Glutera News

Kenali Ciri-Ciri Jantung Anda Bermasalah

Selasa, 23 Agustus 2022 - 10:07 | 458.85k
Image: Glutera for Times Indonesia
Image: Glutera for Times Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketika sedang bekerja, tiba-tiba dada terasa nyeri, lalu hilang sendiri. Apakah itu ciri-ciri jantung bermasalah? Bisa iya, bisa juga tidak. Meski nyeri dada adalah salah satu gejala utama penyakit jantung, masalah pada jantung sebenarnya punya banyak tanda dan gejala. 

Beberapa di antaranya serupa dengan penyakit lain. Mengingat penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia, kita wajib memahami ciri-ciri jantung bermasalah untuk mencegah akibat yang fatal.

Advertisement

Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan itu sendiri bermacam-macam, bisa berupa gangguan pada pembuluh darah jantung, katup jantung, atau otot jantung. Penyakit jantung juga dapat disebabkan oleh infeksi atau kelainan lahir. 

Jantung adalah otot yang terbagi menjadi empat ruang. Dua ruang terletak di bagian atas, yaitu atrium (serambi) kanan dan kiri. Sementara dua ruang lagi terletak di bagian bawah, yaitu ventrikel (bilik) kanan dan kiri. Di antara ruang kanan dan kiri tersebut, ada dinding otot (septum) yang mencegah darah kaya oksigen bercampur dengan darah miskin oksigen.

Jantung juga memiliki katup yang berfungsi mengatur aliran darah antara atrium dan ventrikel. Katup-katup ini akan terbuka dan tertutup bergantian sesuai dengan denyut jantung.

Fungsi utama jantung 

Fungsinya adalah mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh. Jika seluruh organ tubuh telah menggunakan oksigen, darah yang miskin oksigen akan kembali ke jantung, kemudian kembali ke paru-paru untuk diisi dengan oksigen.

Setelah diperkaya dengan oksigen di paru-paru, darah akan kembali ke jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Sebagian darah kaya oksigen tersebut juga akan dialirkan ke organ jantung sendiri melalui pembuluh darah koroner yang menyelimuti seluruh bagian jantung. Siklus peredaran darah tersebut terjadi secara berulang-ulang.

Jantung juga memiliki dua selaput yang bernama perikardium. Fungsinya adalah untuk melindungi jantung, menjaga jantung tetap pada tempatnya, dan mencegah terjadinya luka akibat gesekan ketika berdenyut.

Siapa saja yang berisiko terkena sakit jantung?

Penyakit jantung lebih sering terjadi pada orang berusia dewasa hingga lanjut usia. Meski demikian, bukan berarti orang-orang yang berusia muda terbebas dari risiko sakit jantung. Bahkan anak-anak bisa mengalami penyakit jantung. Baik perempuan maupun pria sama-sama berisiko terkena sakit jantung.

Ciri-jantung.jpg

Risiko mengalami masalah jantung lebih besar jika ada beberapa kondisi yang melatari, seperti:

• Tekanan darah tinggi
• Kadar kolesterol tinggi
• Diabetes
• Gangguan tidur
• Stres tak terkendali

Ada juga faktor gaya hidup yang memperbesar risiko sakit jantung, di antaranya:

• Pola makan tidak sehat
• Kurang beraktivitas fisik
• Kelebihan berat badan
• Kebiasaan merokok
• Konsumsi terlalu banyak alkohol
• Menggunakan narkoba
• Menjalani terapi hormon atau kontrol kehamilan

Seseorang juga lebih mungkin sakit jantung jika ada anggota keluarganya yang pernah punya masalah serupa. Berbeda dengan faktor lain yang bisa dimodifikasi untuk mencegah sakit jantung, faktor keturunan tak bisa diubah sehingga yang bisa dilakukan hanya meminimalkan risiko. Misalnya dengan menjalani pola hidup sehat.

Ciri-ciri jantung bermasalah 

Orang yang punya penyakit jantung sering kali baru mengetahui penyakit yang ia derita itu ketika sudah mengalami gejala yang parah. Khususnya serangan jantung yang membuatnya mesti menjalani pemeriksaan medis secara intensif di rumah sakit. Saat pemeriksaan itu barulah diketahui ciri-ciri jantung bermasalah yang dialami sebelumnya.

Penyakit jantung memang tidak jarang tak menunjukkan gejala yang kentara hingga serangan terjadi. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami gejala itu justru mengabaikannya. Karena itu, penting untuk menjalani screening penyakit jantung jika punya risiko. Bila sudah memasuki usia 40 tahun, pemeriksaan kesehatan rutin pun kian mendesak untuk dilakukan agar dapat mengidentifikasi ciri-ciri jantung bermasalah sejak dini sehingga bisa segera diatasi dengan bantuan dokter. Berikut ini beberapa ciri-ciri jantung bermasalah yang perlu diwaspadai:

• Ketidaknyamanan pada dada: ciri utama penyakit jantung karena gangguan aliran darah, bisa berupa nyeri tajam, dicubit, diremas, atau tertekan benda berat

• Napas pendek/susah bernapas: masalah pada pembuluh darah, aritmia, atau gagal jantung

• Nyeri pada bahu kiri: saraf di bahu kiri yang dekat dengan jantung bisa mengirim pesan ke otak bahwa ada masalah pada jantung

• Jantung berdebar-debar: ada gangguan irama detak jantung

• Nyeri di ulu hati, perut, atau punggung: ciri-ciri jantung bermasalah yang kerap didapati pada wanita yang mengalami serangan jantung

• Kaki membengkak: tanda gagal jantung karena jantung tak sanggup memompa darah secara efektif sehingga darah terkumpul di bagian bawah tubuh akibat efek gravitasi

• Stamina anjlok: terutama jika disertai gejala seperti kepala pening dan keringat dingin ketika beraktivitas fisik

• Pusing: akibat kurangnya pasokan darah ke otak lantaran ada masalah pada fungsi pemompaan jantung

• Apnea tidur: gangguan tidur yang ditandai dengan berhentinya napas selama beberapa saat dan biasanya disertai mengorok

• Sering merasa lelah: ciri utama gagal jantung akibat tubuh kekurangan oksigen yang semestinya dipompa jantung bersama darah

Pencegahan penyakit jantung 

Penyakit jantung yang disebabkan oleh kelainan bawaan tidak dapat dicegah. Tetapi, jenis penyakit jantung lain dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat. Selain sebagai pencegahan, pola hidup sehat di bawah ini juga dapat membantu pasien dalam proses penyembuhan:

• Hentikan kebiasaan merokok untuk menurunkan risiko terkena penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner.

• Kontrol tekanan darah agar tetap normal, yaitu di bawah 120/80mm Hg.

• Jaga kadar kolesterol LDL di bawah 130 mg/dL (jika tidak memiliki risiko penyakit jantung), di bawah 100 mg/dL (jika memiliki risiko penyakit jantung), atau kurang dari 70 mg/dL (jika menderita penyakit jantung atau diabetes).

• Kontrol kadar gula darah di bawah 100 mg/dL setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya 8 jam, dan kurang dari 140 mg/dL 2 jam setelah makan.

• Lakukan olahraga selama 30–60 menit setiap hari untuk membantu mengontrol kadar kolesterol, tekanan darah, dan gula darah. Namun, jika Anda menderita aritmia atau kelainan jantung bawaan, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai durasi latihan yang aman.

• Perbanyak konsumsi buah, sayuran, dan lemak omega-3. Selain itu, batasi konsumsi daging merah dan hindari makanan tinggi gula, lemak jenuh, garam, dan kolesterol. Ketahui juga kandungan dalam makanan yang dikonsumsi dan usahakan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan rendah kalori.

• Pertahankan berat badan ideal untuk mencegah obesitas. Usahakan agar indeks massa tubuh (IMT) tidak lebih dari 25 serta ukuran lingkar pinggang di bawah 90 cm untuk pria dan di bawah 80 cm untuk wanita. Dengan begitu, risiko terserang penyakit jantung pun akan menurun.

• Kurangi stres dengan melakukan latihan pernapasan dan relaksasi, seperti yoga. Selain itu, meluangkan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman, serta tidur yang cukup, juga dapat membantu meredakan stres.

• Terapkan kebiasaan hidup bersih, seperti rutin mencuci tangan dan menyikat gigi, serta menghindari kontak dengan orang yang sedang terserang penyakit infeksi, seperti flu.

• Lakukan pemeriksaan ke dokter secara berkala. Melalui pemeriksaan sejak dini, risiko terserang penyakit jantung dapat ditekan. (*)

Be everlasting with glutera

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES