PT Internusa Kolaborasi dengan Perusahaan Lokal Bondowoso Buat Mobil Anti Drone

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Indonesia Defence 2025 merupakan pameran industri pertahanan, baik dalam maupun luar negeri yang berlangsung 11-14 Juni.
Uniknya satu mobil anti drone yang mejeng di salah satu booth ada peranan warga lokal Bondowoso, Jawa Timur. Desain dan mekanis mobil milik Pt Internusa itu dikerjakan oleh HUNAY, sebuah perusahaan asesoris kendaraan overland asli Bondowoso.
Advertisement
Desain dan mekanis mobil pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) itu dikerjakan oleh HUNAY, sebuah perusahaan asesoris kendaraan overland asli Bondowoso.
Sementara Indonesia Defence 2025 yang berlangsung di Jiexpo Jakarta tersebut diikuti 42 negara dan 1180 perusahan.
Owner and Founder Brand HUNAY atau Karoseri PT Pratama Kreasindo Perkasa, Yanuar menjelaskan, mobil yang di-makeover merupakan kendaraan jenis Toyota Hilux Double Cabin.
“Kita menjadi bagian yang mengerjakan mobil pesanan Kemenhan, bersama PT Internusa Pasific Perkasa Jakarta,” kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (13/6/2025).
Kerja sama proyek ini berawal saat Kemenhan memesan mobil ke PT Internusa. Sementara Internusa sendiri merupakan perusahaan yang fokus ke elektrik, khususnya jammer atau perangkat yang digunakan untuk mengganggu atau memblokir sinyal.
Perusahaan tersebut kemudian mencari produsen yang bisa mendesain dan memodifikasi mobil agar bisa memenuhi kebutuhan mereka, khususnya untuk mendukung kinerja alat yang akan mereka pasang. Yakni berupa jammer drone dan jammer sinyal.
Kemudian pihak Internusa mempercayakan desain dan rancangan mekanik mobil yang diberi nama The Frontier tersebut kepada HUNAY.
“Alhamdulillah kami memiliki peranan besar dalam proyek pembuatan mobil The Frontier ini. Beberapa fungsi mekanis dan desain dari kami. Sementara brand The Frontier yang disematkan itu dari PT Internusa,” jelas dia.
Pengerjaan mobil The Frontier tersebut cukup memakan waktu yang tidak sebentar. Dikerjakan di bondowoso sejak Mei hingga September 2024.
Prosesnya relatif lama karena ada tiga hal yang dikerjakan. Pertama proses desain yang didalamnya ada beberapa tahapan. Pihaknya harus mengakomodasi apa yang menjadi kebutuhan mereka secara teknis, dan kemampuan pengerjaannya.
Kedua kata dia, dalam proses desain dan pengerjaan di bengkelnya yang ada di Wonosari itu tentu ada revisi, sehingga perlu ada perubahan.
“Ketiga terkait materialnya, yang digunakan adalah aluminium. Material aluminium ringan tapi tetap kuat. Nah proses itu yang memakan waktu sangat lama,” paparnya.
Menurutnya, bumper mobil berbahan aluminium sebagai bahan untuk desain ada Australia, Amerika, dan Thailand. Itupun baru-baru ini penggunaannya. "Alhamdulillah kita sudah lama untuk di Asia, juga bagian yang awal," jelas pemilik perusahaan yang didirikan 2008 itu. .
Adapun untuk perubahan wujudnya lanjut dia, sekitar 30 persen berubah. Body utama dibiarkan, namun untuk bumper mobil dirubah, dengan menggunakan material aluminium.
Sementara perubahan yang paling menonjol dari kendaraan ini adalah bagian bak belakang. Dimana pihaknya menambahkan semacam box yang bisa buka-tutup, karena di sana akan dipasang alat yang keluar dari box tersebut.
"Alhamdulillah itu murni desain dari kami. PT Internusa hanya menyampaikan fungsi, kami yang mendesain secara estetik atau mekanisnya," ungkapnya.
Jadi untuk mekanis dikerjakan di Bondowoso oleh HUNAY. Yakni meliputi canopy retract, retract camera, bumper, control box, roof rack dan antena box.
Sementara electrical dikerjakan oleh PT Internusa Pasific Perkasa. Yakni meliputi kamera, jammer drone dan jammer sinyal.
Mobil ini nanti menjadi pengawalan pejabat negara dan melindungi dari serangan drone. Yakni digunakan Kemenhan untuk pengawalan presiden. Menurutnya, baru ada dua yang memproduksi di Indonesia yaitu buatan PT Pindad dan The Frontier.
“Ini kan dikerjakan oleh divisi perakitan dan kepala divisi perakitan HUNAY, Febrian Togo. Semua asli warga Bondowoso. Saya berharap ini bisa embangkitkan semangat anak muda, bahwa kita anak Bondowoso harus bisa bersaing,” ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |