Jelajah Garis, Pameran Biennale Drawing Aksera dan Perayaan Kreativitas Seni Rupa Surabaya
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pameran Biennale Drawing Aksera 2024 di Kota Surabaya bertajuk 'Jelajah Garis' resmi dibuka pada 2 November dan akan berlangsung hingga 2 Desember 2024.
Acara yang digelar di tiga lokasi yakni Aksera, ArtLab Lounge dan Rakuti Space ini menampilkan lebih dari 55 seniman yang berpartisipasi dengan beragam karya drawing yang mencerminkan eksplorasi kreatif mereka.
Advertisement
Pembukaan pameran yang diadakan di Aksera dihadiri berbagai kalangan, mulai dari seniman, penikmat seni, hingga tokoh masyarakat, termasuk calon wakil Wali KotaSurabaya, H Armuji.
Dalam sambutannya, Armuji menekankan pentingnya Aksera sebagai wadah pengembangan seni rupa di kota ini.
"Yayasan Aksera sebagai wadah pengembangan anak-anak yang ingin belajar untuk melakukan aktivitasnya (berkarya seni), bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Mereka akan bisa menyalurkan bakat seni rupa mereka. Makanya, Aksera telah berdiri dan memiliki sejarah yang cukup panjang," ucap Armuji.
Pameran ini merayakan 58 tahun keberadaan Aksera, yang telah menjadi salah satu pilar seni rupa modern di Surabaya.
Setiap lokasi pameran memiliki karakteristik karya yang berbeda, menciptakan ruang bagi pengunjung untuk merasakan pengalaman seni yang interaktif dan bervariasi.
Di Aksera, karya-karya yang dipamerkan lebih bersifat ide, menyoroti konsep-konsep yang mendalam.
Sementara itu, ArtLab Lounge menyajikan karya-karya drawing berbasis observasi yang terinspirasi oleh pengamatan langsung terhadap dunia sekitar. Rakuti Space, di sisi lain, mengusung tema memori, menampilkan karya yang terinspirasi dari pengalaman dan kenangan pribadi para seniman.
"Pameran ini bukan hanya menampilkan karya, tetapi juga proses kreatif yang melibatkan eksperimen dan improvisasi. Kami berharap dapat menjadikan pameran ini sebagai acara yang diadakan secara reguler setiap dua tahun sekali dan menjadi identitas khas dari kota Surabaya," ungkap Agung Tato, salah satu kurator acara.
Drawing sebagai bentuk komunikasi simbolik yang paling primitif memungkinkan seniman untuk mengekspresikan ide-ide yang tak terhingga.
Seperti yang diungkapkan Hari Prajitno yang mengatakan, "Melalui seni rupa yang mengedepankan how to draw, ekspresi visual tidak lagi hanya menyampaikan bentuk fisik, melainkan berupaya menangkap esensi yang harmonis dan selaras dengan prinsip kosmologis Jawa."
Pameran ini mencerminkan gagasan bahwa drawing tidak hanya sebagai representasi visual, tetapi juga sebagai proses penjelajahan pikiran yang terhubung dengan dunia eksternal.
Pengunjung dapat menjelajahi beragam jenis karya yang ditampilkan, mulai dari gambar konvensional hingga non-konvensional, menggunakan berbagai medium. Karya-karya tersebut tidak hanya berfokus pada teknik menggambar, tetapi juga pada narasi dan makna yang terkandung di dalamnya.
Hal ini menjadikan pameran sebagai ruang dialog antara seniman dan penonton, di mana interaksi dapat menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang karya yang dipamerkan.
Pameran Biennale Drawing Aksera 2024 juga berupaya untuk mengajak masyarakat lebih terlibat dalam seni.
"Drawing adalah cara untuk mengekspresikan pengalaman, bukan hanya sekadar representasi visual. Ini adalah bentuk pemikiran dan kreativitas," kata Agus "Koecink" Sukamto, penulis seni rupa yang turut berkontribusi dalam pameran ini.
Dengan semangat kolaborasi dan eksplorasi, Biennale Drawing Aksera 2024 mengajak kita semua untuk menjelajahi garis-garis imajinasi dan kreativitas yang tak terbatas.
Pameran ini bukan hanya sekadar acara seni, tetapi juga merupakan upaya kolektif untuk merayakan warisan seni rupa di Surabaya.
Diharapkan, kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadikan Surabaya sebagai pusat kreativitas dan inovasi seni rupa di Indonesia. Pengunjung diundang untuk datang dan merasakan pengalaman seni yang unik ini, menikmati perjalanan visual yang ditawarkan oleh para seniman lokal. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |