Bangkitkan Semangat Perfilman Indonesia, Film Kuldesak Kembali Tayang di Bioskop

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Masih ingat Film Kuldesak? Bagi remaja era '90 an pasti tahu film ini. Film bergenre komedi gelap itu tayang di bioskop 20 tahun silam, tepatnya pada 27 November 1998.
Setelah dua dekade, film hasil kolaborasi empat sutradara Indonesia itu akan kembali diputar.
Advertisement
Mira Lesmana yang dulu turut menyutradari Kuldesak mengatakan pemutaran kembali film ini sebagai, refleksi 20 tahun Kuldesak. "Ini sebagai pengingat bagaimana film Kudesak dibuat dengan bergotong royong sehingga membangkitkan kembali perfilm an Indonesia," kata Mira Lesmana.
Kuldesak benar-benar dibuat dengan prinsip gotong-royong, di mana seluruh pemain dan kru tidak dibayar sepeser pun.
Ya, film Kuldesak dahulu berawal dari obsesi empat pemuda yang marah dengan keadaan dan ngotot membuat film meski hampir mustahil.
Ada empat segmen cerita yang dijahit menjadi satu dalam film Kuldesak. Masing-masing ditulis dan disutradarai oleh Mira Lesmana, Nan Achnas, Riri Riza, dan Rizal Mantovani.
Kata Kuldesak sendiri merupakan kata serapan dari frasa Bahasa Katalan cul-de-sac yang berarti jalan buntu tersebut kepada tiga rekannya.
Cerita berfokus pada empat anak muda di Jakarta pada pertengahan 1990-an.
Konflik mereka dieksplorasi dalam 110 menit durasi. Ada Dina (Oppie Andaresta), penjaga loket bioskop yang terobsesi pada pembawa acara TV populer. Andre (Ryan Hidayat), musisi tidak bahagia yang selalu menyamakan diri dengan vokalis Nirvana, Kurt Cobain.
Sementara Aksan (Wong Aksan), bermimpi menjadi sineas tapi tak punya dana untuk membuat film. Tokoh terakhir yang tidak kalah penting yaitu Lina (Bianca Adinegoro), pegawai biro iklan yang hendak membalas dendam atas perlakuan tidak senonoh dari atasannya.
Mira Lesmana menceritakan proses produksi Kuldesak dilakukan secara bergerilya sejak 1995 hingga 1998. Sutradara yang pertama kali melakukan pengambilan gambar untuk film Kuldesak adalah Riri Riza pada Desember 1995, disusul Nan Achnas pada 1996. Mira Lesmana melanjutkan di tahun 1997 dan Rizal Mantovani merampungkannya pada akhir 1997.
"Proses pembuatannya dianggap ilegal lantaran pada masa tersebut menjadi sutradara harus memenuhi berbagai persyaratan rumit," terang perempuan yang kini lebih memilih menjadi produser itu.
Terlebih, saat itu perfilman Indonesia tengah vakum. Sudah sekitar 10 tahun tidak ada sineas dalam negeri yang memproduksi film. Tidak heran jika Kuldesak disebut sebagai penanda era baru perfilman Indonesia yang mengorbitkan nama Mira dan keempat rekannya.
"Semua bergerak membuat sesuatu untuk perfilman Indonesia. Generasi film yang baru bisa menengok ke belakang dan belajar dari proses dan semangat berjejaring itu, juga melihat karakter-karakter dalam film yang memiliki referensi budaya pop pada masanya," ungkap Mira.
Film Kuldesak akan ditayangkan pada satu jadwal pemutaran di sembilan kota pada 30 Desember 2018 mendatang. Penikmat film bisa menyaksikannya di bioskop XXI Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, dan Padang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |