Glutera News

8 Masalah Kesehatan yang Rentan Menyerang Wanita

Senin, 08 Mei 2023 - 09:05 | 575.32k
Image: Glutera for TIMES Indonesia
Image: Glutera for TIMES Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sudah sejak lama masalah kesehatan menjadi isu penting yang masih terus dibicarakan sampai sekarang. Meski begitu, tidak semua keluhan terkait kesehatan yang dialami oleh pria dan wanita selalu sama. 

Perbedaan bentuk dan anatomi tubuh menjadi salah satu faktor khusus yang harus diperhatikan sebelum menilai adanya masalah kesehatan wanita dan pria.

Apa saja masalah kesehatan yang sering terjadi pada wanita? 

Masalah kesehatan wanita sering disalahpahami. Banyak pula wanita yang tidak mendapatkan perhatian medis yang mereka butuhkan dan layak dapatkan karena tidak ada cukup informasi yang tersedia bagi mereka.

Untuk mengatasinya, penting bagi Anda untuk terlebih dahulu memahami berbagai masalah kesehatan wanita yang paling sering terjadi, seperti berikut ini.

1.    Kanker payudara

Kanker bisa dibilang sebagai salah satu penyebab utama kematian di dunia. Salah satu yang sering disebut-sebut sebagai masalah kesehatan wanita adalah kanker payudara. 

Ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita.

Ada 1.670.000 kasus kanker yang terjadi di seluruh dunia, di mana 883.000 kasus menyerang daerah berkembang dan 794.000 lainnya ke daerah maju.

Kanker ini awalnya menyerang lapisan saluran susu, hingga kemudian menyebar dengan cepat ke bagian lainnya. Tanda awal penyakit ini yang harus Anda cermati, yaitu munculnya benjolan pada payudara.

2.    Kanker serviks

Kanker serviks atau leher rahim adalah jenis kanker lain yang masih menjadi perbincangan sebagai salah satu isu kesehatan wanita.
Jenis kanker ini berkembang dengan cepat, sehingga menumbuhkan tumor ganas di bagian leher rahim.

Dr. Flavia Bustreo, asisten direktur bagi kesehatan keluarga, wanita, dan anak-anak di WHO, mengungkapkan bahwa angka kesehatan dunia melaporkan ada sekitar setengah juta wanita yang meninggal karena kanker serviks.

Angka kematian ini sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang.

Itu sebabnya, pemeriksaan kesehatan wanita perlu dilakukan sedini mungkin guna mendeteksi kemungkinan adanya pertumbuhan sel-sel kanker pada payudara, ovarium, atau leher rahim. Bagi Dr. Bustreo, ini merupakan salah satu kunci menjaga hidup tetap sehat bagi wanita.

3.    Stres dan depresi

Menurut survei terbaru dari American Psychological Association, stres termasuk masalah kesehatan wanita yang paling sering terjadi.

Dalam kasus yang lebih parah, stres pada wanita ini dapat berkembang menjadi depresi.

National Center for Health Statistics menuturkan bahwa wanita berisiko dua kali lebih besar untuk mengalami depresi daripada pria. Artinya, ini merupakan penyakit yang lebih sering menyerang wanita ketimbang pria.

Deborah Serani, PsyD, seorang penulis buku Depression in Later Life, berpendapat bahwa kondisi biologis tubuh wanita yang membuatnya lebih rentan terkena depresi.

Faktor perubahan hormon dalam tubuh yang terjadi setiap bulannya, setelah melahirkan, serta sebelum dan usai menopause yang berperan dalam meningkatkan stres dan depresi pada wanita.

4.    Kesehatan reproduksi

Perbedaan anatomi, bentuk, serta organ reproduksi pada wanita jadi salah satu alasan mengapa masalah kesehatan kaum hawa sering jadi perbincangan.

Misalnya, tidak sedikit wanita yang mengeluhkan beberapa gejala saat tamu bulanannya datang, darah haid yang lebih sedikit daripada biasanya, hingga jadwal haid yang berubah-ubah.

Mengutip dari laman WHO, masalah reproduksi dan kesehatan seksual mengambil sepertiga tempat dari seluruh isu kesehatan wanita pada usia 15-44 tahun.

Seks yang tidak aman menempati faktor risiko utama terhadap penyakit menular seksual pada wanita ini.
Selain itu, kodrat wanita untuk mengandung dan melahirkan juga membuatnya rentan terserang masalah kesehatan, baik di area reproduksi atau hingga menyebar ke bagian tubuh lainnya.

5.    Masalah pascamelahirkan

Perubahan fisik maupun hormonal yang dialami selama kehamilan dapat berdampak pada masalah kesehatan wanita, seperti tekanan darah tinggi dan kekurangan zat besi.

Oleh karena itu, selama kehamilan, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh agar kesehatan ibu dan janin terjamin.

Dokter juga biasanya menyarankan untuk memastikan ibu hamil memiliki nutrisi yang cukup dan melakukan tindakan pencegahan dengan mendapatkan imunisasi yang sesuai.

6.    Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang Anda melemah, sehingga rentan terhadap patah tulang.

Wanita pasca menopause berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami patah tulang karena osteoporosis.

Faktor risiko lain dapat mencakup obat-obatan tertentu, menopause dini, indeks massa tubuh rendah (BMI), pengobatan kanker, dan genetika.

Anda dapat mengimbangi risiko ini dengan meningkatkan asupan kalsium, tetap aktif berolahraga, serta menghindari penggunaan rokok dan alkohol secara berlebihan.

7.    Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) terjadi karena gangguan hormon. Salah satu hasilnya adalah kista, yakni kantung berisi cairan yang berkembang di ovarium.
Wanita yang mengalami obesitas lebih cenderung memiliki PCOS. Wanita dengan PCOS berisiko terkena diabetes. 

Gejalanya termasuk berikut ini

•    Infertilitas.
•    Nyeri panggul.
•    Pertumbuhan rambut berlebih di wajah, dada, perut, ibu jari, atau jari kaki.
•    Kebotakan atau penipisan rambut.
•    Jerawat, kulit berminyak, atau ketombe.
•    Bercak coklat tua atau hitam pada kulit.

8.    Penyakit autoimun

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Sistem imun ini menganggap sel-sel tubuh tersebut sebagai ancaman seperti halnya sebuah virus.

Para peneliti menyatakan bahwa penyakit autoimun lebih sering menyerang wanita. Bahkan, seiring berjalannya waktu, kasus penyakit ini pada wanita pun terus meningkat.

Meski terkadang pertandanya berbeda-beda, tapi sebagian besar gejalanya meliputi:

•    kelelahan,
•    demam ringan,
•    sakit badan,
•    iritasi kulit, dan
•    vertigo.

Untuk mengatasinya, anda dapat melakukan beberapa hal seperti berikut ini:

•    mengonsumsi lebih sedikit gula,
•    mengurangi makanan berlemak,
•    menurunkan stres, serta
•    mengurangi asupan yang dapat menjadi pemicu gejala.

Namun, pertahanan terbaik melawan penyakit autoimun adalah deteksi sejak dini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES