Glutera News

Semakin Berotot, Orang Semakin Panjang Umur?

Selasa, 27 Agustus 2019 - 11:03 | 246.74k
(FOTO: Glutera.Com)
(FOTO: Glutera.Com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Selama ini banyak orang yang menginginkan tubuh berotot hanya untuk penampilan. Padahal otot tak hanya berkaitan dengan penampilan, melainkan juga dengan kesehatan. Penelitian terbaru mengungkap bahwa orang yang memiliki lebih banyak otot memiliki risiko kematian yang lebih rendah. Benarkah semakin berotot bisa membuat orang panjang umur?

Peneliti menganalisis data dari sekitar 3.600 orang dewasa yang masuk dalam US National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 1988 dan 1994. Partisipan termasuk pria berusia 55 tahun ke atas dan wanita berusia 65 tahun ke atas.

Advertisement

Sebagai bagian dari survei, partisipan diminta melakukan tes untuk menentukan indeks massa otot mereka. Indeks massa otot adalah jumlah otot yang berkaitan dengan tinggi badan, seperti dilansir oleh Health Day News.

Peneliti mengamati partisipan yang meninggal akibat penyebab alami dan mengaitkannya dengan massa otot yang dimiliki partisipan. Diketahui bahwa orang yang memiliki tingkat massa otot lebih tinggi memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki tingkat massa otot rendah.

"Dengan kata lain, semakin tinggi massa otot Anda, semakin kecil risiko kematian. Jadi, daripada mengkhawatirkan indeks massa tubuh, lebih baik berusaha untuk merawat massa otot, " ungkap Dr Arun Karlamangla, seorang profesor dari University of California, Los Angeles School of Medicine.

Penelitian ini menambahkan bukti bahwa komposisi tubuh secara keseluruhan lebih bisa digunakan sebagai alat memprediksi penyebab kematian dibandingkan hanya indeks massa tubuh. Meski begitu, hasil penelitian ini hanya menunjukkan adanya kaitan umum dan bukan hubungan sebab akibat.

Dilansir melalui Men's Health, sebuah penelitian baru dari Michigan University menemukan bahwa kekuatan otot mempunyai faktor untuk membuat hidup seseorang lebih lama.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Kate Duchowny tersebut menyimpulkan, orang dengan kekuatan otot 50 persen lebih rendah memiliki kemungkinan meninggal lebih awal. Kekuatan otot tersebut dihitung berdasarkan genggaman tangan seseorang. "Mempertahankan kekuatan otot penting untuk kesehatan dan bisa memperpanjang usia," ujar Duchowny.

Kekuatan genggaman penting karena bisa dipakai untuk memrediksi kesehatan dan usia secara keseluruhan. Bahkan kekuatan otot lebih baik digunakan untuk pengukuran umur, seperti massa otot. Dalam melakukan pengukuran kekuatan otot menggunakan genggaman tangan, seseorang akan diminta menggenggam alat bernama dinamometer dengan satuan kilogram.

Para peneliti juga mengatakan, kekuatan cengkraman bisa menjadi indikator kuat untuk mengukur kesehatan seseorang dari segala usia. Para peneliti juga melakukan analisa data yang dikumpulkan dari Studi Kesehatan dan Pensiunan Universitas. Sampel berasal dari 8.326 pria dan wanita berusia 65 tahun ke atas. Tingkat kekuatan dan kelemahan otot diklasifikasikan, yakni 39 kilogram untuk pria dan 22 kilogram bagi wanita.

Para peneliti menemukan bahwa 46 persen responden berada diklasifikasi bawah. Kesimpulannya, hanya 10 dari 13 persen orang yang dapat dipertimbangkan dari segi usia. Penemuan tersebut membuat Duchowny dan tim untuk menekan betapa pentingnya mengukur kekuatan genggaman tangan bagi pasien. Bahkan hal tersebut bisa dilakukan saat seseorang belum menunjukkan gejala gangguan kesehatan. "Kami percaya penelitian kami cukup akurat," tegas Duchowny.

Ada banyak penelitian yang dilakukan sebelumnya, yang juga menunjukkan bahwa tingkat kekuatan otot yang tinggi, memainkan peran penting dalam melindungi laki-laki dari semua penyebab kematian. Tunggu apa lagi, tidak usah ragu kalau Anda ingin punya tubuh berotot, karena sangat menguntungkan, bahkan bisa membuat panjang umur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES