Menperin: Tingkatkan Popularitas Sagu Indonesia Lewat Edukasi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa edukasi mengenai komoditas sagu sangat diperlukan guna meningkatkan popularitas industri sagu di Indonesia. Menurutnya, rendahnya popularitas sagu menjadi penghambat dalam proses pengembangan dan riset, sehingga potensi komoditas ini sulit dioptimalkan.
"Kita perlu edukasi bahwa sagu dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat dan tentu industrinya dapat dikembangkan agar Indonesia dapat menjadi salah satu pemasok pati sagu terbesar di dunia," ujar Agus di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Advertisement
Agus mengungkapkan bahwa untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen sagu dunia, masih terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi, salah satunya adalah alur rantai pasok bahan baku sagu.
Indonesia memiliki lahan sagu seluas 5,5 juta hektare, yang mencakup kurang lebih 85 persen lahan sagu di dunia. Namun, saat ini pemanfaatannya masih kurang dari 4 persen.
Data dari Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2022 menunjukkan bahwa luas lahan yang dimanfaatkan hanya mencapai 112 ribu hektare dengan total produksi 386 ribu ton.
Selain itu, lahan sagu di Indonesia masih didominasi oleh perkebunan rakyat dengan persentase penguasaan lahan sebesar 94,34 persen, dan berkontribusi sebesar 99 persen terhadap produksi sagu.
"Infrastruktur perkebunan rakyat ini masih sangat sederhana dengan fasilitas penunjang yang minim. Hal ini menyebabkan rantai suplai sagu dari hulu ke hilir menjadi sangat terbatas," kata Agus.
Menperin juga menyoroti pentingnya peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM) dalam industri pengolahan sagu.
"SDM untuk pengembangan industri pengolahan sagu dinilai masih minim sehingga perlu mendapat perhatian lebih. Oleh karena itu, ini perlu perhatian khusus untuk mempercepat peningkatannya," ucapnya.
Disebutkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan berbagai upaya guna meningkatkan hilirisasi pengembangan sagu. Beberapa langkah yang telah diambil antara lain pengembangan diversifikasi produk, fasilitasi kerja sama antar industri pengolahan dan pengguna, mendorong program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta program restrukturisasi mesin dan peralatan bagi industri pengolahan sagu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |