
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Remaja jompo atau dewasa jompo istilah yang belakangan muncul. Istilah ini untuk mengungkapkan seseorang di usia remaja, atau dewasa yang mudah lelah, tak bergairah serta gampang mengantuk layaknya orang tua atau jompo.
Bukan rahasia lagi ya, kini banyak remaja dan orang dewasa yang seperti itu. Jalan dikit saja capek, naik tangga ngos-ngosan, males gerak, dan mudah ngantuk.
Advertisement
Kondisi tersebut jika dibiarkan akan mengacaukan hidup. Yang sekolah jadi tidak maksimal sekolahnya, pun yang bekerja bisa jadi kerjaannya nggak beres. Demikian juga dari sisi kesehatan, penyakit mematikan sudah mengintai. Seperti obesitas yang berujung pada gangguan jantung.
Remaja atau dewasa jompo biasanya terjadi pada seseorang yang memang malas gerak dan jarang olahraga.
Nggak mau dong terasa jompo, tubuh terasa tidak bersemangat dan mageran. Nah untuk itu yuk ubah gaya hidup mulai sekarang. Dimulai dari melakukan gerakan kecil dan berolahraga. Memang segala sesuatu yang baru dimulai akan terasa berat. Jadi jangan terlalu dipaksakan, namun harus konsisten melakukannya.
Berikut olahraga yang direkomendasikan Harvard Health Publishing untuk remaja jompo:
Aerobic exercise
Olahraga ini berfungsi untuk menyehatkan jantung dan paru-paru. Anda tak harus ikut kelas aeorbik atau zumba untuk melakukannya. Aerobic exercise dapat dilakukan sendiri seperti berlari, bersepeda maupun berenang.
Strenght training
Tujuan dari latihan ini untuk mencegah kehilangan massa otot sekaligus membangun massa otot. Anda dapat mencoba squat, sit up pull up
Stretching
Olagraha ringan ini bertujuan untuk fleksibilitas tubuh. Stertching lebih fokus pada otot. Sebab otot tidak dilatih akan berhenti berkembang sehingga dapat menghilangkan fleksibilitasnya. Contoh gerakan stretching cobra pose atau single knee position.
Balance exercise
Latihan ini untuk melatih keseimbangan dan pernapasan. Anda dapat melakukan yoga, atau mengikuti taichi.
Selain latihan tersebut, disarankan untuk rajin bergerak, istirahat teratur serta mencukupi kebutuhan serat pangan, dam mengurangi makanan manis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.