Entertainment

Selamat Jalan Emilia Contessa Singa Panggung Asia yang Tak Terlupakan

Selasa, 28 Januari 2025 - 13:01 | 125.97k
Emilia Contessa, seorang legenda musik Tanah Air . (Foto: Dok. DPR RI)
Emilia Contessa, seorang legenda musik Tanah Air . (Foto: Dok. DPR RI)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dunia hiburan Indonesia kembali berduka dengan kabar meninggalnya Emilia Contessa, seorang legenda musik Tanah Air yang dikenal sebagai salah satu penyanyi paling bersinar di era 1970-an. Emilia, yang kerap dijuluki "Singa Panggung Asia," menghembuskan napas terakhirnya pada Senin, 27 Januari, di RSUD Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akibat gagal jantung akut. Ia tutup usia di umur 67 tahun.

Jejak Emas di Dunia Hiburan

Emilia Contessa, yang lahir dengan nama asli Nur Indah Citra Sukma Hati pada 27 Desember 1957, berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Putri sulung pasangan Hasan Ali dan RA Susiani ini sudah menunjukkan bakat luar biasa di bidang tarik suara sejak kecil. Bakatnya yang mencuri perhatian membawa Emilia memulai perjalanan karier di Surabaya sebelum akhirnya dilirik oleh pencari bakat asal Singapura, Lee Kuan Yew.

Advertisement

Perjalanan karier Emilia di Singapura menjadi pijakan awal untuk membangun nama besar. Setahun kemudian, ia kembali ke Indonesia dengan nama panggung baru, Emilia Contessa. Debutnya di layar kaca melalui program hiburan di TVRI langsung mendapat sambutan hangat, dan kariernya pun melesat.

Tak butuh waktu lama bagi Emilia untuk meraih pengakuan internasional. Suaranya yang khas dan karismanya di atas panggung membuat majalah Asia Week menjulukinya "Singa Panggung Asia." Bahkan, New York Times mencatat Emilia sebagai salah satu dari lima artis terpopuler di dunia pada masa itu. Kariernya melampaui batas Indonesia, dengan berbagai penampilan di Eropa, Amerika, dan Asia yang menorehkan prestasi gemilang.

Di dunia musik, Emilia memiliki daftar panjang lagu hits yang masih dikenang hingga kini. Di antaranya "Penasaran," "Layu Sebelum Berkembang," "Angin Malam," dan "Bunga Mawar." Selain itu, Emilia juga menjajal dunia akting dengan membintangi sejumlah film populer seperti Ratapan Anak Tiri, Tetesan Air Mata Ibu, dan Senja di Pantai Losari. Pada tahun 1972, ia dinobatkan sebagai Ratu Foto Model oleh Persatuan Wartawan Indonesia, menandai puncak popularitasnya sebagai figur multi-talenta.

Perjalanan Politik yang Berkesan

Selain di dunia hiburan, Emilia juga meninggalkan jejak di kancah politik. Pada tahun 2014-2019, ia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Jawa Timur. Sebelumnya, pada tahun 2010, Emilia pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Banyuwangi bersama pasangannya, Achmad Zainuri Ghazali. Meski pasangan ini tidak memenangkan pilkada, Emilia tetap dikenang atas upayanya memperjuangkan aspirasi masyarakat Banyuwangi.

Komitmen Emilia terhadap perubahan dan kemajuan sosial menunjukkan sisi lain dari dirinya yang penuh dedikasi. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik sebagai seniman maupun pemimpin yang peduli.

Detik-Detik Kepergian Sang Legenda

Adik bungsu Emilia, Dino Rosano Hansa, mengungkapkan bahwa sang kakak sempat dirawat di RSUD Blambangan setelah mengeluh sakit sejak malam sebelumnya. "Tadi pagi sekitar pukul 07.00 WIB, Emilia dibawa ke rumah sakit karena kondisinya menurun. Namun, meski sudah mendapat penanganan medis, kesehatannya terus memburuk hingga ia meninggal pada pukul 18.00 WIB," tutur Dino.

Dino juga menjelaskan bahwa Emilia menderita diabetes yang semakin memburuk dalam beberapa waktu terakhir. "Diabetesnya naik terus, dari 400 ke 450 hingga akhirnya drop. Dokter sudah berusaha maksimal, tetapi Tuhan berkehendak lain," ujarnya.

Warisan Abadi Emilia Contessa

Kepergian Emilia Contessa meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga dan para penggemarnya, tetapi juga bagi dunia hiburan Indonesia. Namanya akan selalu dikenang sebagai ikon musik yang mampu menyatukan hati banyak orang melalui lagu-lagunya yang abadi.

Denada Elizabeth Tambunan, putri Emilia yang juga seorang penyanyi, turut menyampaikan rasa kehilangan mendalam. "Ibu adalah sosok panutan bagi saya. Ia bukan hanya ibu, tetapi juga guru, sahabat, dan inspirasi," ungkap Denada dalam pernyataan singkatnya.

Kini, Emilia telah pergi, tetapi semangat dan karyanya akan terus hidup di hati para pencinta musik. Selamat jalan, Emilia Contessa. Dunia telah kehilangan "Singa Panggung Asia," tetapi kenangan dan karya Anda akan terus bersinar sepanjang masa.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES