Jazz Gunung Bromo 2025, Wisata Musik Budaya Indonesia yang Mendunia

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Jazz Gunung Bromo 2025 kembali menjadi peristiwa budaya yang menyatukan musik, alam, dan seni visual dalam satu panggung megah di kaki Gunung Bromo. Tahun ini, jumlah wisatawan internasional yang hadir mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraannya.
Pertunjukan musik yang digelar di kawasan Jiwa Jawa Resort ini semakin meneguhkan posisinya sebagai agenda wisata budaya berkelas dunia. Kolaborasi musisi nasional, lokal dan pengisi acara dari luar negeri, termasuk dari Prancis, menjadikan Jazz Gunung Bromo 2025 sebagai ajang pertukaran artistik yang semakin beragam dan inklusif.
Advertisement
Para turis asing yang datang mengaku terpesona tidak hanya oleh musik jazz yang berpadu dengan unsur tradisi, tetapi juga oleh suasana magis Gunung Bromo dan kearifan lokal masyarakat Tengger. Tradisi dan spiritualitas masyarakat lereng Bromo memberikan kedalaman makna yang tidak ditemukan di festival musik lain.
“Kami menikmati sekali paduan antara musik, suasana alam, dan nilai budaya lokal. Ini lebih dari konser, ini pengalaman spiritual,” ujar Madeleine Cazenave salah satu musisi asal Prancis, Sabtu (26/07/2025).
Menariknya, suhu malam yang menusuk tidak menyurutkan antusiasme penonton. Mereka bertahan hingga akhir pertunjukan, menikmati alunan musik jazz yang dibalut dengan elemen klasik dan tradisional.
Lampu-lampu panggung yang menyala temaram, kabut tipis pegunungan, serta ratusan pasang mata yang terhanyut dalam harmoni menjadikan pertunjukan ini layak dikenang.
Tidak hanya itu, Jazz Gunung Bromo 2025 juga menghadirkan pameran seni visual yang memikat. Lukisan, grafis, patung, poster film, animasi, instalasi, hingga desain interior dan fotografi, disusun sebagai bagian integral yang memperkaya keseluruhan pengalaman estetika.
Kurator pameran, Mikke Susanto, menyampaikan bahwa kerja sama antara PT Jazz Gunung Indonesia dan BRI membuka peluang besar lintas disiplin seni.
“Jazz Gunung tidak lagi sekadar konser musik, tapi menjadi ruang temu antara berbagai ekspresi seni. Seni visual dan musik berpadu dalam satu ruang dialektika yang cair dan multisensorial,” ujar Mikke.
Jazz Gunung Bromo 2025 menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya kaya akan alam, tetapi juga memiliki keunggulan dalam diplomasi budaya melalui musik dan seni.
Ke depan, panggung ini diharapkan semakin menjadi etalase seni Indonesia yang terbuka, menghargai tradisi, dan tetap berpijak pada keindahan lokal yang mendunia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |