Glutera News

Waspadalah, Masuk Angin Bisa Jadi Tanda Ada Penyakit Lainnya

Minggu, 27 November 2022 - 10:34 | 167.93k
ilustrasi Gluteranews
ilustrasi Gluteranews

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siapa sih, yang tidak tahu “penyakit” satu ini? Bisa dibilang masuk angin adalah salah satu “penyakit” paling umum di Indonesia. Para dokter pun menganggap ini sebagai mitos meskipun banyak sekali orang yang mengaku sering menderitanya.

Anda bisa mengeceknya di internet atau bertanya ke teman-teman Anda dari belahan dunia lain, dan Anda akan menemukan bahwa masuk angin hanya ada di Indonesia.

Advertisement

Istilah masuk angin hanya ada di Indonesia 

Masuk angin dianggap sebagai suatu penyakit yang terjadi karena terlalu banyak angin yang masuk ke dalam tubuh, terutama saat musim hujan. Namun, istilah ini ternyata tidak ada dalam dunia medis.

Masuk angin sering kali digunakan untuk menggambarkan kondisi tidak enak badan, pegal-pegal, perut kembung, demam, dan sakit kepala. Masuk angin bukan merupakan istilah medis dan bukan pula suatu penyakit. Masuk angin hanya istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk menggambarkan keluhan tersebut.

Masuk angin bisa jadi tanda penyakit lainnya 

Masuk angin sebenarnya hanyalah sekumpulan gejala serupa flu dan maag yang bisa terjadi di saat yang bersamaan. Berarti, gejala tersebut sebenarnya memiliki penyebab tersendiri dan bisa menjadi tanda penyakit lainnya.

Memang, sangat bisa dipahami mengapa istilah ini muncul, sebab seringnya gejala-gejala tersebut terjadi setelah seseorang menghabiskan waktu seharian di ruangan ber-AC atau di luar ruangan kala udaranya dingin dan berangin.

Faktanya, kondisi ini bisa menjadi awal dari penyakit influenza. Udara dingin yang masuk ke hidung dan saluran udara bagian atas membuat kerja sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus berkurang. Terlebih lagi, virus penyebab flu juga tumbuh lebih cepat di udara yang dingin.

Gejala selanjutnya yang lekat dengan masuk angin yaitu sendawa. Sebenarnya, ada sebuah kondisi bernama aerophagia, yakni ketika Anda mengalami perut kembung dan bersendawa akibat menelan terlalu banyak angin.

Namun, mengutip laman Sleep Foundation, kondisi ini lebih umum dialami oleh orang-orang yang menjalani terapi CPAP (continuous positive ariway pressure). Terapi ini dilakukan untuk mengatasi masalah apnea tidur, kondisi yang membuat seseorang berhenti bernapas sementara ketika tidur.

Sendawa lebih sering dikaitkan dengan permasalahan yang ada dalam pencernaan Anda, misalnya dispepsia, GERD, atau infeksi bakteri H. pylori. 

Bila gejala-gejala yang Anda rasakan tak kunjung membaik, periksakan kondisi Anda kepada dokter. Selama pemeriksaan, jelaskan secara rinci tentang apa saja gejala yang Anda alami.
Informasi tersebut dapat membantu dokter untuk menentukan apa sesungguhnya penyakit yang mendasari gejala Anda, tak sekadar masuk angin saja.

Penyebab masuk angin

Penyebab masuk angin bisa bermacam-macam karena ada berbagai penyakit yang bisa menimbulkan keluhan di atas. Namun yang pasti, masuk angin tidak disebabkan oleh angin atau hujan secara langsung.

Keluhan masuk angin paling sering muncul akibat menurunnya daya tahan tubuh, sehingga penderitanya rentan terinfeksi virus maupun bakteri.
Alasan mengapa kondisi ini dikaitkan dengan angin dan hujan masih belum jelas. Namun, kurangnya paparan sinar matahari saat musim hujan memang bisa membuat produksi vitamin D di dalam tubuh menurun.

Vitamin D bersama dengan vitamin C, E, dan A memiliki peran penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Kekurangan vitamin-vitamin tersebut dapat membuat daya tahan tubuh menurun, sehingga meningkatkan risiko timbulnya penyakit dengan berbagai gejala yang disebut oleh masyarakat sebagai masuk angin.

Berbagai penyakit yang sering disebut sebagai masuk angin 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, masuk angin bukanlah suatu penyakit, melainkan sekumpulan gejala dari kondisi medis tertentu. Keluhan masuk angin bisa saja merupakan tanda dari beberapa penyakit berikut ini:

1. Infeksi saluran pernapasan atas
Infeksi saluran napas atas (hidung dan tenggorokan) merupakan penyakit yang paling sering dijumpai dengan gejala demam, pilek, dan batuk. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri.

Sebagian besar infeksi saluran pernapasan atas memiliki gejala yang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika sudah menyerang saluran pernapasan bawah (trakea dan saluran udara dalam paru-paru), misalnya pada penyakit pneumonia, gejalanya akan lebih berat dan bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

2. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan bisa menimbulkan gejala berupa mual, muntah, perut kembung, diare, sendawa, dan sensasi perih atau nyeri ulu hati. Gejala-gejala tersebut, khususnya kembung, juga sering disebut sebagai masuk angin.
Penyebab gangguan pencernaan bermacam-macam, seperti GERD, infeksi virus maupun bakteri, keracunan makanan, alergi atau intoleransi makanan, serta terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak.

3. Demam berdarah dan malaria
Kedua penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di negara tropis, seperti Indonesia. Demam berdarah dan malaria pun sama-sama ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Demam berdarah dan malaria bisa menyebabkan gejala demam, nyeri sendi, pegal-pegal, menggigil, dan lemas. Jika tidak ditangani secara tepat, kedua penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi serius hingga kematian.

4. COVID-19
Gejala awal COVID-19 juga sering disangka sebagai masuk angin. Beberapa gejala tersebut di antaranya adalah demam, meriang, lemas, nyeri otot, mual, muntah, dan diare.

5. Penyakit jantung
Penyakit jantung dapat terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup, akibat sumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah jantung.
Kondisi ini sering kali menimbulkan nyeri dada yang disebut masyarakat sebagai angin duduk. Keluhannya bisa berupa nyeri ulu hati atau nyeri dada yang menjalar ke lengan, leher, atau punggung, lemas, pusing, sesak napas, hingga pingsan.

Cara mencegah masuk angin 

Cara utama untuk mencegah masuk angin adalah dengan menjaga daya tahan tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
• Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
• Olahragalah secara rutin.
• Istirahatlah yang cukup.
• Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer untuk mencegah penyebaran penyakit. Cuci tangan perlu dilakukan sebelum dan sesudah makan, sehabis dari toilet, sesudah menyentuh binatang, dan sebelum maupun sesudah bersentuhan dengan orang sakit
• Kenakan jaket dan pakaian yang lebih tebal saat cuaca dingin.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa masuk angin bukan merupakan penyakit, melainkan istilah yang umum dipakai oleh masyarakat untuk menyebut keluhan tidak enak badan secara umum. Penyebab masuk angin beragam, bisa karena penyakit yang bersifat ringan hingga berbahaya. Untuk mengobati masuk angin, penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu.

Masuk angin dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Namun, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan jika gejala masuk angin tidak membaik atau bahkan makin parah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES