Dimas Termotivasi Film KKL untuk Mengaji Lebih Baik

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Film biasanya memberi motivasi kepada penontonnya. Tetapi film yang berjudul "Kalam Kalam Langit (KKL)" juga mampu memotivasi pemain utamanya, Dimas Seto. Dimas berkomitmen untuk mengaji lebih baik lagi, semakin banyak menghapal Alquran.
"Dengan konsep beda, KKL semakin melengkapi film religi yang ada," ujar Dimas kepada wartawan saat nobar KKL di City of Tomorrow (CITO) Surabaya, Minggu (3/4/2016).
Advertisement
Dimas optimis KKL yang masih merupakan film hiburan ini tidak menjadikan religi sebagai bungkus atau packaging-nya saja, namun isinya juga bisa menjadi inspirasi yang bisa diambil bagi setiap orang.
"Tidak hanya mengeluarkan air mata saja tetapi juga ada ilmu di dalamnya yang bisa diambil," ujarnya.
Dengan suting disebuah Pondok Pesantren (Ponpes), Dimas secara otomatis merasakan suasana yang berbeda dan harus beradaptasi dengan tinggal di ponpes sebenarnya. Sebuah pengalaman yang benar-benar baru mengingat Dimas dibesarkan di daerah urban.
"Saya tidak besar di ponpes, saya besar di urban, kota Jakarta. Saya belajar bagaimana cara kehidupan santri sehari-hari, cara santri bercanda, dan yang lain-lain," lanjut suami Dhini Aminarti ini.
Dimas berharap KKL menjadi tontonan yang bermanfaat bagi orang banyak. Sebagai pekerja seni, hanya penampilan dalam film lah yang bisa memotivasi banyak orang untuk bisa berubah menjadi lebih baik.
Film produksi Putaar Films Production ini bercerita tentang mahabbah (cinta) seorang anak bernama Ja'far yang sejak kecil telah dididik membaca tilawah Alquran oleh ibunya yang mantan qariah.
Namun, di luar dugaan, sang ayah justru menentang keras Ja'far mengikuti ajang lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) dengan alasan bahwa ajang tersebut hanya jual beli ayat-ayat Allah saja.
Ketika sudah menjadi santri di sebuah pesantren di Cirebon, ada dua santriwati yang sama-sama mencuri perhatian Ja'far.
Anissa adalah santriwati teman Ja'far sejak kecil dan Azizah, putri Kiai Khumaidi, pemilik pesantren tempat Ja'far menimba ilmu Alquran.
Ja'far lebih menyukai Azizah, sang putri Kiai, namun ibunda Azizah justru lebih condong ke Syatori, seorang santri priyayi yang tak terkalahkan dalam tiap perlombaan MTQ.
Syatori pun bertekad untuk mendapatkan cinta Azizah walau dia tahu Ja'far menjadi rival utamanya.
Skenario KKL dibungkus apik oleh Faozan Rizal yang juga seorang Director of Photografi (DOP) andal dan juga pernah sukses menyutradarai film Habibie Ainun.
Film KKL adalah debut pertama sutradara Tarmizi Abka, yang juga jebolan pesantren di Cirebon, setelah 15 tahun lebih menekuni bidang lighting. Film ini dibintangi oleh Dimas Seto, Mathias Muchus, Henidar Amroe, Elyzia Mulachela, Ibnu Jamil, dan Meriza Febriani. Film KKL juga menghadirkan pemain cilik penghafal 20 juz Alquran asal Lombok, Nasron Azizan dan Amira Syakira. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Sukmana |