Bersatu Dalam Harmoni, Festival MPS Probolinggo Senandungkan Kebersamaan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Festival Musik Pengantar Sahur atau MPS mengubah malam sunyi di sepanjang Jalan Genggong-Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, berubah menjadi lautan manusia. Malam itu, Jumat (7/3/2025), MPS menghadirkan dentuman musik dan lantunan syair khas sahur, yang membangkitkan suasana kebersamaan.
Sorak-sorai peserta menggema di udara. “Sahur.. sahur! Sahur.. sahur! Mari kita sahur..!!” teriak sekelompok peserta lomba yang terdiri dari 15 orang, mengajak warga untuk meramaikan sahur dengan irama khas.
Advertisement
Festival ini diikuti oleh berbagai kelompok, dari tingkat sekolah hingga peserta umum se-Kabupaten Probolinggo. Setiap kelompok menampilkan kreativitas terbaik mereka, menciptakan suasana yang semarak dan penuh persaingan sehat.
Dengan kostum nyentrik dan koreografi yang unik, para peserta tampil penuh energik. Mereka memadukan tarian dengan lantunan syair yang khas. Berbagai alat musik tradisional dan modern dimainkan, mulai dari drum, kentongan, rebana, hingga alat musik elektrik, membentuk harmoni yang menggugah semangat.
“Selama tiga bulan kami mempersiapkan diri untuk festival ini,” ujar Diki, salah satu peserta, dengan mata berbinar penuh antusias.
Di tengah riuhnya suara tabuhan dan nyanyian sahur, sebuah momen menarik terjadi. Gus dr. Mohammad Haris atau Gus Haris, Bupati Probolinggo, terlihat tersenyum lebar saat salah satu peserta menari gemulai di hadapannya, seolah merayunya.
“Pak Kumis..!! Kamu keren..!!” seru Cahyo, sang pembawa acara, disambut gelak tawa para penonton yang turut menikmati kemeriahan.
Antusiasme warga tak surut, meskipun hujan deras mengguyur lokasi acara. Mereka tetap bertahan di tempat, berdiri berjam-jam demi menikmati pertunjukan yang berlangsung sejak pukul 20.00 WIB.
Hingga pukul 22.17 WIB, kemeriahan semakin memuncak. Para camat pun ikut larut dalam euforia, memberikan saweran kepada peserta dari wilayah mereka masing-masing. Sorak-sorai dan tepuk tangan penonton semakin menggema, menambah semarak suasana malam itu.
Bahkan hingga waktu menunjukkan pukul 23.30 WIB, tak ada tanda-tanda keramaian mereda. Dari anak-anak kecil yang digendong ibunya hingga lansia, semuanya tetap menikmati pertunjukan dengan penuh kegembiraan.
Festival Musik Pengantar Sahur ini bukan sekadar hiburan. Lebih dari itu, festival ini menjadi simbol kebersamaan, pelestarian budaya, serta penggerak ekonomi lokal.
“Kami ingin melestarikan musik patrol yang kini mulai jarang terdengar. Insyaallah, kami akan istikamah menyelenggarakan festival ini setiap Ramadan,” ujar Gus Haris, Bupati Probolinggo sekaligus inisiator Festival MPS.
Festival ini bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga bentuk kecintaan warga Probolinggo terhadap budaya lokal. Dengan semangat kebersamaan yang terus terjaga, Festival MPS akan terus menjadi bagian dari tradisi Ramadan yang dinanti-nantikan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |