
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Stres biasanya identik dengan tekanan pekerjaan dan menurunnya produktivitas. Akan tetapi, sebenarnya tidak semua stres berakibat buruk untuk Anda. Stres terbagi menjadi beberapa jenis, dan tiap-tiap jenisnya memberikan pengaruh tersendiri bagi kehidupan. Salah satu jenis stres yang mungkin jarang Anda dengar adalah neustress.
Neustress adalah satu dari tiga jenis stres yang dialami manusia. Neustress berbeda dengan stres yang Anda alami saat menghadapi deadline, berselisih dengan orang lain, atau bahkan setelah putus cinta. Saat mengalami neustress, tubuh Anda bereaksi dengan cara yang unik
Advertisement
Stres merupakan reaksi normal yang dialami tubuh saat menghadapi suatu perubahan. Melansir laman Cleveland Clinic, perubahan ini menuntut Anda agar menyesuaikan diri dan tubuh pun menanggapinya secara fisik, psikologis, atau emosional.
Mengenal Eustress dan Distress Sebelum Memahami Neustress
Stres merupakan reaksi normal yang dialami tubuh saat menghadapi suatu perubahan. Melansir laman Cleveland Clinic, perubahan ini menuntut Anda agar menyesuaikan diri dan tubuh pun menanggapinya secara fisik, psikologis, atau emosional.
Stres terbagi menjadi tiga jenis, yakni eustress, distress, serta neustress.
Singkatnya, eustress adalah stres yang bermanfaat, sedangkan distress justru memicu dampak sebaliknya. Neustress adalah jenis stres yang berada di tengah keduanya. Sebelum memahami neustress, ada baiknya Anda memahami dahulu apa itu eustress dan distress.
1. Eustress
Eustress merupakan stres positif yang bermanfaat. Jenis stres ini muncul ketika Anda menghadapi situasi yang memunculkan semangat dan motivasi, misalnya saat bertemu dengan orang yang Anda kagumi, mengikuti perlombaan, atau bahkan jatuh cinta.
Adanya eustress memacu Anda untuk melakukan sesuatu secara optimal. Eustress juga terasa menyenangkan dan mendebarkan, membuat Anda lebih fokus bekerja, serta tidak berdampak buruk terhadap kondisi fisik maupun psikologis.
2. Distress
Berbeda dengan eustress, distress adalah stres negatif yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Distress muncul akibat peristiwa buruk dan traumatis, tekanan hidup, atau stres berlarut-larut yang Anda alami setiap waktu tanpa pernah berkurang.
Distress sebenarnya adalah hal yang lazim dialami setiap orang. Namun, distress yang tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan konsentrasi dan kinerja. Lama-kelamaan, stres seperti ini juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan kejiwaan.
Neustress adalah Stres yang Netral
Stres menimbulkan efek yang beragam, tergantung jenis dan pemicunya. Apabila stres bersifat positif, tubuh pun akan menanggapinya dengan baik. Namun, jika pemicu stres berasal dari sesuatu yang buruk, respons tubuh pun ikut menjadi negatif.
Uniknya, terdapat satu lagi jenis stres yang bisa terjadi pada Anda, yakni neustress. Neustress adalah stres yang berada di antara eustress dan distress. Neustress tidak bersifat baik atau buruk, serta tidak menimbulkan efek bagi orang yang mengalaminya.
Neustress mungkin dapat digambarkan sebagai reaksi ketika Anda mengetahui suatu peristiwa yang tidak berdampak langsung pada diri Anda. Mengingat dampaknya amat kecil atau tidak ada, Anda pun tidak menanggapinya secara positif maupun negatif.
Sebagai contoh, Anda mengetahui kabar tentang badai yang yang menghantam pulau tak berpenghuni. Badai maupun pulau yang dimaksud tidak ada hubungannya dengan Anda sehingga Anda tidak merasa cemas setelah mendengar kabar tersebut.
Atau, Anda mendengar percakapan tentang orang yang baru saja naik jabatan. Kabar ini tidak ada kaitannya dengan Anda sehingga Anda tidak merasa senang ataupun termotivasi. Respons Anda saat mendengar kabar tersebut adalah neustress.
Walau demikian, neustress bergantung pada siapa yang mengalaminya.
Jika peristiwa baik atau buruk yang terjadi berkaitan dengan Anda atau orang terdekat, Anda mungkin tidak mengalami reaksi netral, melainkan reaksi positif atau negatif.
Kebiasaan Buruk Membuat Stres Makin Parah
Saat stres, kebiasaan buruk dapat menjadi semakin buruk dan dapat menyebabkan jerawat. Kebiasaan buruk meliputi merokok, minum alkohol, makan berlebihan, dan makan terlalu banyak gula. Mengonsumsi banyak gula yang diproses dapat menyebabkan peningkatan insulin, sehingga produksi minyak meningkat dan memperburuk kondisi jerawat.
Jerawat dapat tumbuh hampir di seluruh bagian tubuh, namun umumnya jerawat muncul di wajah, leher, bahu, dada, dan punggung. Gejalanya adalah munculnya bintik (komedo) yang berwarna hitam atau putih.
Komedo hitam adalah bintik berwarna hitam yang muncul di permukaan kulit. Bintik hitam tersebut bukan berasal dari kotoran, namun karena terpapar dengan oksigen di udara. Sedangkan komedo putih terletak di bawah permukaan kulit, dan memiliki tekstur yang lebih ke Selain komedo hitam dan komedo putih, ada pula bentuk jerawat yang diperparah oleh peradangan, di antaranya:
• Pustula. Benjolan kecil yang di ujungnya terdapat nanah.
• Papula. Benjolan kecil kemerahan yang biasanya menyakitkan.
• Nodul. Benjolan keras yang terbentuk di bawah permukaan kulit, dan kadang terasa menyakitkan.
• Kista. Benjolan besar berisi nanah yang terasa menyakitkan. Sama seperti nodul, kista juga terbentuk di bawah permukaan kulit.
Apa yang Dapat Dilakukan?
Jika jerawat membuat Anda stres, banyak pengobatan yang dapat Anda lakukan. Jerawat disebabkan oleh serpihan kulit, minyak, dan bakteri yang menyumbat pori-pori. Hal yang paling efektif adalah membunuh bakteri dan mengelupas kulit. Pengobatan jerawat bisa membutuhkan waktu hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, tergantung tingkat keparahan jerawat yang dialami. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |