
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Turki juga memiliki tradisi patrol sahur. Kegiatan ini dilakukan oleh drummer jalanan yang dikenal sebagai davulcu. Meskipun dahulu menjadi elemen vital dalam menyambut bulan suci Ramadan, kehadiran davulcu kini terancam oleh pesatnya perkembangan teknologi modern.
Davulcu merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada para pemain drum atau drummer jalanan yang menggunakan alat musik yang disebut "davul". Davul adalah jenis drum tradisional yang memiliki dua sisi membran yang ditempelkan pada bingkai silinder.
Advertisement
Membran tersebut sering kali terbuat dari kayu atau logam. Membran drum ini dapat dipukul dengan tangan atau alat pemukul untuk menghasilkan suara yang khas. Davul biasanya digunakan dalam musik dan acara-acara tradisional di Turki.
Kisah Davulcu Ali Bulur
Ali Bulur merupakan penduduk lokal Turki yang sudah berpindah dari desa ke kawasan kota tepatnya di daerah Distrik Bahçelievler Siyavuşpaşa Turki. Dirinya sudah menjadi penabuh genderang selama 45 tahun dan kini mewariskan keahliannnya ke sanak sodara dan anak-anaknya.
Bahkan Ramadan menjadi momen tersendiri untuk Ali, karena keluarganya dari kampung akan datang dan berkumpul. "Para Davulcu dari desa termasuk saudara-saudaraku sudah datang dan siap mengililingi jalanan-jalanan Turki," ungkap Ali seperti dilansir dari Anadolu Agency.
Para Davulcu akan berkumpul di alun-alun kota. Mereka mengenakan pakaian tradisional Turki yang warna-warni. Drum-drum mereka menghiasi jalan dengan warna-warna yang indah. Dengan senyuman di wajah mereka, mereka bersiap untuk memulai perjalanan mereka ke seluruh kota.
Sejarah Singkat
Tradisi davulcu memiliki akar yang dalam dalam sejarah Turki. Sejak zaman dulu, para davulcu membawa drum mereka keliling kota, desa, dan kampung untuk membangunkan penduduk di waktu sahur.
Mereka memastikan mereka bersiap-siap sebelum panggilan sholat pertama dan matahari terbit. Suara drum yang berirama bukan hanya sebagai alat pemberitahuan waktu, tetapi juga sebagai pengiring semangat Ramadan yang penuh keceriaan.
Sejak jaman dulu para Davulcu terdiri dari berbagai usia dan latar belakang. Mereka berjalan melewati pasar-pasar yang ramai, menembus keramaian dengan ritme drum yang memukau. Di setiap gang sempit dan jalan raya utama mereka akan menabuh drum dan membangunkan penduduk untuh sahur.
Saweran
Dibeberapa daerah penduduk setempat berkumpul di tepi jalan untuk menyambut kedatangan davulcu. Saat suara drum terdengar dari kejauhan beberapa penduduk akan kelua dari dalam rumah dan menunggu davulcu lewat di depan mereka.
Bahkan beberapa akan memberikan saweran sebagai tanda terimakasih atas kerja para drummer tersebut membangunkan penduduk untuk sahur. Tidak hanya saat sahur, para davulcu juga akan berkeliling saat sore hari sebelum berbuka puasa sebagai pertanda bahwa azan magrib sudah dekat.
Meskipun banyak yang lebih memilih menggunakan teknologi modern untuk membangunkan mereka untuk sahur, tradisi davulcu tetap hidup dan berkembang di kota kecil ini. Suara gemuruh dari drum-drum mereka tidak hanya membangkitkan semangat Ramadan yang penuh kehangatan dan kebersamaan di seluruh penjuru kota Turki.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |