Seger Waras, Jamu Tradisional Pacitan yang Masih Diminati ASN hingga Pejabat

TIMESINDONESIA, PACITAN – Minuman tradisional jamu masih menjadi primadona bagi masyarakat Pacitan, Jawa Timur. Tak hanya digemari oleh kalangan lanjut usia, kini jamu tradisional juga mulai dilirik oleh generasi muda karena khasiat kesehatannya yang terbukti dan rasanya yang khas.
Salah satu pelestari jamu tradisional yang masih bertahan di tengah gempuran minuman modern adalah Surati. Ia menjajakan jamu racikannya secara keliling dengan nama dagang Seger Waras. Dengan ramuan alami yang ia racik sendiri, Surati berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk aparatur sipil negara (ASN) dan pejabat daerah.
Advertisement
Setiap harinya, Surati berkeliling dari satu kantor pemerintahan ke kantor lainnya. Beberapa lokasi yang rutin ia sambangi antara lain Pendopo Kabupaten Pacitan, kantor BKKBN, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DUKCAPIL), hingga sejumlah kantor dinas lain di kawasan pusat pemerintahan Pacitan.
“Pembelinya ya macam-macam, tapi banyak juga dari pegawai kantor dan pejabat,” ujar Surati saat ditemui di kawasan Alun-Alun Pacitan pada Minggu (4/5/2025).
Menurut Surati, aneka jamu yang ia jual diracik dari bahan-bahan herbal pilihan seperti temulawak, kunyit, kencur, jahe, dan sereh. Jenis-jenis jamu tersebut dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan pegal-pegal, dan menyegarkan badan setelah beraktivitas seharian.
"Ada banyak macam jamu yang saya jual, jamu temulawak, kunir, kencur, jahe sereh dan lain-lain," tuturnya.
Harga jamu Seger Waras juga sangat bersahabat dengan kantong. Dengan merogoh kocek antara Rp4 Ribu hingga Rp7 ribu saja, para pembeli sudah bisa menikmati segelas jamu sehat sesuai ukuran wadah yang diinginkan.
Setiap Minggu pagi, Surati juga terlihat berjualan di area Alun-Alun Pacitan, bertepatan dengan kegiatan senam lansia yang rutin digelar. Pada momen tersebut, jualannya laris manis diburu warga yang ingin menyegarkan tubuh setelah berolahraga.
“Kalau hari Minggu, banyak yang beli karena selesai senam biasanya orang-orang butuh minuman yang menyegarkan dan sehat,” tambahnya.
Konsistensi Surati dalam menjaga tradisi jamu menjadi warna tersendiri di tengah kehidupan modern masyarakat Pacitan. Ia tak hanya menjual minuman, tapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kembali ke minuman alami sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Jamu Seger Waras kini tak hanya menjadi pilihan bagi mereka yang ingin hidup sehat, tetapi juga simbol keteguhan dalam melestarikan warisan budaya leluhur. Di tengah tren gaya hidup instan, jamu tetap punya tempat di hati masyarakat.
“Selama orang-orang masih peduli sama kesehatan, insyaallah jamu di Pacitan nggak akan hilang,” pungkas Surati mantap. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |