Umur Tubuh Tidak Sama dengan Umur KTP, Apa Maksudnya?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jika membicarakan masalah umur, kita memiliki beberapa definisi yang berbeda. Sebut saja kita memiliki istilah umur kronologis, umur biologis atau umur tubuh dan umur psikologis. Umur yang tertera di KTP atau disebut juga umur kronologis adalah usia kita sesuai dengan bilangan bulan dan tahun yang telah kita lalui.
Umur tubuh atau umur biologis adalah ukuran seberapa baik atau seberapa buruk fungsi organ tubuh kita dibandingkan dengan umur kita sebenarnya. Perhitungan ini belum memiliki dasar ilmiah pasti. Beberapa peneliti menggunakan standar perhitungan denyut jantung saat istirahat, tekanan darah, kemampuan penglihatan juga penilaian subjektif seperti kekuatan otot dan mobilitas.
Advertisement
Sementara peneliti lain menggunakan parameter-parameter biologis yang lebih akurat seperti pengaturan barorefleks denyut jantung, konsentrasi prostasiklin dalam fibroblast, viskositas membran sel, elektroretinogram, konsentrasi limfosit dan leukosit, epitel mukosa pipi, dan kapasitas vital paru.
Kita juga mengenal istilah umur psikologis untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang. Selain itu, ada pula istilah umur fungsional untuk menggambarkan apakah seseorang masih bisa bekerja dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Umur kronologis terkadang tidak sesuai dengan parameter umur lainnya. Sudah tua, tapi kekanak-kanakan. Sudah tua, tapi awet muda. Sudah tua, tapi bisa ikut lomba marathon. Atau sebaliknya, muda kok sudah berkerut? Masih muda kok cepat loyo? Masih muda kok sering lupa?
Setidaknya ada beberapa parameter yang mempengaruhi umur tubuh atau vitalitas kita, antara lain sebagai berikut.
1. Kondisi tubuh apakah obesitas, normal, atau malah underweight
2. Kebiasaan olahraga
3. Hasil pemeriksaan kesehatan umum (tekanan darah, gula darah, dan kolesterol)
4. Kebiasaan makan
5. Kualitas tidur
6. Konsumsi rokok dan alkohol
7. Stres dan kesehatan mental
Parameter ini mungkin sudah sering kita dengar, sehingga terkadang dianggap angin lalu. Tapi hal ini menjadi menarik jika dikuantifikasikan dalam parameter umur tubuh vs umur KTP.
Penelitian oleh Pruhealth di Inggris menemukan bahwa faktor yang paling mempengaruhi penuaan usia tubuh adalah karena jarang beraktivitas dan kelebihan berat badan. Hampir 2/3 responden merasa tubuhnya sehat, padahal sebenarnya memiliki faktor risiko terhadap penyakit yang mematikan. Karena tidak menyadari kalau memiliki faktor risiko, orang-orang ini tidak menjalankan gaya hidup sehat yang mampu menghindarkan dari penyakit seperti serangan jantung, stroke, atau diabetes.
Kebiasaan baik yang telah lama diketahui mampu menambah usia harapan hidup antara lain adalah berhenti merokok, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah, mengontrol tekanan darah, kolesterol & kadar gula serta berolahraga.
Penelitian di Swedia sudah menunjukkan bahwa dengan memulai olahraga, bahkan di usia yang sudah 50 tahun, tetap memberikan manfaat dan menjadikan seseorang panjang umur. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |