Gaya Hidup

4 Dampak Buruk Jika Anda Menerapkan Pola Asuh Permisif

Kamis, 06 Februari 2020 - 02:30 | 147.81k
Ilustrasi mengasuh Anak. (foto: Liderina/Shutterstock)
Ilustrasi mengasuh Anak. (foto: Liderina/Shutterstock)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setiap orang tua memiliki pola asuh masing-masing. Dalam dunia parenting dikenal beberapa jenis pola asuh, misalnya pola asuh permisif dan helicopter parenting. Kedua pola asuh ini bertolak belakang.

Pada pola asuh permisif, bukannya terus-menerus memberi aturan pada anak, mereka lebih santai dan tidak menerapkan aturan atau struktur tertentu yang harus diikuti anak. Sementara pada helicopter parenting seringkali juga disebut over parenting.

Advertisement

Setiap pola asuh tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan pola asuh permisif. Dalam pola asuh permisif, orangtua tidak banyak menuntut anak untuk mengikuti aturan tertentu. Konsekuensinya, anak belum belajar mengenal kedisiplinan.

Melansir dari sehatq.com, menurut beberapa penelitian, dampak pola asuh permisif adalah sebagai berikut.

1. Kurang berprestasi

Mengingat orangtua dengan pola asuh permisif tidak banyak menerapkan ekspektasi, mereka tidak memiliki target. Menurut beberapa penelitian, pola asuh permisif berdampak pada anak yang kurang berprestasi secara akademik.

Edisi-Jumat-7-Februari-2020-Permisif.jpg

2. Kurang pandai mengambil keputusan

Selain itu, kebiasaan orangtua dengan pola asuh permisif yang tidak menerapkan aturan di rumah membuat anak kurang pandai mengambil keputusan. Lebih jauh lagi, anak jadi tidak piawai memecahkan masalah. Hal ini dapat menyebabkan anak memiliki keterampilan sosial yang buruk.

3. Kurang bisa memahami emosi

Mengingat anak dengan pola asuh permisif tidak terbiasa menghadapi beragam emosinya sendiri secara efektif, mereka menjadi tidak terlatih memahami emosi. Utamanya, ketika ada hal-hal yang memicu stres atau kondisi sulit.

4. Tidak bisa mengatur waktu atau kebiasaan

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif tidak terbiasa dengan batasan atau aturan. Hal ini bisa berakibat pada kebiasaan yang kurang baik seperti terlalu lama menonton televisi, bermain games, atau kebiasaan lain. Pada akhirnya, hal ini dapat menciptakan kebiasaan yang tidak sehat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES