Penerimaan APBN Kediri Raya Tumbuh Negatif di Awal Triwulan II

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Memasuki triwulan kedua tahun 2024, kinerja penerimaan APBN wilayah Kediri Raya mencatat pertumbuhan negatif dan mengalami kontraksi.
Pada bulan April 2024 tersebut, pendapatan tercatat sebesar Rp10.082,21 miliar atau tumbuh negatif sebesar 16,39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Advertisement
Sisi pendapatan yang terdiri dari penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak, masing-masing mengalami tumbuh negatif dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Perpajakan tumbuh negatif sebesar 16,61 persen, membukukan penerimaan sebesar Rp9.912,97 miliar. Sedangkan penerimaan negara bukan pajak tumbuh negatif sebesar 0,79% dan membukukan penerimaan sebesar Rp169,24 miliar.
Sementara itu, penerimaan kepabeanan dan cukai yang diampu oleh KPP BC TMC Kediri mencatat realisasi sebesar Rp9.256,70 miliar atau sebesar 26,74% dari target tahun 2024 sebesar Rp34.619,43 miliar, tumbuh negatif sebesar 18,65% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi pendapatan hanya sektor bea masuk yang mencatatkan pertumbuhan positif yakni 44,27%.
"Namun demikian dari target penerimaan sebesar Rp36.586,80 miliar telah terealisasi sebesar 18,65% atau sebesar Rp10.082,21 miliar," tutur Kepala KPPN Kediri Moch Izma Nur Choironi, melalui Kepala Seksi Bank Yudi Santoso, Kamis (30/05/2024).
Sementara itu, berbeda dengan sisi pendapatan, sisi belanja tumbuh positif 28,19% dari periode yang sama tahun yang lalu. Angka itu juga sekaligus di atas rata-rata nasional sebesar 10,9%.
Di sisi belanja, realisasi sampai dengan 30 April 2024 sebesar 35,59% di atas rerata nasional sebesar 25,5% dari pagu yang ada. Realisasi sebesar Rp3.212,42 miliar terdiri dari belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp838,69 miliar dan belanja Transfer ke Daerah sebesar Rp2.373,72 miliar.
Belanja Transfer ke Daerah sebesar Rp2.373,72 miliar terdiri dari Dana Bagi Hasil sebesar Rp90,83 miliar, Dana Alokasi Umum sebesar Rp1.454,41 miliar, DAK Non Fisik sebesar Rp400,88 miliar dan Dana Desa sebesar Rp419,97 miliar.
Dari sisi wilayah, Kab. Kediri telah menyerap dana sebesar Rp1.068,69 miliar sebagai serapan terbesar, hal ini mengingat luas wilayah juga jumlah satuan kerja yang ada di Kab. Kediri. Kab. Nganjuk sebesar Rp920,63 miliar dan Kab. Trenggalek sebesar Rp635,43 miliar, sedangkan Kota Kediri telah menyerap anggaran sebesar Rp587,65 miliar.
"Bulan pertama Triwulan II adalah pijakan awal untuk bulan-bulan berikutnya, dengan perkembangan yang semakin baik memberikan gambaran kinerja APBN wilayah Kediri Raya ke depan juga semakin baik. Diharapkan dapat memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Kediri Raya," pungkas Yudi.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |