Mr D dan Asri Nugroho 'Tarung' Karya Lukis, Bermain dan Mempermainkan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dua seniman lukis kawak bakal menggelar sebuah pameran bersama. Adalah Mr D- pelukis 'genre' QR Art bernama lengkap Doddy Hernanto dan Asri Nugroho, pelukis realis tersohor asal Sidoarjo.
Asri Nugroho sendiri merupakan Biro Senirupa Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Balai Pemuda sekaligus kurator. Sedangkan Mr D dikenal dengan karya-karya lukis sentuhan teknologi QR Art yang telah memiliki paten. Banyak tokoh telah menyimpan maha karyanya.
Advertisement
Bagi Mr D, teknologi adalah tools untuk mempermudah kerja. Sebab, dalam dunia seni harus ada kekinian dan dinamisasi.
"Content is the king. Sketsa bergerak itu dinamis," ungkapnya, Rabu (29/11/2023).
Sementara itu, Kurator Seni Rupa Asri Nugroho memiliki pandangan tersendiri. Menurut Asri, Mr D selalu mempunyai kegelisahan tanpa henti untuk melakukan perubahan sesuai impiannya.
"Dalam kehidupan sehari-harinya pokoknya dia harus berbeda dengan pelukis lain. Di sini sudah terasa kalau perjuangan mencari hal-hal baru dengan keyakinan yang penuh keberanian untuk masuk sampai di dunia kekinian," terang Asri.
Mereka berdua siap 'duel' jajaran karya mulai 1-5 Desember 2023 di Alun-alun Kota Surabaya, Kompleks Balai Pemuda.
Pameran itu mengusung tema unik, "Bermain dan Mempermainkan".
Pameran berdua Asri Nugroho dan Doddy 'Mr D' Hernanto adalah eksplorasi seni lukis wujud dari kehidupan sehari-hari antara hitam dan putih, baik dan buruk.
Pameran dikemas dalam bentuk keindahan misteri yang bisa diungkap maupun yang tidak terungkap.
Latar belakang hitam selalu identik dalam tiap sketsa serta unsur aplikasi digital untuk memudahkan penikmat karyanya larut dalam sketsa hidup tanpa batas.
"Sehingga bagi pemirsa lebih mudah untuk mengapresiasinya," jelas Asri Nugroho.
Selain itu, Mr D juga ia lihat selalu haus belajar di arena informasi yang saat ini terlalu sulit untuk ditebak. Perubahan bentuk pemikiran terserap merefleksikan karya-karyanya. Berani mempelajari informasi baru yang berkembang saat ini.
"Mr D adalah seorang pelukis yang selalu mempersiapkan diri untuk mengisi sebuah lembaran baru," ujarnya.
Sementara soal tema, menurut Mr D, bermain dapat terdiri dari interaksi lucu, pura-pura atau imajiner antara individu dan dengan diri mereka sendiri atau mainan.
Praktek bermain terbukti di seluruh dunia dan dapat dilihat pada manusia dan hewan, khususnya dalam perkembangan kognitif dan sosialisasi mereka yang terlibat dalam proses perkembangan dan anak muda.
Bermain sering menggunakan alat peraga, alat, binatang, atau mainan dalam konteks pembelajaran dan rekreasi. Beberapa permainan memiliki tujuan yang jelas dan jika disusun dengan aturan disebut permainan.
Sementara beberapa permainan tidak memiliki aturan atau tujuan seperti itu dan dianggap "tidak terstruktur" dalam literatur. Bermain dan mempermainkan adalah dua hal yang berbeda.
Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan positif, untuk bersenang-senang dan mengembangkan keterampilan. Bermain dapat dilakukan sendiri, bersama teman, atau bersama keluarga. Ada banyak jenis permainan, seperti permainan fisik, permainan intelektual, dan permainan sosial.
Kata "mempermainkan" dapat digunakan dalam berbagai konteks, baik dalam konteks hubungan interpersonal, hubungan asmara, maupun hubungan sosial.
Kata ini dapat memiliki makna yang positif maupun negatif, tergantung pada konteks penggunaannya.
Dalam konteks hubungan interpersonal, kata "mempermainkan" dapat diartikan sebagai sikap tidak serius atau tidak tulus dalam menjalin hubungan. Sikap ini dapat menyakiti perasaan orang lain dan dapat merusak hubungan tersebut.
Dalam konteks hubungan asmara, kata "mempermainkan" dapat diartikan sebagai sikap tidak setia atau tidak bertanggung jawab dalam hubungan. Sikap ini dapat merugikan salah satu pihak dalam hubungan tersebut.
Dalam konteks hubungan sosial, kata "mempermainkan" dapat diartikan sebagai sikap tidak jujur atau tidak adil dalam hubungan. Sikap ini dapat merugikan pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Makna dari "mempermainkan" dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang seniman dan sudut pandang penikmat seni.
Dari sudut pandang seniman, "mempermainkan" dapat berarti sebagai sebuah eksperimen atau eksplorasi untuk menemukan teknik baru atau untuk mengekspresikan ide-ide yang berbeda dari biasanya.
"Seniman dapat menggunakan berbagai macam teknik untuk "mempermainkan" lukisan, misalnya dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak biasa, dengan menciptakan komposisi yang tidak konvensional, atau dengan menggunakan warna-warna yang tidak realistis," kata Mr D menambahkan.
Sedangkan dari sudut pandang penikmat seni, "mempermainkan" dapat berarti sebagai sebuah tantangan untuk menafsirkan makna dari lukisan tersebut.
Lukisan yang "mempermainkan" norma-norma seni tradisional dapat menimbulkan berbagai macam interpretasi, dan penikmat seni dituntut untuk menggunakan kreativitas dan imajinasi mereka untuk memahami makna dari lukisan tersebut.
Ingat dengan kata-kata Ars Longa Vita Brevis dari Leonardo Da Vinci, melekat erat tentang seni dan kehidupan. Pada akhirnya, makna dari "mempermainkan" adalah interpretasi dari masing-masing individu.
"Tidak ada satu makna yang benar atau salah, dan setiap orang dapat memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Seni tidak ada yang salah," kata Mr D.
Gagasan terwujudnya pameran didukung oleh Kawoong Innovation yang fokus bergerak dalam bidang Culture(Budaya), Art (Seni) dan Technology (Teknologi) atau disingkat CAT. Kemudian Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Balai Pemuda, Hotel Tugu Malang dan Hotel Aria Gajayana beserta media online TIMES Indonesia dan ANTARA. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |