Mengenal Istilah White Collar dan Blue Collar dalam Bahasa Inggris

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Blue collar dan white collar adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dua tipe pekerjaan yang berbeda dalam dunia kerja. Istilah ini pertama kali diciptakan pada awal abad ke-20 oleh seorang sosiolog Amerika bernama Upton Sinclair. Meskipun istilah ini telah mengalami evolusi seiring perkembangan dunia kerja, konsep dasar dari kedua istilah tersebut masih relevan hingga saat ini.
Menurut Ai' Mulyani Az-Zahra, M.Pd, dosen PKPBI UIN Malang blue collar merujuk pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan manual dan tenaga fisik yang lebih dominan, seperti pekerja pabrik, tukang, buruh, mekanik, dan sebagainya. Pekerjaan blue collar biasanya dilakukan di lingkungan kerja yang lebih fisik dan seringkali membutuhkan tingkat pendidikan formal yang lebih rendah dibandingkan white collar. Para pekerja blue collar umumnya bekerja dengan menggunakan alat, mesin, dan bahan-bahan tertentu.
Advertisement
Sementara itu, white collar merujuk pada pekerjaan yang mengandalkan pengetahuan, keterampilan teknis, dan keahlian tertentu dalam bidang yang lebih profesional dan administratif. Pekerjaan white collar termasuk di dalamnya adalah manajer, dokter, pengacara, akuntan, insinyur, dan sejenisnya. Pekerjaan jenis ini umumnya dilakukan di lingkungan kantor dan membutuhkan tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi dibandingkan blue collar.
Ai' Mulyani Az-Zahra juga memberikan contoh penggunaan kedua istilah tersebut ke dalam kalimat. The company hired more white-collar workers to manage its financial operations (perusahaan memperkejakan karyawan white-collar untuk mengatasi bagian finasial. Atau the factory employs a large number of blue-collar workers to operate the machinery (perusahan mempeekerjakan sejumlah besar karyawan blue-collar untuk mengoperasikan mesin).
Perbedaan Utama Antara Blue Collar dan White Collar
Perbedaan mencolok keduanya terletak pada jenis pekerjaan dan karakteristik tugas-tugas yang dilakukan. Pada pekerjaan blue collar, pekerjaan yang dilakukan lebih cenderung terfokus pada aktivitas fisik dan penggunaan keterampilan manual, sementara pekerjaan white collar lebih berkaitan dengan aktivitas mental, pengetahuan spesifik, dan keterampilan teknis.
Selain itu, perbedaan lainnya adalah tingkat pendidikan. Blue collar seringkali memiliki tingkat pendidikan formal yang lebih rendah dibandingkan white collar. Namun, penting untuk dicatat bahwa tingkat pendidikan tidak selalu menentukan apakah suatu pekerjaan termasuk dalam kategori blue collar atau white collar, karena ada juga pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan khusus, tetapi tidak memerlukan gelar formal.
Dalam perkembangan dunia kerja saat ini, batasan antara blue collar dan white collar menjadi semakin kabur karena banyak pekerjaan yang menggabungkan elemen-elemen dari kedua kategori tersebut. Misalnya, pekerjaan teknisi komputer atau montir mobil mewakili perpaduan keterampilan teknis (white collar) dengan aktivitas fisik (blue collar).
Dalam kesimpulannya, blue collar dan white collar adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dua tipe pekerjaan yang berbeda. Blue collar cenderung berhubungan dengan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan manual dan tenaga fisik, sedangkan white collar berkaitan dengan pekerjaan yang mengandalkan pengetahuan, keahlian teknis, dan aktivitas administratif. Meskipun terdapat perbedaan dalam karakteristik pekerjaan dan tingkat pendidikan, batasan antara kedua kategori tersebut semakin kabur dalam dunia kerja saat ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Sholihin Nur |