Baru 40 Persen UMKM Gunakan Jasa Profesional Digital Marketing

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Masih sedikit UMKM memanfaatkan jasa profesional social media management marketing service. Padahal pendampingan dan pembinaan profesional diperlukan untuk memperkuat branding produk di tengah persaingan aplikasi media sosial. Seperti ME Social Management.
"Kemungkinan UMKM di catatan kami masih 30-40 persen," terang Founder & CEO ME Social Management, Merlianny Effendi di Surabaya, Jumat (6/10/2023).
Advertisement
Sementara UMKM dan brand lokal mengalami pertumbuhan pesat dalam satu dekade terakhir.
Hal ini tidak hanya terpacu pada inovasi dari produk dan layanan yang merepresentasikan kebutuhan pasar di zaman yang dinamis, namun juga oleh perkembangan dunia digital.
Merlianny mengatakan, digitalisasi memungkinkan para pelaku bisnis lokal untuk memasarkan produk melalui media sosial dan market place. Mulai industri, retail, makanan minuman, kecantikan maupun jasa.
"Dunia digital menyediakan arena bagi UMKM dan bisnis lokal untuk mengoptimalkan potensi produk menjadi Iebih luas hingga pasar nasional bahkan internasional," katanya.
Digitalisasi bukanlah tersier lagi bagi bisnis, ini adalah hal wajib yang perlu diberikan perhatian khusus agar bisnis tetap dinamis dan mengikuti perkembangan pasar.
Bahkan, tidak jarang UMKM dan brand lokal yang merintis dan mengandalkan dunia digital dalam promosi dan penjualan bisnisnya.
Hal tersebut bukanlah proses yang instan dan mudah karena membutuhkan perencanaan, strategi dan pengetahuan tentang digital tools dan pengalaman.
Bicara tentang produk digital yang dapat dimanfaatkan, tak hanya terbatas media sosial dan marketplace saja.
Terdapat platform, teknik dan tools di dalamnya yang perlu dieksplorasi untuk hasil maksimal. Termasuk iklan media sosial (Instagram Ads, Facebook Ads, TikTok Ads dan Google Ads).
Kemudian iklan e-Commerce, copywriting, search engine optimization (SEO), endorsement, online campaign dan masih banyak lagi.
"Dalam implementasinya, tentu akan maksimal jika dilakukan dengan strategi yang tepat untuk masing-masing industri," ujarnya.
Ia memberikan contoh. Misal strategi digital yang bagus untuk bisnis food and beverage, belum tentu akan menghasilkan dampak yang sama untuk industri retail.
Sama halnya yang dipelajari oleh M.E. Social Media Management selama 10 tahun terakhir dalam membantu proses digital strategis bagi berbagai industri bisnis lokal.
Tergolong sebagai UMKM di bidang jasa, M.E. Social Media Management memulai perjalanannya 10 tahun IaIu dan terus melebarkan sayap.
Selama waktu tersebut, M.E. Social Meaia Management terus berinovasi dengan study case digital untuk berbagai industri. Dimulai seorang diri pada 2013 oleh Merlianny Effendi, saat ini telah memiliki berbagai divisi dan tim kreatif.
Saat ini, M.E. Social Media Management memberikan berbagai layanan yang dapat membantu bisnis dan UMKM lebih berkembang dan bersaing di dunia digital.
Telah menangani Iebih dari 500 klien dari berbagai industri dan jenis layanan, terus belajar dan berinovasi menyesuaikan perkembangan teknologi dan tren.
Dalam rangka perayaan Anniversary ke-10, M.E. Social Media Management mengundang para influencers yang memiliki content speciality yang berbeda-beda.
Konsep lnfluencers Gathering ini, bertujuan sebagai agenda M.E. Social Media Management bersama para influencers untuk memaksimalkan dan mempertajam value agar dapat membantu bisnis lokal dalam mengikuti arus perkembangan bisnis di dunia digital dan media sosial.
Selaras dengan perayaan 10th Anniversary M.E. Social Media Management, Influencer Gathering diadakan dengan agenda makan bersama dan kegiatan interaktif yang melibatkan berbagai bisnis lokal agar dapat Iebih diketahui engage dengan para influencers.
Termasuk beberapa agenda mengenalkan perjalanan M.E. Social Media Management selama 10 tahun ke belakang dalam mendukung bisnis lokal.
Lalu juga ada Grand Launching New Service dari M.E. Social Media Management, sebagai end-to-end solution bagi business owner untuk memenuhi kebutuhan dari mulai branding, marketing, hingga aktivasi brand.
Kemudian pengenalan Color Theory Workshop & Demo olen Saekjostudio, sebagai salah satu kegiatan interaktif dan edukatif untuk para influencer.
Pada kegiatan ini pula, para influencers akan mendapatkan PR package sebagai invitation dan goodie bag yang disponsori olen para brand lokal.
Acara perayaan M.E. 10th Anniversary diadakan untuk melihat perjalanan M.E. Social Media Management dalam mendukung bisnis lokal eksis di dunia digital selama satu dekade.
M.E telan mendukung bisnis lokal dengan berbagai cara. Seperti edukasi melalui berbagai workshop dan seminar yang sudah dilakukan, mendukung strategi media sosial client selama 10 tahun ke belakang hingga memberikan service.
M.E Social Media Management yang mendukung brand development bisnis lokal. Dukungan-dukungan tersebut semakin besar dengan ditunjuknya M.E. sebagai Tiktop Shop Partner pertama di Surabaya dan juga sebagai Meta Business Partner.
Bisnis Jasa Marketing Digital Tumbuh Pesat
Selama sepuluh tahun berdiri, ME Social Management mengalami pertumbuhan bisnis begitu pesat. Rata-rata di atas 20 persen. Kecuali saat pandemi kemarin.
Founder & CEO ME Social Management, Merlianny Effendi menjelaskan pentingnya digital branding bagi UMKM, Jumat (6/10/2023). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
"Kalau pandemi sempat nih di kuartal tertentu kami juga kena dampaknya, tapi untungnya setelah kuartal 1 atau 2 kuartal langsung get back lagi dan on track gitu," katanya.
Klien perusahaan ini mulai dari korporasi hingga UMKM. Paling banyak dari Jakarta sama Surabaya. Kemudian beberapa klien di kota berkembang. Ada pula klien perusahaan nasional yang pemiliknya tinggal di luar negeri.
"Kita hampir semua layer dari UMKM, bisnis yang menengah untuk berkembang sampai yang korporasi, sama yang multi nasional company kita juga ada," ujar Merlianny.
ME Social Management terus mempertahankan kredibilitas. Merlianny mengakui untuk arena mempertahankan reputasi selama 10 tahun bukan hal mudah.
"Kami bertemu dengan banyak sekali expert dan ahli untuk bisa di titik ini. Kami juga meta business partner, dan TikTok Shop partner, yang di mana kami juga official ber-partner dengan pusat, jadi kalau ada apa-apa kami juga punya second opinion langsung dari pusatnya," ungkap Merlianny.
Polemik Pemblokiran TikTok Shop
Di tengah polemik pemblokiran TikTok Shop, ME Social Management juga masih mempunyai rencana alternatif. Meskipun pada awalnya sempat shock berat.
"Kami memang shock berat. Tapi untungnya ada jarak waktu dari notifikasi pertama sampai akhirnya keputusan akhir sehingga kami punya cukup waktu untuk bikin plan a, plan b, plan c. Ketika skenario itu keluar, kami untungnya sudah tahu langsung mau ngapain, client-client pun juga mereka sudah tahu mau ngapain kurang lebih seperti itu," kata Merlianny.
Secara bisnis internal perusahaan diakui memang tidak terlalu berdampak. Namun dampak itu sangat dirasakan oleh para klien.
Apalagi klien dengan omzet tiga digit ke atas. Jadi tentu kaget ya, tiba-tiba sebulan ada tambahan sekian, jadi otomatis istilahnya mendadak angkanya itu tidak ada," ujar Merlianny.
Namun Merlianny yakin jika customer, pasti akan mencari cara untuk memilih platform belanja lainnya.
"Jadi hopefully beberapa bulan ke depap omzet untungnya tetep aja bagus," harap Founder & CEO ME Social Management. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |