Gaya Hidup

Bincang Cantik Clariskin Kupas Fakta Menarik Seputar Threadlift

Kamis, 17 Desember 2020 - 15:32 | 86.88k
Head Doctor Clariskin Dr Junivan Lindra (kanan) dan Founder Youthology Aesthetic Clinic dr Edo Raharja mengupas seputar threadlift atau tanam benang live di Instagram, Rabu (16/12/2020).(Tangkapan Layar)
Head Doctor Clariskin Dr Junivan Lindra (kanan) dan Founder Youthology Aesthetic Clinic dr Edo Raharja mengupas seputar threadlift atau tanam benang live di Instagram, Rabu (16/12/2020).(Tangkapan Layar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Klinik kecantikan Clariskin Clinic mengupas fakta menarik seputar tanam benang atau threadlift. Selama ini banyak pasien penasaran namun mendapatkan info yang salah tentang threadlift. Terutama terkait keamanan tanam benang tersebut. 

Oleh sebab itu, Clariskin dalam sebuah bincang cantik live Instagram menghadirkan pakar tanam benang Head Doctor Clariskin Dr Junivan Lindra dan Founder Youthology Aesthetic Clinic dr Edo Raharja. 

Advertisement

Selain itu, dr Ivan dan dr Edo juga menjawab pertanyaan ratusan followers yang mengikuti bincang cantik dengan give away S-Heart Threadlift tersebut. 

Menurut dr Ivan, terdapat bermacam bahan benang dari berbagai negara. Misal, benang dari Korea menggunakan PDO (Poly Dioxanone), Amerika menggunakan PLLA (Poly-L-Lactid Acid) dan Eropa menggunakan PCL (Poly Carpo Lapton). 

"Kualitas bahan tergantung dari negaranya," terang Ivan, Rabu (16/12/2020).

Lebih lanjut dr Ivan menuturkan, calon pasien tidak perlu khawatir terhadap prosedur tanam benang. Karena saat benang diserap oleh tubuh akan menyisakan jaringan ikat yang memunculkan rekolagenisasi atau menghasilkan kolagen baru. 

"Jadi kolagen bisa muncul kalau ada yang merangsang," imbuhnya. 

Tiap benang juga memiliki masa ketahanan. Benang dari Korea biasanya mampu bertahan selama 8-10 bulan. Benang dari Amerika mampu bertahan 18-20 bulan. Sedangkan benang dari Eropa mampu bertahan 20-22 bulan. 

"Benang PCL dari Eropa paling awet," jelasnya. 

Dokter Edo dari Youthology Aesthetic Clinic Jakarta Selatan, menambahkan, di Indonesia banyak klinik menawarkan benang dari harga paling murah sampai paling mahal. Pasien threadlift sendiri, kata dr Edo, makin meningkat pada tahun ini. Jika pada tahun sebelumnya mereka khawatir untuk melakukan tanam benang. 

Sejalan dengan kemajuan teknologi, banyak produsen benang  masuk ke Indonesia. Namun, sebagai dokter aestetik profesional, dr Edo ingin memberikan kualitas terbaik bagi pasien. Di mana pasien di Indonesia mayoritas menyukai hasil yang natural. 

"Hasil tanam benang terlihat sangat natural. Setahu saya pasien-pasien di Indonesia ini maunya natural," jelas dr Edo. 

Pasca tanam benang terutama benang yang memiliki semacam pengait di ujungnya, membutuhkan down time atau recovery time. Dokter Ivan dan dr Edo mengatakan agar pasien tidak perlu khawatir. 

"Bengkak dan sakit pasti akan hilang selama tidak ada infeksi, maka luka ini harus dijaga," ucapnya. 

Dokter Edo juga menyarankan agar calon pasien threadlift memilih dokter berpengalaman saat memutuskan tanam benang. Karena pemasangan benang memerlukan skill khusus. Sebab, benang tidak sama dengan botox atau filler. 

"Jadi tidak asal suntik. Harus berada di layer yang tepat dari benang itu masuk sampai keluar," tandasnya. 

Banyak pula pasien mengeluhkan hasil tanam benang hanya bertahan sampai satu atau lima bulan saja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Dari segi pemasangan maupun jenis benang. 

Agar pasien terhindar dari hal tersebut, dr Edo menyarankan agar melakukan tanam benang kepada dokter berpengalaman yang mampu menganalisa bahan benang yang cocok bagi pasien. 

Threadlift bisa dilakukan oleh pasien mulai usia 18 tahun. Namun hasil tanam benang tersebut akan lebih terlihat apabila pasien berusia sekitar 40-50 tahun. Untuk harga satu pasang benang S-Heart dari Korea Selatan, Clariskin maupun Youthology Aesthetic Clinic membandrol antara Rp 8 juta - Rp 9 juta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES