampung Tempe Kota Probolinggo Merambah Pasar Luar Daerah

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Di Kota Probolinggo, Jawa Timur, ada sebuah kampung yang terus konsisten memproduksi tempe. Bahkan ada 35 perajin tempe, yang rata-rata sudah masuk generasi kedua dan ketiga dan keluarganya. Tak heran jika masyarakat mengenalnya sebagai Kampung Tempe.
Kampung Tempe berada di Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Tepatnya ada di RT 2 dan RT 3 di RW 2. Bahkan kini produksi tempe yang dihasilkan mulai merambah pasar luar daerah. Seperti Lumajang misalnya.
Advertisement
Rebudi, salah satu pengrajin tempe generasi kedua mengaku jika kampung tersebut kini mulai dikenal oleh kalangan masyarakat sebagai Kampung Tempe. Sebelumnya, kampung tersebut secara mandiri melakukan pengolahan tempe dan turun temurun.
"Bahkan dari total 35 pengrajin yang berada di RT 2 dan RT 3 pada RW 2 itu sudah masuk generasi yang kedua dan ketiga. Jadi memang produksi tempe di kampung ini sudah turun temurun mas," kata pria 35 tahun pada saat ditemui TIMES Indonesia, Senin (10/7/2023) siang.
Selanjutnya pada tahun 2019 Pemerintah Kota Probolinggo mulai menggalakkan kampung tematik. Sehingga berdasarkan hasil kesepakatan, kampung tersebut diberikan nama Kampung Tempe. "Dan hingga kini kampung ini dikenal dengan julukan Kampung Tempe dengan jumlah pengrajinnya capai 35 pengrajin mas," imbuh Rebudi.
Sahid (27) salah satu perajin tempe pada saat melakukan proses pengolahan. (Foto : Rebudi For TIMES Indonesia)
Selain rasa guyub yang tampak, saban hari aktivitas di kampung itu tampak padat. Mengapa tidak! Sebab, warga di kampung tempe mulai bangun pada pukul 03.00 selanjutnya mereka mulai mempersiapkan diri untuk memproduksi tempe. Proses produksi dimulai pukul 04.00 dan biasanya kedelai yang sudah disulap jadi tempe siap pada pukul 12.00. "Untuk produksinya dari total 35 pengrajin itu ada sebanyak 11.100 Kg kedelai perharinya mas," tegas Rebudi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nur Halimah, 65. Menurutnya, produksi tempe yang dibuat oleh Kampung Tempe kualitasnya tidak kalah saing dengan produk UMKM atau bahkan pabrikan. Terbukti dengan jumlah produksi yang tinggi perharinya. Tentunya kami terus menjaga kualitas tempe yang kami produksi dan sudah diajarkan secara turun temurun ini mas, lanjut Nur Halimah.
Bahkan, tempe hasil olahan dari kampung tersebut bukan hanya merambah pasar lokal di Kota Probolinggo saja, namun juga sudah menjalar ke Pasar-Pasar yang ada di kabupaten Lumajang. Jadi selain pasar di Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo, tempe kami juga sudah merambah pasar di Kabupaten Lumajang mas," tutup Nur Halimah sembari tersenyum. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sholihin Nur |