Balai Pemuda Surabaya, Saksi Bisu Sejarah Kolonial yang Kini Jadi Pusat Aktivitas Publik
Selasa, 04 Maret 2025 - 09:27 | 6.31kTIMESINDONESIA, SURABAYA – Balai Pemuda, yang dahulu dikenal sebagai De Simpangsche Societeit atau Simpang Club, adalah salah satu bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda yang masih kokoh berdiri di jantung Kota Surabaya.
Dibangun pada tahun 1907, gedung ini awalnya berfungsi sebagai tempat hiburan eksklusif bagi kaum elite Belanda. Berbagai aktivitas sosial seperti dansa, pesta, dan bermain biliar kerap dilakukan di sini, menjadikannya simbol kemewahan dan status sosial pada masa itu.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, bangunan ini diambil alih oleh Pemuda Republik Indonesia (PRI). Pada tahun 1957, fungsinya berubah menjadi tempat perkumpulan publik dan namanya pun diubah menjadi Balai Pemuda.
Kini, Balai Pemuda di Jalan Gubernur Suryo No. 15, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya itu, menjadi bagian integral dari kawasan Alun-Alun Surabaya.
Bangunan ini telah bertransformasi menjadi pusat aktivitas publik yang multifungsi, antara lain sebagai Rumah Bahasa; Perpustakaan Kota; Museum Bawah Tanah; dan Pusat Informasi Turis. Balai Pemuda kini jadi bukti adaptasi dan pemanfaatan ruang publik untuk kepentingan masyarakat modern.
Fotografer | : Kamiliya Salsabila Imelda (MBKM) |
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Adhitya Hendra |