Ekonomi

Inovasi Pertanian Ponpes Raudlatul Muta'allimien Kota Probolinggo Sukses Panen Bawang Merah Berkualitas Tinggi

Selasa, 14 November 2023 - 21:31 | 123.86k
Inovasi Pertanian Ponpes Raudlatul Muta'allimien Kota Probolinggo Sukses Panen Bawang Merah Berkualitas Tinggi.
Inovasi Pertanian Ponpes Raudlatul Muta'allimien Kota Probolinggo Sukses Panen Bawang Merah Berkualitas Tinggi.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pondok Pesantren Raudlatul Muta'allimien di Kelurahan Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur, sukses dalam inovasi pertanian melalui uji coba tiga varietas bawang merah. Jenis Super Pilips, Batu Ijo Nganjuk, dan Batu Lokal Probolinggo telah menghasilkan panen yang memuaskan.

Panen bawang merah tersebut mendapat apresiasi dari Sekda Kota Probolinggo, Ninik Ira Wibawati, karena berhasil dilaksanakan tanpa gangguan hama dan virus tanaman.

Advertisement

Dalam acara serah terima hasil panen, Ninik menyatakan keberhasilan pesantren ini dapat menjadi contoh bagi 33 pesantren lain di Kota Probolinggo.

Ia menekankan jika sektor pertanian pesantren unggul, itu dapat membantu pemerintah menekan angka inflasi melalui stabilisasi harga komoditi pertanian.

"Ponpes ini punya andil besar untuk Pemerintah Kota Probolinggo khususnya, harapannya dari pesantren-pesantren yang lain bisa mereplikasi dari varietas bawang merah ini," ungkapnya, Selasa (14/11/2023).

Dari ketiga varietas bawang merah tersebut, Yason Taufik Akbar, Asisten Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Syari'ah Bank Indonesia (BI), menyatakan bahwa jenis Batu Ijo Nganjuk memiliki tingkat kuantitas yang tinggi.

Panen-Bawang-Merah-2.jpgDari kiri: KH Abdul Aziz, KH Faiz AHZ, Sekda Kota Probolinggo, dan perwakilan BI menunjukkan hasil inovasi pertanian bawang merah dari Ponpes Raudlatul Muta'allimien. (Foto: Lutfi Kaesar for TIMES Indonesia)

"Kalau disetarakan, satu hektare (ha) bisa mencapai 11 ton. Untuk menekan inflasi, tidak hanya dari segi produksi, tetapi juga akan diamati apakah jenis ini diterima oleh pasar atau tidak," ungkapnya.

Namun, Yason juga menekankan pentingnya penerimaan pasar terhadap jenis bawang merah ini. Jika pasar menolak, Bank Indonesia dan Universitas Brawijaya Malang akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk menyesuaikan kuantitas atau mengembangkan kualitas sesuai kebutuhan pasar.

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga turut dilibatkan oleh pesantren ini, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Wilayah Jawa Timur, KH. Faiz AHZ.

"Pesantren melalui masyarakatnya, santri, alumni, simpatisan, dan masyarakat sekitar. Kita harapkan sinerginya, kemudian bahu membahu menggalakkan ketahanan pangan ini," ungkap ungkap pria yang akrab dipanggil Ra Fais itu.

Program pengembangan sektor pertanian ini merupakan inisiatif Bank Indonesia untuk memperkuat ekonomi dan menekan laju inflasi di Indonesia.

Kolaborasi dengan Universitas Brawijaya Malang sebagai tenaga ahli dalam bidang pertanian menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung pesantren dalam mengelola pertanian varietas bawang merah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES