Inilah Tips Startup Dapatkan Investasi dari Perusahaan Ventura
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jumlah startup di Indonesia pada Juni 2023 mencapai 2.483 startup. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara mengalahkan Singapura yang jumlahnya hanya 1.102 startup.
Tingginya jumlah startup di Indonesia tentunya membutuhkan dukungan dari investor, salah satunya Central Capital Ventura (CCV), perusahaan yang memberikan investasi berfokus pada startup dibidang Financial Technology (Fintech).
Advertisement
Sebagai perusahaan yang memberikan investasi, Direktur CCV, Adi Prasetyo memberikan tips kepada para startup agar usahanya mendapatkan dukungan keuangan dari perusahaan modal ventura seperti CCV atau lainnya.
“Kalau di kami ada 3 kategori utama yang menjadi perhatian,” ucap Adi dalam dialog Prospek Investasi Startup dan Industri Teknologi 2024 di ICE BSD City, Kab. Tangerang pada Jumat (1/3/2024).
Pertama, lanjut Adi, dari sisi tim dibelakang layar dan manajemen startup tersebut. Menurutnya, dari sisi investor SDM dan manajemen merupakan faktor penting dalam melihat permohonan atau pengajuan investasi.
“Ada Startup yang dimulai dengan sedikit orang dan ketika perusahaannya tumbuh, harus dipastikan akan ada penambahan SDM sehingga pelayanan tetap terjaga dan tidak adanya tumpang tindih pekerjaan,” jelasnya.
Adi mengatakan, dari sisi manajemen juga penting, pasalnya startup yang biasanya didirikan oleh generasi muda ini, kerap mengalami perbedaan yang berakibat pada perselisihan. “Sehingga antara Founder dengan Co-Founder tidak ada koordinasi dan komunikasi yang baik dan akhirnya manajemen yang kurang baik,” katanya.
Kedua, lanjut Adi, produk yang ditawarkan. Ini menjadi penting karena produk yang ditawarkan tentunya harus memiliki masa depan yang panjang dan tidak hanya mengikuti tren saja.
“Meskipun kami berfokus pada fintech tetapi tidak menutup kemungkinan startup yang berorientasi pada teknologi pendukung dari sebuah perbankan seperti Biometrik,” terang Adi.
Adi mengungkapkan, yang terakhir dan tidak kalah penting adalah soal keuangan dari startup tersebut. Ia menjelaskan pada era pasca pandemi Covid-19, pihaknya sudah tidak melihat nilai profit yang tinggi dan besar.
“Sekarang yang dilihat bagaimana mereka mampu menunjukkan profit dan mampu mencapai Break Even Point (BEP) sesuai dengan perencanaan yang diajukan kepada perusahaan investasi,” tandas Adi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |