
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ingat! Organ tubuh yang tidak bisa dirasakan jika sakit adalah organ hati. Muncul gejala atau bisa dirasakan setelah organ hati mengalami kerusakan yang parah atau penurunan fungsi yang drastis.
Sirosis adalah kondisi ketika organ hati telah dipenuhi dengan jaringan parut dan tidak bisa berfungsi dengan normal. Jaringan parut ini terbentuk akibat penyakit liver yang berkepanjangan.
Advertisement
Infeksi virus atau konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mencederai hati secara perlahan. Normalnya, hati akan memperbaiki cedera tersebut dengan membentuk jaringan parut. Namun, jika kerusakan terus berlanjut atau ada kelainan pada hati, jaringan parut yang terbentuk akan makin banyak sehingga mengganggu fungsi hati.
Bila terjadi selama bertahun-tahun, sirosis bisa menyebabkan gagal hati. Karena hati adalah organ yang sangat vital bagi tubuh, gagal hati akan sangat berbahaya bagi seseorang, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Penyebab sirosis
Banyak kondisi medis atau penyakit yang dapat menjadi penyebab sirosis, antara lain:
• Penyalahgunaan alkohol kronis.
• Hepatitis viral kronis (hepatitis B dan C).
• Penyakit liver non-alkoholik (akumulasi lemak liver).
• Hemokromatosis (penumpukan besi dalam tubuh).
• Sistik fibrosis.
• Penyakit Wilson.
• Atresia bilier.
• Galaktosemia.
• Sindrom Alagille.
• Hepatitis autoimun.
• Sirosis bilier primer.
• Kolangitis skleroza primer.
• Infeksi seperti skistosomiasis atau sifilis.
• Obat-obatan hepatotoksik.
Gejala sirosis
Hati memiliki banyak peran penting pada tubuh, yang paling utama adalah memproduksi zat-zat yang diperlukan tubuh seperti protein untuk pembekuan darah dan membuang zat-zat beracun yang dapat berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan.
Ketika seseorang mengidap sirosis, kemampuan hati untuk melakukan tugasnya, hilang. Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya sel-sel hati, sedangkan jaringan parut bertambah.
Berikut ini adalah beberapa gejala seseorang mengidap sirosis, antara lain:
• Energi turun (kelelahan).
• Mudah berdarah.
• Mudah memar.
• Kulit gatal.
• Kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (jaundice).
• Terkumpulnya cairan pada rongga perut (asites).
• Turunnya nafsu makan.
• Mual.
• Bengkak pada tungkai.
• Berat badan turun.
• Pembuluh darah yang berbentuk seperti sarang laba-laba.
• Merah pada telapak tangan.
• Mengecilnya buah zakar.
• Pembesaran payudara pada laki-laki.
• Jika sudah menyebabkan komplikasi pada otak (ensefalopati hepatic) maka kebingungan, turunnya kesadaran, dan bicara pelo akan muncul sebagai dampaknya.
Apa saja komplikasi dari sirosis hati?
Bila sirosis hati tidak segera ditangani, kerusakan hati akan berkembang. Berikut ini beberapa komplikasi sirosis yang perlu Anda waspadai.
1. Hipertensi portal
Hipertensi portal adalah komplikasi yang paling sering terjadi akibat penyakit sirosis. Kondisi yang meningkatkan tekanan pada vena ini dapat menyebabkan aliran darah melalui hati tersumbat.
Bila pembuluh darah tersumbat, pembuluh darah pada kerongkongan, perut, atau usus akan membesar atau disebut sebagai varises. Akibatnya, pembuluh darah bisa pecah dan mengalami perdarahan internal.
2. Pembengkakan pada kaki (edema)
Selain hipertensi portal, peningkatan pada vena portal juga menyebabkan penumpukan cairan di kaki (edema) dan di perut (asites).
3. Pembesaran limpa (splenomegali)
Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat mengalihkan aliran darah ke vena yang lebih kecil. Tekanan yang berlebih juga menyebabkan pembuluh darah kecil ini pecah dan mengalami perdarahan.
Kondisi tersebut juga dapat membuat sel darah putih dan trombosit terperangkap.
4. Ensefalopati hepatik
Ensefalopati hepatik atau penumpukan racun di otak terjadi akibat fungsi hati tidak bekerja dengan normal.
Alhasil, hati tidak mampu membersihkan racun dari darah yang menyebabkan penumpukan di otak, sehingga membuat Anda bingung dan sulit berkonsentrasi.
5. Komplikasi lainnya
Selain beberapa komplikasi di atas, sirosis yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kondisi lainnya, seperti:
• penyakit kuning pada orang dewasa,
• malnutrisi,
• infeksi,
• sirosis akut-kronis,
• penyakit tulang, dan
• meningkatkan risiko kanker hati.
Pengobatan sirosis
Sirosis tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat ditangani. Terdapat dua tujuan utama pada penatalaksanaan sirosis menghentikan kerusakan hati dan mencegah komplikasi. Tatalaksana diagnosis sirosis dilakukan berdasarkan penyakit yang mendasarinya dan derajat keparahan sirosis, contohnya dengan membatasi asupan alkohol, mengurangi berat badan, obat-obatan untuk mengontrol hepatitis, dan obat-obatan untuk mengontrol gejala sirosis.
Tatalaksana ditujukan terhadap komplikasi yang timbul akibat sirosis, termasuk diet rendah garam atau pemasangan saluran pipa untuk mengurangi tekanan pada kasus-kasus akumulasi cairan dalam rongga perut. Pada hipertensi portal, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi risiko perdarahan akibat pembuluh darah yang membesar.
Transplantasi hati menjadi satu-satunya tatalaksana yang mungkin dilakukan jika sirosis telah mencapai stadium tingkat akhir. Hal ini dilakukan jika gejala sangat berat dan pasien memenuhi syarat kandidat transplantasi.
Pencegahan sirosis
Risiko terjadinya sirosis dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor risiko atau penyebab penyakit yang mendasarinya. Hal yang dapat dilakukan adalah:
• Konsumsi air putih 3 liter setiap hari bagi yang mempunyai berat badan 100 kg.
• Mengurangi konsumsi alkohol, atau berhenti mengonsumsi alkohol secara total jika sudah terjadi sirosis.
• Jaga pola makan yang sehat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Pilih sumber protein yang sehat dan kurangi makanan-makanan yang digoreng dan yang berlemak.
• Menjaga berat badan agar tetap ideal.
• Menghindari faktor-faktor yang meningkatkan risiko infeksi hati.
• Olah raga secara teratur 30 menit perhari.
• Konsumsi rutin suplemen untuk hati seperti glutathione, collagen, multivitamin, mineral, dan sebagainya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |