Harga Beras di Banyuwangi Naik, Pedagang Kelimpungan
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Harga beras premium di Pasar Banyuwangi, Jawa Timur, terus merangkak naik. Hal tersebut membuat pedagang sembako kelimpungan dan terpaksa mengurangi stok beras premium akibat penjualanya terus menurun.
Dari hasil pantauan TIMES Indonesia di Pasar Banyuwangi pada Senin, (4/9/2023), harga beras premium dibandrol dengan harga Rp14.000 per kilogram (kg). Sedangkan beras medium Rp12.500 per kg.
Advertisement
Berdasarkan data dari pengelola pasar Banyuwangi, kenaikan harga beras premium mulai terjadi pada 22 Agustus 2023 lalu, dimana dari sebelumnya Rp13.000 per kg, kini menjadi Rp13.500 per kg. Harga tersebut bertahan hingga akhir bulan dan pada 31 Agustus kemarin, harga beras premium kembali naik sebanyak Rp200 hingga menjadi Rp13.800 per kg.
Salah satu pemilik toko sembako di Pasar Banyuwangi, Inayah. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Bukannya menurun namun harga beras premium pada tanggal 2 September 2023 kembali mengalami kenaikan hingga menyentuh harga Rp14.000 per kilogram yang bertahan hingga hari ini.
Melambungnya harga beras tentu membuat beberapa pedagang kebingungan. Salah satunya yakni pemilik toko sembako Sumber Rezeki di Pasar Banyuwangi, Inayah. Ia mengeluh karena peristiwa naiknya harga tersebut membuatnya mengalami penurunan penjualan beras premium.
Inayah bercerita, kini ia hanya bisa menjual satu sak beras premium kemasan 5 kilogram saja dalam sehari selama naiknya harga beras. Padahal, Inayah bisa menjual lebih dari satu sak ketika harga beras normal.
“Bisa jual hingga 3 sak lebih beras premium. Tapi lihat harganya saat ini susah jualnya apalagi beras premium kemasan 5 kilogram," ucap Inayah.
Mengantisipasi hal itu, Inayah mengambil langkah untuk mengurangi stok beras premium.
“Salah satunya ya mengurangi stok beras premium,” cetusnya.
Koordinator Pasar Banyuwangi, Selamet Hariyadi, melalui staf petugas pasar Banyuwangi, Arista Lila Candra, mengatakan bahwa kenaikan harga beras premium ini sudah lama terjadi.
Lebih lanjut, Arista menjelaskan jika kenaikan harga beras diperkirakan terjadi akibat gagal panen dari petani-petani. Banyaknya hama yang menyerang hingga cuaca ekstrem kemarau panjang yang berpotensi membuat harga gabah menjadi mahal.
"Kabarnya saat ini petani sedang banyak yang gagal panen," terangnya.
Untungnya, Arista menambahkan, upaya dari pihak terkait untuk membantu menstabilkan harga beras melalui suplai beras dari Bulog Banyuwangi dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dapat mengurangi sedikit beban.
Untuk diketahui, suplai beras SPHP sudah berjalan di pasar Banyuwangi kurang lebih dua bulan. Perdua hari sekali ritel-ritel di pasar Banyuwangi akan dikirimi beras medium kurang lebih 50 sak beras per toko dengan kemasan 5 kg.
Ya kurang lebih setiap toko beras di Pasar Banyuwangi mendapat 2,5 kuintal beras medium SPHP,” paparnya.
Untuk harga beras medium SPHP sendiri terbilang cukup murah dari beras medium lain. Dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp10.900 per kilogram atau kurang lebih Rp54.500 beras medium SPHP kemasan 5 kilogram.
"Sebenarnya harga beras medium SPHP ini juga naik per 1 September kemarin, dari yang harga Rp9.540 per kilogram menjadi Rp10.900 per kilogram," tandas Arista. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |