Gaya Hidup

Tradisi Ngerujaki, Tradisi Unik Suku Osing Banyuwangi Saat Padi Mulai Berisi

Kamis, 15 Agustus 2024 - 17:04 | 54.43k
Suasana Tradisi Ngerujaki Suku Osing di Desa Karangrejo. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia).
Suasana Tradisi Ngerujaki Suku Osing di Desa Karangrejo. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Tradisi Ngerujaki merupakan sebuah tradisi masyarakat Suku Osing Banyuwangi saat padi yang ditanam mulai ‘mlecuti’ (padi mulai berisi atau hamil). 

Kali ini, Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar upacara adat Ngerujaki, Kamis (15/8/2024).

Advertisement

Tradisi yang dikenal sebagai selametan tingkeban padi ini menjadi momen istimewa bagi para petani untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia alam, khususnya saat padi mulai berisi.

Kegiatan ini diawali dengan selamatan ancak pecel pitik yang melibatkan seluruh warga petani. Kemudian, mereka berkumpul di tengah sawah, membawa sesaji berupa ‘petheteng’ (ayam kampung muda yang dibakar setengah matang) dan ‘rujak kecut’. 

Makanan-makanan tersebut kemudian dimakan bersama-sama sambil memanjatkan doa. Uniknya, sebagian makanan juga ditempatkan di saluran air dan pojok-pojok sawah sebagai persembahan kepada alam dan Dewi Sri yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai dewi padi.

Suasana-Tradisi-Ngerujaki-Suku-Osing-b.jpgRujak kecut salah satu sesaji di Tradisi Ngerujaki. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia).

Ketua Pelaksana Ritual Ngerujaki, Gufron Nawawi menjelaskan, pihaknya sengaja mengangkat ritual tersebut bersama tokoh ada dengan dukungan Pemerintah Desa untuk menguri-uri ritual yang hampir ditinggalkan ini.

“Kami juga ingin ngerujaki ini sebagai daya tarik wisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata pria yang akrab disapa Gufron.

Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk syukur kepada alam dan doa agar nantinya saat panen selalu melimpah. Selain itu, ritual ini juga berfungsi sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.

Menurut Gufron, Ngerujaki memiliki makna yang mendalam yakni mengajarkan manusia untuk menghargai alam dan leluhur.

“Kami berharap tradisi ini dapat terus lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang. Ritual ini sebenarnya tidak hanya ketika padi mulai berisi, melainkan saat tanam dan panen pun kita selamatan," ujarnya.

Dengan melibatkan UMKM lokal, ritual Ngerujaki juga menjadi ajang promosi produk-produk unggulan desa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Desa Karangrejo.

"Kami melihat potensi wisata budaya yang sangat besar di sini. Selain menyaksikan ritual adat, kami juga bisa menikmati kuliner khas dan membeli produk-produk UMKM,” kata salah satu wisatawan asal Kecamatan Wongsorejo, Arif Frastiawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES