GSH Glutathione, Peran Pentingnya dalam Sistem Imunitas Tubuh
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebanyakan dari kita telah cukup mengetahui bagaimana merawat jantung dan tubuh kita, namun hanya beberapa yang memperhatikan sistem immunitas tubuh, padahal ini merupakan garis terdepan bagi pertahanan tubuh kita terhadap serangan infeksi dan kerusakan.
Untuk menjaga respon imun dengan kita seharusnya melakukan olahraga secara teratur (45 menit sampai 60 menit, 3 kali dalam seminggu), makan teratur dan bervariasi, menjaga berat tubuh, tidur teratur (8 jam untuk dewasa muda kurang atau lebih), makan makanan tambahan seperti vitamin, mineral dan mikrovitamin, menghindari stress dan hidup selalu dalam keceriaan. Kita harus menghindari radiasi dan racun-racun, ketergantungan tembakau, alkohol dan kafein dan menghindari penggunaan antibiotik dan steroid.
Advertisement
Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem yang sangat komplek. Pengujian mikroskopik pada salah satu bagian tubuh manusia menunjukan kepadatan mikroorganisme seperti bakteri, parasit dan jamur-jamur dan semuanya itu ada dalam tubuh kita. Lingkungan yang dimana kita memperoleh udara, air dan makanan penuh dengan berbagai mikroorganisme. Suatu hal yang menakjubkan bahwa kita dapat bertahan hidup daripada hal tersebut.
Biasanya kita berkonsultasi kepada para dokter bila kita tidak terserang penyakit. Dan seringkali para dokter memberitahu cara untuk menghadapinya dengan penggunaan antibiotik, campuran anti virus atau khemotherapi mencoba memusnahkan penyebab. Meskipun obat-obatan tersebut mempunyai efek samping dan kekurangan lainnya, strategi pertahanan ini dapat meningkatkan keefektifan. Ini adalah jalan terbaik kita untuk menghadapi permasalahan ini. Namun sangat lebih disukai untuk menghindari masalah ini secara bersamaan.
Bagaimanapun juga ini terjadi didalam tubuh kita. Meskipun obat-obatan tersebut berhasil menghadapinya tetap ada sisa dari obat-obatan tersebut.Efek samping obat dan khemotherapi seperti kerusakan acak tidak sengaja. Kita tidak bisa menekan ketidak berhasilan strategi pertahanan daripada obat-obatan, obat-obat pencegah yang mencegah serangan dari pembentukan “back head” dan menghindari konflik tersebut secara menyeluruh.
Keadaan sistem imun yang optimal adalah pencegahan terbaik tanpa diragukan. Kita dapat melakukan dengan memelihara (menjaga) dan mengkonsumsinya seperti kita memelihara ketenangan hidup kita.
Reaksi imunitas tubuh
Respon immunitas tubuh adalah mencari, mengenali dan mengatasi serangan mikroorganisme, faktor-faktor alergen, sel-sel kanker dan jaringan-jaringan yang tumbuh tidak normal yang secara umum disebut: antigen, sedang reaksi tubuhnya disebut : respon antigen.
Ketika bakteri patogen masuk kedalam aliran darah, sel-sel imun terbentuk. Ada bermacam-macam jenis termasuk sel yang berbentuk polimorfonuklear dalam bentuk nanah (pus).Sel yang besar lebih berbentuk sederhana dan dihancurkan.Sel yang paling kecil namun banyak sel limfosit yang komplek bersama dengan sel-sel patogen dengan beradaptasi sebagai pertahanan.
Sel limfosit B mengidentifikasi sel-sel patogen dan menandai mereka sebagai target sasaran sel T limfosit. Sel T helper memberi peringatan kepada sel-sel imun untuk bersama-sama menghadapi peperangan. Sel T killer menghancurkan penyusup dan sel T supresor mengganti fungsi sistem imun ketika mereka melakukan tugasnya. Reaksi imunitas tubuh yang sehat sekalipun dapat membahayakan. Kemungkinan karena ketidak cukupan dari sel-sel imun, sel-sel itu sendiri mungkin tidak mampu atau sel-sel itu mungkin diliputi terutama oleh sel patogen yang bersifat agresif.
Pada banyak kasus, efek penyesuaian dari sistem imunitas tubuh teridentifikasi dan kemudian mengenali tanda kimia dari bakteri patogen dan mempunyai kemampuan untuk mengatasinya secara lebih efektif pada keadaan selanjutnya. Ini menyebabkan terbentuknya sebagian atau seluruh sistem immunitas. Sebagai contoh, kita hanya sekali menderita cacar.
Kerja sistem imun sangat mengesankan tetapi tidak mutlak.Kadang-kadang sistem imun ini berespon untuk menyembuhkan jika ada yang tidak bisa disembuhkan dan berfungsi menjadi metabolisme normal jika mereka menyerang tubuh. Kita menginginkan respon immunitas tubuh kita untuk melindungi dari serangan proses infeksi, mengabaikan substansi yang tidak berbahaya, menerima transplantasi organ tidak menyerang organ-organ kita dan melindungi tubuh dari sel-sel yang bersifat karsinogenik dan pertumbuhan tumor.
Kita juga mencegah infeksi rekuren,respon alergi terhadap substansi yang tidak berbahaya, menolak transplantasi organ. Dua contoh kasus dimana respon imun tidak diperlukan misal: penyakit auto imun dan alergi. Pada penyakit auto imun kesalahan jaringan tubuh normal terhadap antigen luar dan serangannya, mendorong terjadinya kerusakan jaringan tubuh yang sehat. Pada kasus alergi, sistem imunitas tubuh keliru terhadap substansi yang tidak berbahaya yang berpotensi tidak berbahaya dan bereaksi dengan agresif, kadang-kadang bersepon mematikan.
Beberapa penyakit autoimun itu adalah:
• Lupus
• Chronic Fatique Syndrome
• Polimiositis
• Myasthenia Gravis
• Rheumatoid Arthritis
• Scleroderma
• Luv Gehrig’s disease
• Grave disease
Sistem imunitas tubuh dan GSH
GSH berperanan setara dalam fungsinya pada sel imunitas tubuh kita. Dr.Gustavo Buonos, seorang ahli dalam GSH mengatakan faktor pembatas dalam aktivitas yang tepat pada sel-sel limfosit adalah kemampuan dari fungsi GSH. Ini sangat jelas mencolok sekali sebagai contoh pada penyakit HIV yang disebabkan oleh AIDS.
Pada dasarnya penyakit AIDS terjadi disfungsi sel T.secara khusus pasien mengalami kadar GSH yang rendah dan teristimewa dari jumlah sel T GSH yang menurun. Beberapa penelitian menunjukan kadar GSH dapat memprediksi pasien AIDS dengan terjadinya kesempatan hidup dan kualitas hidup. Peningkatan kesehatan dan aktivitas sel-sel imun tergantung pada kemampuan GSH.
Suatu eksperimen dengan mengurangi GSH telah mengurangi beberapa kemampuan sel tersebut untuk menghadapi bakteri patogen dan membuka kesempatan untuk masuknya penyakit. Pada banyak penelitian kadar GSH intraselular pada limfosit secara langsung sesuai dengan keefektifan deri respon imun. Dengan kata lain, GSH adalah suatu jenis makanan untuk sistim immunitas tubuh.
Pada beberapa penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis,SLE dan proses penuaan, peran sel T limfosit menunjukan kelemahannya dalam menghadapi antigen. Pada penambahan didalam kondisi inflamasi kronis telah dihubungkan dengan kadar serum yang rendah dan konsenterasi GSH pada sel darah merah.
Sel limfosit menyerang bakteri patogen dengan menurunkan secara kuat proses oksidasi kimiawi seperti peroksida dan melindunginya melawan proses kimiawi ini dengan menetralkannya dengan GSH. Limfosit juga harus memperbanyak diri (replikasi) diri sendiri terus menerus dalam menjalankan tugasnya untuk menghadapi berbagai serangan populasi antigen. Ini mengharuskan menggunakan O2 dan melepaskan O2.
Dalam tugasnya memperbanyak efisiensi GSH sekali lagi untuk menghindari efek dari proses oksidasi.Dalam menghambat infeksi menggunakan GSH dengan dua cara dengan menggunakan secara stabil radikal bebas dan juga meningkatkan sel-sel imunitas. Ini jelas pada kasus infeksi akut seperti pneumonia bakterial, kasus infeksi kronik seperti hepatitis C atau AIDS, secara nyata terjadi pengurangan GSH. Penelitian terakhir telah menunjukan bahwa peningkatan GSH memungkinkan sistim imunitas menunjukan keefektifan infeksi ini.
Dr. Buonous beserta tim dari Universitas McGillnya mengukur respon imun didalam laboratorium dimana hewan yang mengkonsumsi isolate whey protein yang kaya akan bahan dasar. Kedua hewan ini menunjukan kadar GSH intraselular yang tinggi dan respon yang tinggi terhadap tantangan imun. Yang menarik lagi, dengan memakan makanan yang sama yaitu cysteine yang diperkaya casein tidak bermanfaat untuk efek yang sama.
Aktivitas perlindungan dari GSH dua kali lipat-yang meliputi aktivitas sel-sel imunitas dan juga fungsi sebagai antioksidant jelas bersamaan. Beberapa yang menakutkan dari antibiotik, resistensi terhadap kegemaran makan daging, Vankomisin yang resistensi terhadap bakteri enterococcus dan methicillin yang resisten terhadap stafilokokus yang sering digunakan di rumah sakit dan lingkungan sekitarnya.
Para ahli medis mengklaim bahwa virus-virus penyebab AIDS dan hepatitis C hanya seperti puncak gunung es dan gelombangnya baru dikenali patogen sedang berjalan. Kasus-kasus lama seperti TBC, sebelumnya dikira dapat dieliminir namun kembali lagi dengan lebih kuat dan tidak lagi mudah disembuhkan padahal sebelumnya berhasil. Peningkatan kadar GSH kita dalam tindakan pencegahan melawan dari gejala yang tidak menyenangkan
Sistem imunitas tubuh digunakan berbagai sel untuk melawan infeksi yang mematikan dan pengobatan lainnya juga meningkatkan kesehatan serta aktifitas daripada sel yang tergantung kepada kemampuan GSH.
Glutathione merupakan pusat dari fungsi imunitas tubuh dan kadar GSH yang rendah dapat ditemukan pada berbagai penyakit, terutama AIDS yang mempunyai karakteristik dengan sistem imunitas yang amat membahayakan.
Meningkatkan dan menjaga kadar GSH dapat meminimalkan resiko terkena penyakit. Meskipun hanya orang-orang yang menderita sakit mengalami defisiensi kadar GSH yang berat. Pada keadaan tubuh yang baik atau cukup sehat dapat memanfaatkan dari suplement GSH, secara khusus pada masa kini ketika kita yang sebelumnya tidak pernah terpapar racun-racun dari lingkungan dan bakteri yang resisten terhadap obat-obatan.
Tanpa diragukan lagi, cara terbaik dalam pencegahan pada bidang medis adalah mengoptimalkan sistem imun dan strategi yang penting mengoptimalkannya dengan mengkonsumsi GSH. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |