Ekonomi

Bitcoin Halving, Analisa CEO COINKAMI Steven Anderson: Saatnya Beli dan Tahan 

Sabtu, 27 April 2024 - 19:34 | 451.65k
CEO COINKAMI Steven Anderson saat memaparkan potensi Bitcoin Halving di Atrium Pakuwon Mall Surabaya, Sabtu (27/4/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
CEO COINKAMI Steven Anderson saat memaparkan potensi Bitcoin Halving di Atrium Pakuwon Mall Surabaya, Sabtu (27/4/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pada 20 April 2024 malam kemarin, jaringan Bitcoin kembali mengalami halving keempat. Halving pertama sendiri terjadi pada November 2012. Dan akan terjadi lagi pada 2028 mendatang.

Setiap halving terjadi proses koreksi harga. Suplai Bitcoin dipotong separuh atau setengahnya sehingga jumlah Bitcoin semakin menipis dan langka. Dengan demikian, halving sangat mempengaruhi harga jual Bitcoin ke depan.

CEO-COINKAMI-2.jpgCEO COINKAMI Steven Anderson saat presentasi Crypto Currency di Atrium Pakuwon Mall Surabaya, Sabtu (27/4/2024). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Halving disebut sebagai kesempatan untuk melakukan akumulasi yang normal terjadi pada kripto.

Setiap terjadi halving, Bitcoin akan break through pada harga tertinggi. Tahun ini diperkirakan naik kurang lebih 260 persen. Maka sudah saatnya pemilik melakukan akumulasi, bukan malah cut loss saat terjadi halving.

"Dalam dunia Crypto Currency, ada peluang empat tahun sekali jangan disia-siakan," terang Steven Anderson di sela acara Talk Show Bitcoin Halving"Go Big or Go Home" di Pakuwon Mall Surabaya, Sabtu (27/4/2024).

Efek halving akan terasa pada harga Bitcoin kurang lebih antara 6 sampai 12 bulan. Meskipun tahun ini adalah pengalaman pertama Bitcoin mencapai titik tertingginya sebelum halving.

Diprediksi akhir tahun nanti, harga Bitcoin terus meroket mencapai USD 100 ribu atau Rp1,5 miliar per keping.

"Paling lambat Bitcoin akan menjadi Rp1,5-2 miliar pada tahun depan, pasti naik tinggal kita menunggu waktunya tahun ini atau tahun depan," kata Steven.

Meskipun bukan merupakan save heaven seperti emas, Bitcoin disebut bakal tetap menjadi primadona dalam mendulang keuntungan di dunia Crypto. Terlebih di tengah eskalasi konflik global. Ia menyarankan saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli Bitcoin. 

"Menurut saya, Bitcoin memang masih belum bisa disebut sebagai save heaven tapi Bitcoin mengalami penurunan disebabkan oleh emas. Sekarang adalah saat yang tepat untuk cicil Bitcoin masuk. Kita beli dan tahan, lalu kita jual di tahun depan," katanya. 

Bagi Steven sendiri, Crypto Currency adalah dunia yang sangat potensial. Bitcoin telah mengubah hidupnya menjadi seorang miliarder muda dalam waktu singkat. Berawal pada 2017 lalu ia membeli Bitcoin yang masih seharga Rp10 juta per keping.

Bayangkan saja, saat ini harga Bitcoin sudah mencapai Rp1 miliar. Ia menjadi miliarder di usia 24 tahun. Hanya dalam waktu tujuh tahun. Maka, ia pun tak segan membagikan rahasia sukses tersebut.

"Acara ini merupakan langkah awal dari COINKAMI untuk mengedukasi masyarakat Indonesia tentang peluang baru di dunia Crypto agar blockchain technology semakin dapat dimengerti," kata Steven.

Kepada pemula ia berpesan agar tidak sekadar ikut-ikutan saja, namun harus melakukan riset sebelum memutuskan membeli Bitcoin. "Jangan fomo (fear of missing out). Harus ada pendampingan dari mentor, jangan cuma ikut-ikutan influencer yang ada di sosial media," jelas Steven Anderson. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES