Ekonomi

Mahfud MD Ungkap Korupsi dan Inefisiensi Menjadi Penyebab Utama Sulitnya Pertumbuhan Ekonomi Hingga 7 Persen

Jumat, 22 Desember 2023 - 22:14 | 34.83k
Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD. (FOTO: Youtube KPU)
Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD. (FOTO: Youtube KPU)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengungkapkan alasan sulitnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai 7 persen. Menurutnya, dalam sejarah Reformasi tidak pernah pertumbuhan ekonomi sampai tumbuh 7 persen.

Dalam penjelasannya, calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD yang berdiskusi dengan ahli ekonomi mengungkapkan tidak naiknya pertumbuhan ekonomi menjadi 7 persen karena kebodohan.

Advertisement

“Mereka mengatakan hanya karena kebodohan kita, kita ini tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7% karena kita ini kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang hebat," ujar Mahfud MD dalam acara Debat Pilpres 2024 khusus cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Jumat (22/12/2023).

"Masalahnya apa? Banyak korupsi dan inefisiensi di sektor pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi, belanja pemerintah, ekspor dan impor, investasi, dan banyak korupsi," sambungnya.

Mahfud menjelaskan, berdasarkan hasil CPI transparansi internasional, korupsi di Indonesia terjadi di seluruh lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif secara besar-besaran. Bahkan, korupsi juga terjadi di bumi, laut, dan udara.

“Kita menginjak bumi ada korupsi di tanah dan pertambangan. Kita ke laut ada korupsi di masalah kelautan, kita melihat udara pesawat terbang kita ternyata di udara juga banyak korupsi," jelas Mahfud.

Bicara terkait investasi, Mahfud MD mengungkapkan para investor tidak takut kalau dirinya menjabat sebagai wakil presiden nanti bahkan hal tersebut sangat dinantikan untuk memberantas adanya suap dalam praktik investasi.

"Saya panggil para ekonomi dan para pelaku usaha, 'apa betul Anda takut kepada saya kalau saya Wapres?' 'Tidak, bapak. Justru kami perlu seorang penegak hukum seperti bapak, karena apa kami kelompok investasi di Indonesia ini diperas, mau berusaha ini diperas. Kalau kami bayar padahal diperas lalu ketahuan kami ditangkap katanya kami menyuap," tandas Mahfud MD. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES