Ekonomi

Lamongan Exportiva, Peluang Emas Bagi Industri dan IKM Lamongan Melangkah Menuju Pasar Global

Kamis, 06 Juni 2024 - 09:44 | 31.72k
Wahyu Kusuma Hadi selaku Koordinator Tenaga Teknis Bidang Standarisasi Produk Ekspor Pengelola Export Center Surabaya saat menerima kunjungan Bupati Lamongan di stand Lamongan Exportiva, Rabu (5/6/2024). (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Wahyu Kusuma Hadi selaku Koordinator Tenaga Teknis Bidang Standarisasi Produk Ekspor Pengelola Export Center Surabaya saat menerima kunjungan Bupati Lamongan di stand Lamongan Exportiva, Rabu (5/6/2024). (FOTO: Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Para pelaku industri dan IKM (Industri Kecil Menengah) di Kabupaten Lamongan akan mendapatkan layanan konsultasi ekspor secara gratis dari Export Center Surabaya

Selama 5 (lima) hari, mereka bisa memperoleh layanan tersebut secara offline di pameran Lamongan Exportiva mulai tanggal 5 hingga 9 Juni 2024 di Sport Center Lamongan (SCL). 

Advertisement

Kehadiran kepanjangan tangan Kementerian Perdagangan ini dalam rangka membantu para pelaku industri dan IKM di Lamongan agar bisa melangkah menuju pasar global.

Pengelola-Export-Center-Surabaya-2.jpg

Karena Export Center Surabaya itu kerjasama dengan beberapa negara kurang lebih ada 40 negara. Dan informasi permintaan terhadap produk yang ada di Jawa Timur itu diinformasikan langsung ke Export Center Surabaya. 

Hal ini disampaikan Wahyu Kusuma Hadi selaku Koordinator Tenaga Teknis Bidang Standarisasi Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Dirjen Pengembangan Ekspor di SCL, Rabu (5/4/2024). 

"Memberikan konsultasi, pendampingan dan pelatihan ekpor merupakan salah satu tugas kami. Tanpa ada batasan waktu, baik itu secara offline maupun secara online. Nah, saat ini kita hadir di Lamongan Exportiva," kata Wahyu. 

Kemudian Export Center Surabaya memberikan pendampingan mentoring kepada pelaku industri dan IKM di Lamongan mengenai persiapan perizinan perusahaan dan persiapan ijin dari produk usahanya. 

Setelah pelaku industri dan IKN ini mempunyai perizinan dan produk usaha yang sesuai dengan standarisasi kebutuhan dari negara-negara tujuan ekspor maka akan diberikan buyer inquery. 

"Artinya bila mereka yang sudah siap ekspor kita carikan buyer (pembeli). Tentu saja kemasan dan labeling yang kita ajarkan semuanya harus sesuai standarisasi kebutuhan ekspor," ujarnya. 

Ada hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku industri dan IKM, Wahyu mengungkapkan, setiap negara tujuan ekspor mempunyai standarisasi yang berbeda.

"Misalnya, ekspor ke Malaysia untuk produk F&B hanya membutuhkan halal sudah bisa masuk. Beda dengan negara di Benua Amerika dan Eropa itu harus HACCP dan CMP. Selain itu juga diperlukan kualitas dan kapasitas produk usahanya," katanya. 

Sebelum timbulnya kontrak dengan negara tujuan ekspor, Wahyu mengatakan, pelaku industri dan IKM ini harus mempresentasikan produknya selama 4-5 menit ke buyer yang sudah dihubungkan dalam Bisnis Matching. 

"Jadi itulah itu tugas pokok kami, yakni meningkatkan value penjualan ekspor yang ada di Jawa Timur. Serta membuka jalan bagi perusahaan yang sudah ekspor bisa ekspor ke negara tujuan yang baru," ucap Wahyu Koordinator Tenaga Teknis Bidang Standarisasi Produk Ekspor di Export Center Surabaya saat hadir di Lamongan Exportiva. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES