Gaya Hidup Ramadhan 2015

Ramadhan, Momen Tepat Bangun Karakter Positif Anak

Kamis, 25 Juni 2015 - 13:17 | 75.89k
Seorang anak setelah mengikuti tarawih jama'ah di Masjid Jami' Kota Malang (Foto: Rully/malangtimes)
Seorang anak setelah mengikuti tarawih jama'ah di Masjid Jami' Kota Malang (Foto: Rully/malangtimes)
FOKUS

Ramadhan 2015

Kecil Besar

TIMESINDONESIATIMESINDONESIA, MALANG – Ramadhan tidak bisa dimaknai sebatas puasa dan sholat tarawih saja. Bagi Sri Susanti Tjahajadini, bulan ramadhan bisa menjadi momen tepat membangun karakter positif anak, meskipun tidak semudah membalik telapak tangan, namun karakter anak dapat dengan mudah dibentuk jika lingkungan keluarga mendukung.

Pengamat pendidikan yang  akrab disapa Santi ini, berkomentar, anak membutuhkan figur supaya karakternya dapat berkembang optimal, orangtua harus mampu menjadi figur yang dapat diterima anak dalam mengembangkan karakter positifnya.

Advertisement

“Anak tidak bisa dipaksakan dengan sistem baru, butuh pendahuluan yang sistematis dan terprogram, supaya anak memiliki kesadaran, harus diawali dari lingkungan keluarga terlebih dahulu, dan ramadhan menjadi moment yang tepat untuk membentuk karakternya secara alami tanpa adanya paksaan,” ujarnya.

Santi, menambahkan, idealnya sebelum ramadhan, orangtua sudah merencenakan program keluarga untuk mengisi agenda selama ramadhan.

“Supaya maksimal, orangtua bisa merencanakan beragam agenda ramadhan bersama keluarga, kami selalu mengajak anak buka puasa bersama, dan tarawih di masjid berbeda, sebelumnya kami berbuka puasa di alun alun dan sholat berjamaah di Masjid Jami Kota Malang. Sederhana, tapi banyak materi edukasi yang bisa diserap anak, seperti memintanya membersihkan sisa makanan, untuk membangun kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan, berinfaq membangun kepedulian sosialnya, sholat berjamaah memperkuat habluminallah dan habluminannas,” ujar kandidat doktor ini.

Santi, menilai, saat ini sudah banyak lembaga pendidikan yang menawarkan program ramadhan, konsepnya lebih kreatif, seperti program baca dan menghafal al qur’an. Orang tua diuntungkan dengan program tersebut, karena bisa membackup kebutuhan religi anak, namun orang tua tetap memiliki tanggung jawab besar membimbing buah hatinya dalam menerjemahkan nilai religi dalam lingkungan sosialnya.

Orang tua memiliki peranan penting dalam membentuk karakter positif anak, harus pandai memberi semangat, reinforcement bisa menjadi pilihan dalam melakukan pendekatan kepada anak. Santi, menjelaskan, metode punishment tidak selamanya efektif diterapkan dalam mendidik anak.

“Orangtua harus bisa memodifikasi metode, idealnya punishment bisa diterapkan dengan muatan reinforcement, misal, untuk mendidik anak tertib melaksanakan sholat 5 waktu, jangan berikan ancaman, tapi berilah tawaran hadiah, supaya anak termotivasi, hingga terbentuk kesadarannya secara alami bahwa sholat merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : =

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES