
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebagian besar masyarakat Indonesia mempunyai tanggapan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk bekerja bukan untuk menjadi seorang wirausaha.
Minat untuk menjadi seorang wirausaha (enterpreneur) masih menjadi jalan terakhir untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Ingin menjadi wirausaha bukanlah pilihan yang menarik khususnya bagi generasi muda.
Advertisement
Mindset yang sering muncul ketika ingin berwirausaha adalah harus diperlukan modal yang cukup untuk memulai suatu usaha. Juga pendapatan yang masuk tidak begitu pasti. Akhirnya, masyarakat lebih memilih bekerja di suatu perusahaan yang memiliki pendapatan pasti.
Maka dari itu, perlu adanya penanaman mindset wirausaha sejak dini, agar tidak adanya ketakutan ketika dewasa dalam memulai suatu usaha.
Dikutip dari jurnal yang berjudul 'Menumbuhkan Mindset Wirausaha' disebutkan bahwa mindset usaha sebagai salah satu upaya untuk menggerakkan dan menggali kemampuan dan potensi seseorang untuk bisa mandiri.
Juga mengalihkan profesi sebagai satu kegiatan untuk berusaha menjadi wirausaha mandiri dengan selalu berpikiran untuk merubah taraf hidup dan menggali potensi diri dengan kreativitas usaha.
Melansir dari qubisa.com, berikut adalah tips untuk menumbuhkan mindset wirausaha pada anak:
1. Mengajarkan anak untuk menetapkan tujuan
Menjadi wirausaha bukan hanya tentang menjadi pengusaha kaya. Akan tetapi, berkaitan dengan seseorang yang berani mengejar kesempatan berdasarkan skill yang dimiliki seorang anak. Sebagai orang tua, harus mendorong anaknya untuk menuliskan 10 cita – cita yang ingin dicapainya.
Meminta anak untuk memilih satu cita – cita terbesarnya. Membantu menentukan langkah apa saja yang bisa ditempuh untuk mencapai cita – citanya. Jangan lupa mendorong anak untuk segera memulai langkah pertama dalam mewujudkan cita – citanya.
2. Menumbuhkan cara berpikir kreatif
Orang tua harus mencari suatu kegiatan yang bisa menumbuhkan kreativitas anak. Dapat memulainya dengan mengajak anak bermain di taman, pergi ke museum, bahkan ke pasar. Biarkan anak mengeksplorasi berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Pancing rasa ingin tahunya dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan terhadap benda yang dicoba atau diperhatikannya.
Beritahukan risiko jika anak merusak sesuatu. Dengan begini, anak akan belajar bertanggung jawab dan tidak putus asa.
3. Mengajarkan cara mengelola keuangan
Bantulah anak untuk membiasakan menabung. Dengan begitu, mereka akan lebih menghargai setiap uang yang mereka miliki. Ajarkan anak untuk menentukan jumlah uang beserta waktu pencapaiannya untuk membeli mainan. Selain itu, sediakan celengan dengan bentuk menarik untuk memmbuat anak semakin semangat menabung.
4. Mengasah jiwa kepemimpinan anak
Mengasahnya melalui berbagai kegiatan, contohnya merekomendasikan anak untuk menjadi ketua kelas dan mendorong anak untuk berani memimpin kelompok.
5. Mendukung anak untuk mulai menjalankan bisnis
Berdikusi dengan anak untuk membangun bisnis yang mudah dan menarik. Misalnya, anak memiliki keminatan dalam memasak, maka ajarkan anak untuk menjual hasilnya di lingkungan terdekat atau sekolah.
Dosen Psikologi UIN Malang, Abdul Hamid Cholili, menyampaikan bahwa bila ada seorang anak yang memiliki inisiatif untuk belajar berbisnis di usia dini, orang tua dan pendidik perlu memberi apresiasi gagasan ini.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memiliki kecerdasan finansial. Kecerdasan finansial yang dimaksud adalah kecerdasan untuk mengelola uang. Mengajarkan anak soal menabung dan menambah penghasilan merupakan suatu cara yang efektif untuk menumbuhkan mindset kewirausahaan sejak dini.
Pembelajaran kewirausahaan perlu ditumbuhkan sejak dini untuk membentuk kognitif sang anak. Bahwa berwirausaha tidak seseram apa yang orang-orang katakan. (*)
Pewarta: Laskha Shakiera
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.