Jatim Masih Jadi Magnet Investor Asing, Amerika Pemodal Tertinggi

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Peta industrial Jawa Timur (Jatim) masih menjadi primadona investor dari negara lain. Sumber dana berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Adapun PMA Jatim menduduki peringkat kelima di Indonesia dengan mencatat suntikan investasi sebesar Rp15,1 triliun sepanjang triwulan II tahun 2023.
Advertisement
Lima negara masuk dalam Top 5 PMA Jatim. Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Hongkong dan Korea Selatan.
Realisasi investasi PMA dari negara tersebut banyak didukung oleh sektor pertambangan sebesar Rp6,6 triliun, industri logam dasar Rp3,2 triliun, industri kimia farmasi Rp1,5 triliun dan industri makanan Rp0,6 triliun.
"Realisasi investasi PMA di Jatim meningkat 4,1 persen triwulan II tahun 2023. Peningkatan tersebut didukung karena banyak para investor asing tertarik kepada Jatim," terang Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur (DPMPTSP) Dyah Wahyu Ermawati, Rabu (20/9/2023).
Amerika Serikat merupakan negara investor terbesar. Nilai investasinya mencapai 48,1 persen dengan realisasi PMA Rp7,3 triliun pada triwulan II tahun ini dari total realisasi investasi PMA keseluruhan Rp15,1 triliun.
Sementara investor negara lain berasal dari Jepang sebesar 22,7 persen. Nilai investasi Rp3,4 triliun.
Kemudian Singapura 5,7 persen atau sebesar Rp0,9 triliun, Hongkong RRT 5,6 persen sebesar Rp0,8 triliun dan Korea Selatan sebesar 3,6 persen dengan realisasi investasi Rp0,5 triliun pada triwulan yang sama.
Setiap negara asal investor memiliki kecenderungan minat akan sektor tertentu.
Dari angka tersebut misalnya. Amerika Serikat dengan Freeport Indonesia menguasai investasi sektor pertambangan di Kabupaten Gresik.
Nilai modal Freeport Indonesia mencapai Rp6,52 triliun atau 91,0 persen dari total realisasi investasi AS di Jatim yang sejumlah Rp7,3 triliun pada triwulan II tahun ini.
Perusahaan Amerika lain, Manyar Maju Refinery berupa industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya di Kabupaten Gresik. Nilai investasi sebesar Rp0,58 triliun.
Kemudian Medco Cahaya Geotermal di Kabupaten Bondowoso. Berupa sektor listrik, gas dan air pertambangan. Total investasi AS di sektor ini sebesar Rp0,09 triliun.
Autokrindo Pratama di Kabupaten Gresik berupa industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain senilai Rp0,04 triliun dan Sorini Agro Asia Corporindo di Kabupaten Pasuruan berupa industri makanan sebesar Rp0,01 triliun.
Sedangkan investasi Jepang mayoritas adalah sektor industri logam sebesar 63,7 persen atau sejumlah Rp2,2 triliun dari total nilai investasi Jepang Rp3,4 triliun.
Adapun rincian perusahaan asal Jepang yang menanamkan modal di Jatim adalah Smelting di Kabupaten Gresik.
Smelting masuk dalam sektor pemain industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya serta industri lainnya. Total realisasi investasi sebesar Rp2,2 triliun.
Kemudian Paiton Energy di Kabupaten Probolinggo berupa sektor listrik, gas dan air, transportasi, gudang serta telekomunikasi sebesar Rp0,2 triliun.
Perusahaan asal Negeri Matahari Terbit berikutnya adalah Yamaha Musical Product Indonesia. Pabrikan Yamaha Musical berlokasi di Kabupaten Pasuruan dengan nilai investasi sebesar Rp0,2 triliun.
Lalu Trias Torobo Astria di Kabupaten Sidoarjo berupa industri karet dan plastik dengan nilai investasi sebesar Rp0,2 triliun dan Meiji Indonesian Pharmaceutical Industries di Kabupaten Mojokerto dengan nilai investasi sebesar Rp0,1 triliun.
Sedangkan realisasi PMA Singapura dialokasikan untuk sektor industri makanan sebesar Rp0,3 triliun dari keseluruhan nilai investasi Rp0,9 triliun pada triwulan II 2023.
Ada PT Tri Sakti Purwosari Makmur di Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan dengan nilai investasi sebesar Rp0,1 triliun,
Paiton Operation and Maintenance Indonesia di Kabupaten Probolinggo sebesar Rp0,09 triliun, Veolia Service Indonesia di Kabupaten Pasuruan dengan nilai investasi Rp0,08 triliun, Greenfields Indonesia di Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang berupa sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan serta industri makanan.
Total investasi Greenfields Indonesia sebesar Rp0,07 triliun. Lalu MLTR Blitar Manis di Kabupaten Blitar dengan suntikan modal Rp0,07 triliun.
Begitu pula Hongkong memilih merealisasikan investasi pada sektor industri logam sebesar Rp0,2 triliun atau 25,9 persen dari keseluruhan nilai investasinya di Jatim.
Sementara Korea Selatan merealisasikan investasi 92,1 persen untuk sektor industri kimia dan farmasi sebesar Rp0,5 triliun.
Angka Investasi Lampaui Target
Secara keseluruhan, angka investasi di Jatim berhasil melampaui target sepanjang Triwulan II 2023. Baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Kepala DPMPTSP Jatim Dyah Wahyu Ermawati mengatakan pertumbuhan realisasi investasi di Jatim secara umum sudah meningkat melewati target rata-rata.
"Pada tahun ini triwulan II tahun 2023, realisasi investasi menunjukkan peningkatan menduduki peringkat ketiga dibandingkan provinsi lain di Indonesia," kata Erma.
Dengan rincian, realisasi PMDN menduduki peringkat ketiga secara nasional mencatat nilai Rp16,0 triliun.
Sementara PMA menduduki peringkat kelima di Indonesia dengan mencatat angka Rp15,1 triliun sampai triwulan II tahun ini.
Maka, total realisasi investasi PMDN dan PMA di Jatim hingga triwulan II 2023 tercatat sebesar Rp31,3 triliun. Angka ini meningkat 3,7 persen dibandingkan semester pertama tahun lalu.
Realisasi investasi PMA di Jatim meningkat 4,1 persen. Peningkatan tersebut didukung karena banyak para investor asing tertarik kepada potensi Jatim.
Sementara PMDN naik 3,2 persen. Adapun sektor paling tinggi adalah perumahan dan kawasan industri serta perkantoran. Kemudian kedua adalah industri makanan dengan nilai Rp3,1 triliun, perdagangan dan reparasi Rp1,6 triliun.
"Menurut sektornya, realisasi investasi tertinggi di Jatim ini adalah pertambangan dengan nilai Rp6,6 triliun setara 21,3 persen dari total realisasi investasi di Jatim. Sektor pertambangan memang mendominasi saat ini," jelasnya.
Potret wilayah realisasi investasi paling tinggi ada di Kabupaten Gresik, kedua di Kota Surabaya dan ketiga di Kabupaten Pasuruan. Kemudian keempat di Sidoarjo dan kelima di Mojokerto.
"Kondisi-kondisi ini memang perlu kita lakukan pemerataan. Maka, beberapa upaya DPMPTSP adalah selalu melakukan kegiatan di wilayah-wilayah lain selain wilayah yang memang banyak dikenal minat investasinya," jelas Erma.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |