TIMESINDONESIA, JAKARTA – Want to live longer? Lift weights: People with weaker muscles are 50 percent more likely to die early, study suggests
Manusia dapat bergerak berkat adanya sistem otot, begitu juga dengan organ-organ dalam tubuh manusia. Otot terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut serabut otot.
Advertisement
Sel-sel ini ada yang menempel pada tulang dan ada juga yang membentuk organ dalam atau pembuluh darah. Melatih otot dengan beban tidak hanya bermanfaat bagi penampilan pria dan wanita.
Untuk pria dan wanita berotot diklaim memiliki usia lebih panjang daripada yang tidak.
Dilansir melalui Men's Health, sebuah penelitian baru dari Michigan University menemukan bahwa kekuatan otot mempunyai faktor untuk membuat hidup seseorang lebih lama.
Sebuah riset dari University of Michigan menemukan, tingkat kekuatan seseorang bisa menjadi faktor kunci maningkatkan masa hidup. Para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Kate Duchowny menemukan, orang-orang dengan tingkat kekuatan otot lebih rendah memiliki risiko kematian 50 persen lebih besar ketimbang mereka yang memiliki otot kuat.
"Menjaga kekuatan otot sangatlah penting untuk umur panjang dan membebaskan penuaan," kata Dr. Kate Duchowny.
Kekuatan genggaman untuk mengukur kesehatan seseorang
Secara spesifik, kekuatan genggaman adalah hal yang penting. Sebab, ini bisa menjadi faktor prediksi kesehatan dan panjang umur secara keseluruhan. Bahkan mungkin akan lebih efektif daripada pengukuran yang sering digunakan orang, yakni massa otot.
Faktor ini cenderung mudah untuk diukur. Menggunakan tes sederhana ketika pasien meremas sebuah benda yang disebut "dynamometer" untuk mengukur kekuatan dalam kilogram.
Grup peneliti lainnya juga menemukan, kekuatan genggaman bisa menjadu indikator kuat untuk kesehatan secara keseluruhan bagi semua umur.
Penelitian University of Michigan
Tim peneliti University of Michigan menganalisa data yang dikumpulkan sebagai bagian dari studi kesehatan dari universitas tersebut. Sampel adalah representasi nasional dengan 8.326 pria dan wanita berusia 65 tahun ke atas.
Tingkat kekuatan diukur dengan "cut-points", dengan "kelemahan otot" diklasifikasikan sebagai kekuatan tangan kurang dari 39kg untuk pria dan 22kg untuk wanita.
Para peneliti menemukan bahwa 46 persen orang dalam data partisipan mereka masuk ke dalam klasifikasi "lemah" karena berada di bawah kriteria. Penelitian sejenis lain yang memiliki representasi partisipan lebih sedikit, menemukan bahwa hanya 10-13 persennya yang diklasifikasikan memiliki otot lemah.
Mengukur kekuatan
Duchowny dan timnya menekankan pentingnya mengukur kekuatan genggaman bagi dokter dan pasien, bahkan sebelum mereka menunjukkan indikator kesehatan terkait usia.
Mengetahui kekuatan genggaman bisa menjadi intervensi awal untuk rutinitas perawatan, yang bisa membuat hidup seseorang lebih panjang.
"Kami percaya cut-points kami lebih akurat merefleksikan tren perubahan populasi dari para lansia di Amerika dan otot yang lemah harus menjadi perhatian serius pada bidang kesehatan masyarakat," ujarnya.
Jadi, kamu harus tetap menjaga kesehatan di usia berapapun dengan melakukan latihan kekuatan. Namun, jika kamu secara spesifik peduli dengan kekuatan genggaman, maka lakukanlah olahraga yang banyak menggerakkan lengan bawah.
Pada intinya, teruslah aktif bergerak karena aktivitas tersebut akan membuatmu hidup lebih panjang dan lebih baik. (*)
Be everlasting with Glutera
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |