Entertainment

Para Pemeran Beri Kesan Selama Main Film Jejak Sang Timur: Pengalaman yang Luar Biasa

Kamis, 12 September 2024 - 18:31 | 41.48k
Sesi sharing film Jejak Sang Timur yang digelar seusai nonton bareng di Auditorium Universitas Brawijaya, Kamis (12/9/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Sesi sharing film Jejak Sang Timur yang digelar seusai nonton bareng di Auditorium Universitas Brawijaya, Kamis (12/9/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – bis_size="{"x":20,"y":20,"w":603,"h":83,"abs_x":247,"abs_y":1641}">Pengalaman luar biasa dirasakan oleh para pemeran film Jejak Sang Timur selama proses pembuatannya. Hal ini mereka ungkapkan dalam acara sharing film interaktif yang digelar seusai nonton bareng film di Auditorium Universitas Brawijaya, Kamis (12/9/2024). Acara tersebut dimoderatori oleh Ketua Bidang Komunikasi IKA UB sekaligus Direktur TIMES Indonesia, Sri Widji Wahyuning.

Dalam talkshow interaktif tersebut, para pemain membagikan pengalaman mereka selama menjalani syuting film yang diproduksi oleh IKA UB bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Film ini mengangkat cerita dari daerah-daerah tertinggal dengan potensi besar, salah satunya Kepulauan Sula.

Advertisement

Laras Sardi, pemeran Timur Flower, menyampaikan kesan mendalamnya tentang keterlibatannya dalam film ini. "Ini bukan project pertama saya dengan Kirana dan Kemendes PDTT. Saya memilih peran ini karena kesempatan seperti ini tidak selalu datang kepada setiap aktor," ujarnya.

Laras juga merasa senang bisa berkeliling Indonesia dan mempelajari daerah-daerah yang jarang didatangi oleh orang-orang. "Bagi saya, ini adalah suatu kebanggaan tersendiri. Saya sudah mempersiapkan mental dari awal untuk menghadapi tantangan ini," tambahnya.

Zidane Azhae, pemeran Cakra, berbagi bahwa ini adalah kali pertama dirinya berakting di depan kamera. "Ini merupakan kesempatan untuk keluar dari zona nyaman saya," kata Zidane, yang berasal dari latar belakang non-aktor dan sedang menempuh studi di Program Studi Ilmu Politik, FISIP Universitas Brawijaya. Pengalaman ini, lanjutnya, telah memberikan banyak pelajaran berharga dalam dunia seni peran.

Kevin Abani, pemeran Sula Sangaji, turut membagikan pengalaman serupa. Ia mengaku mendapatkan banyak kenangan yang tak terlupakan selama proses syuting. "Ini bukan hanya soal peran, tetapi tentang pengalaman hidup yang mendalam," kata Kevin.

Produser film Jejak Sang Timur, Fajaria Menur Windowati, dan Kirana Kejora yang juga penulis skenario, mengungkapkan kebanggaan mereka. Menurut mereka, film ini adalah wujud nyata dari upaya IKA UB dan Kemendes PDTT untuk memperkenalkan daerah-daerah tertinggal yang memiliki potensi besar di Indonesia. Karya ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat akan keindahan dan potensi daerah-daerah seperti Kepulauan Sula, yang sering kali belum diketahui.

Sekjen IKA UB, Dilan Batuparan, yang hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa film ini adalah bagian dari program Kemendes PDTT untuk mengenalkan potensi daerah tertinggal di Indonesia kepada khalayak luas.

“Kepulauan Sula dipilih karena memiliki potensi yang besar namun belum dioptimalkan.  Sula dianggap sebacai daerah yang bisa segera dioptimalkan potensinya.  Dengan adanya program ini, diharapkan daerah-daerah tersebut bisa lebih dikenal oleh dunia,” jelas Dilan.

Film Jejak Sang Timur berhasil menggugah perhatian publik dengan pesan mendalamnya tentang perjuangan masyarakat di daerah tertinggal, sekaligus mengangkat keindahan serta potensi wilayah-wilayah yang selama ini kurang terekspos. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES