Terus Belajar dan Menghargai Penggemar Jadi Kunci Opie Kumis Bertahan di Industri Hiburan

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Bagi masyarakat penyuka komedi, siapa yang tak kenal Opie Kumis. Penampilan yang casual dan memakai topi jadi ciri khas komedian ini. Belum lagi, bicaranya yang lucu disertai dengan mimk dan kumis yang khas, membuat orang-orang selalu mengingatnya.
Opie Kumis yang memiliki nama H. Muchtar Luthfi telah bermain di layar kaca sejak 1995. Beberapa karyanya antara lain Kompor Diamor, Mat Angin, Lorong Waktu. Pada tahun 2023 ia juga terlibat sebagai pemain di KW Super.
Advertisement
Berkecimpung di dunia peran dan komedi sejak lama, Opie Kumis tetap bisa mengikuti dan terlibat peran bersama artis-artis tenar masa kini. Nama seperti Raffi Ahmad dan Ruben Onsu, jadi “teman” akrab bercanda dalam satu program di televisi swasta nasional. Apalagi, pada waktu Olga Saputra (alm.) masih eksis, Opie sering bekerja bareng Olga. Walau terbilang senior, Opie Kumis bisa mengimbangi pola candaan mereka yang sangat update sekalipun.
“Kita harus bisa fleksibel dan mengikuti atau adaptasi dengan pola candaan anak-anak muda sekarang. Terlebih, mereka yang stand up comedy punya gaya dan ciri khas sendiri sehingga bila tidak banyak berinterasi dan belajar bersama mereka, kita akan jauh tertinggal,” ujar Opie Kumis, Kamis (6/6/2024).
“Satu lagi, kita sebagai komedian senior, pantang untuk baper bila mereka, anak muda pada candain kita. Justru, Ketika kita pintar merespon candaan mereka, mereka pun jadi bisa kompak dan ngalir bareng-bareng buat gurauan,” kata Opie Kumis.
Opie pun menceritakan bahwa tampil di televisi sekarang banyak “aturan” yang jadi pagar bagi dirinya untuk bisa eksplor seperti melawak dulu. Ia menuturkan bahwa candaan khas Betawi, untuk saat ini harus dipertimbangkan dulu sebelum dijalankan dalam lawakan sebab aturan oleh Lembaga berwenang penyiaran terkadang banyak “menegur” cara Opie melawak karena tidak sesuai regulasi penayangan. Karena itu, Opie pun harus memahami kondisi melawak jaman sekarang yang aturannya lebih ketat dari sebelumnya.
KPI dan Media Sosial
Ketika ditanyakan perihal kiprah pelawak/komedian senior yang sudah jarang tampil di televisi, Opie pun menjelaskan bahwa ada dilema ketika ia harus tampil di televisi dan mengundang pelawak lain.
Candaannya yang sering "menyenggol" perawakan fisik pelawak lain, ternyata sering diinterprestasikan lain oleh lembaga berwenang pengawas acara pertelevisian, ungkap Opie dan itu membuatnya ditegur.
“Saya pun terkadang bertanya dalam hati, kita berperilaku tertentu yang dinilai menyimpang, akan segera diperingatkan, sementara penampilan banyak orang-orang terkenal di sosial media seperti Youtube, banyak mengumpat dengan kalimat kasar tanpa sensor.Padahal, dampak tontonan di sosial media tersebut bisa langsung mempengaruhi penontonnya,” ungkap Opie.
Namun, Opie mengakui bahwa perkembangan pertelevisi serta aturannya semakin berkembang. Terlebih sekarang media sosial juga sangat berkembang. Baginya yang terpenting sekarang adalah memberikan hiburan terbaik untuk masyarakat Indonesia melalui media informasi apapun.
Opie Kumis mengatakan, fans menjadi salah satu faktor kesuksesannya bisa bertahan hingga saat ini. Opie Kumis berusaha tetap ramah kepada para penggemarnya.
"Saya jika diajak berfoto bersama oleh para fans, sesudahnya saya mengucapkan terima kasih kepada mereka. Bukan mereka yang berterima kasih. Karena fans itulah, saya masih dikenal, dicintai dan dirindukan kehadirannya," kata Opie Kumis menutup pembicaraan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |