TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sudah sejak lama, banyak orang beranggapan bahwa orang-orang Asia terlihat lebih muda dibandingkan para 'bule', khususnya di negara Barat. Berdasarkan data statistik, wanita Asia lebih menikmati kesehatan dengan baik serta berumur panjang.
Misalnya, negara Jepang, 50.000 penduduknya berusia lebih dari 100 tahun, kemudian ada negara Cina yang memiliki tingkat kanker payudara yang rendah.
Advertisement
Faktor yang menyebabkannya ada berbagai hal, bukan hanya diet pola makan tetapi juga karakteristik fisik serta genetiknya.
Rahasia warna kulit orang Asia
Warna kulit bisa berbeda dari sangat cerah ke sangat gelap, hal ini disebabkan oleh jumlah serta jenis pigmen kulit yang bernama melanin (ada dua jenis melamin, yaitu eumelanin dan pheomelanin).
Jumlah dan jenis pigmen kulit dikontrol oleh gen setiap orang yang kemudian menghasilkan warna kulit Anda sebagai produk akhir.
Orang yang berpigmen pheomelanin lebih banyak, akan memiliki warna kulit putih atau sangat pucat, misalnya pada ras kaukasia, atau yang biasa kita sebut dengan istilah “bule”.
Sedangkan, jika berpigmen eumelanin yang lebih banyak maka kulit akan berwarna lebih gelap, misalnya pada ras Asia yang berwarna kulit sawo matang.
Selain faktor genetik yang berperan besar untuk menentukan warna kulit seseorang, terdapat beberapa faktor eksternal lainnya yang juga mempengaruhi keberagaman warna kulit antar ras bahkan antar sesama salah satunya adalah intensitas paparan sinar matahari di wilayah masing-masing.
Sinar matahari mengandung radiasi yang berbahaya dari sinar UV nya. Radiasi sinar ini dapat menghancurkan asam folat/menyebabkan mutasi DNA dari sejumlah sel-sel kulit pada tubuh. Bahkan, mutasi ini juga dapat memicu terjadinya kanker kulit.
Karakteristik kulit orang bule vs Asia
Pada dasarnya, karakteristik kulit setiap orang berbeda-beda, tergantung bagaimana Anda merawat kulit.
Bahkan, kesehatan kulit tersebut tidak hanya berasal dari diet yang dilakukan, melainkan juga karakteristik dan faktor genetik yang diperoleh.
Hal ini ternyata juga berlaku ketika membedakan kesehatan kulit orang asia dengan bule. Guna memudahkan Anda, ada beberapa perbedaan karakteristik kulit diantara kedua etnis ini.
1. Warna kulit
Seperti yang Anda ketahui, warna kulit orang Asia dengan bule tentu berbeda. Orang Asia, seperti Indonesia, cenderung berkulit sawo matang, sementara kulit bule, sesuai namanya, berwarna putih.
Begini, warna kulit manusia memang dapat bervariasi, mulai dari sangat pucat ke sangat gelap. Ragam warna ini berasal dari jumlah dan jenis pigmen kulit (melanin).
Pigmen kulit ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu eumelanin dan pheomelanin. Keduanya dikendalikan oleh gen dan masing-masing bekerja sama menghasilkan warna kulit Anda.
Beberapa orang mungkin memiliki kulit putih atau sangat pucat, seperti pada ras kaukasia. Pasalnya, mereka mempunyai lebih banyak pheomelanin, sehingga menghasilkan warna kulit yang terang.
Sementara itu, banyak ras di Asia yang berkulit sawo matang karena jumlah eumelanin yang lebih banyak. Jadi, semakin banyak eumelanin di kulit, semakin gelap warna kulit Anda. Sedangkan, orang dengan pheomelanin lebih banyak akan memiliki kulit yang lebih pucat dan berbintik (freckles).
2. Alasan kulit gelap dianggap lebih sehat
Meski banyak orang Asia yang ingin memiliki kulit putih layaknya bule, kenyataannya kulit yang lebih gelap dianggap menyehatkan.
Hal ini dikarenakan semakin gelap kulit seseorang, seperti pada ras Afrika, lebih banyak melanin yang dimiliki di kulit mereka.
Di lain sisi, melanin berperan penting dalam melindungi kulit akibat kerusakan dari paparan sinar matahari. Terlebih lagi, melanin pada kulit menunjukkan aktivitas antioksidan yang berkontribusi mencegah peningkatan stres oksidatif.
Itu sebabnya, tak selamanya kulit putih menjadi salah satu ciri-ciri dari kulit sehat, tetapi bisa jadi kulit gelap yang dimiliki termasuk sehat.
3. Kandungan kolagen pada kulit
Selain warna, kandungan kolagen kulit pada orang Asia dan bule ternyata juga memengaruhi proses penuaan diantara keduanya.
Kulit orang Asia dilaporkan memiliki lapisan yang lebih tebal dan mengandung lebih banyak kolagen. Hal ini tentu membuat kulit mereka terasa lebih kenyal, bukan?
Di lain sisi, kulit Kaukasia memang lebih kencang dengan dukungan kerangka yang lebih baik dari kulit Asia. Sayangnya, kandungan pigmen yang lebih tinggi membuat orang Asia menunjukkan tanda-tanda penuaan lebih lambat dibandingkan bule.
4. Ketebalan kulit
Meski memiliki kandungan pigmen dan kolagen yang lebih banyak, kulit orang Asia lebih tipis dibandingkan para bule yang sering Anda lihat.
Orang Asia memiliki stratum korneum yang tipis, yaitu lapisan terluar epidermis yang terdiri dari sel-sel mati. Sementara itu, stratum korneum merupakan penghalang kulit yang melindungi jaringan di bawahnya.
Jadi, stratum korneum yang lebih tipis membuat seseorang lebih berisiko terhadap bekas luka, terutama bekas jerawat. Maka dari itu, Anda perlu berhati-hati ketika merawat lapisan kulit terluar mengingat ketebalannya yang cukup tipis hingga bisa menimbulkan bekas luka.
5. Kandungan minyak kulit
Pada dasarnya, ada banyak hal yang memeranguhi kandungan minyak, alias sebum, pada kulit, baik dari dalam maupun dari luar.
Bila dibandingkan dengan kaukasia, kulit orang Asia jauh lebih berminyak. Ada beberapa hal yang memengaruhi hal ini.
Kulit orang Asia mengandung lebih banyak kelenjar sebaceous yang menghasilkan sebum. Hal ini memang membuat kulit kenyal dan halus.
Namun, terlalu banyak minyak pada kulit tentu bisa membuat kulit berminyak dan rentan terhadap jerawat. Selain itu, kondisi ini dipengaruhi oleh kelembapan udara yang disebabkan oleh iklim. Alhasil, produksi kelenjar minyak pun meningkat dan memicu kulit berminyak.
Meski begitu, baik orang Asia maupun bule sama-sama mempunyai beragam jenis kulit tergantung perawatan dan faktor genetik yang dimiliki setiap orang.
Beberapa keuntungan memiliki kulit gelap
Kulit gelap lebih sehat dan lebih muda. Berdasarkan Dermatologis jenis kulit dikelompokkan menjadi 6 tipe warna, tipe I merupakan kulit paling pucat, tipe VI merupakan yang paling gelap.
Dokter kulit bernama Monica Halem, MD, dari Columbia University, dikutip dari webmd.com mengungkapkan bahwa orang dengan tipe kulit empat dan lebih memiliki lebih banyak pigmen melamin yang mampu melindungi kulit dari bahaya sinar matahari.
Misalnya, etnis Afrika yang tipe kulitnya VI /hitam, tidak akan merasakan efek penuaan karena matahari, jika dibandingkan kaukasian yang berkulit terang dan berambut pirang (tipe I).
Faktor lingkungan utama yang berpengaruh pada fungsi serta kelangsungan hidup jenis sel-sel dan dianggap sebagai penyebab utama kanker kulit (seperti karsinoma sel basa, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma ganas) adalah radiasi sinar UV.
Melanin yang memiliki properti antioksidan serta penangkal radikal bebas dipercaya mampu mengurangi efek negatif tersebut. Dari berbagai penelitian, tingkat kanker kulit kulit hitam lebih rendah dibandingkan dengan kulit putih.
Selain itu, tingkat kolagen pada kulit juga berperan dalam perlawanan terhadap proses penuaan dini. Kolagen merupakan jenis molekul pembentuk jaringan kulit dan berperan untuk melindunginya dari penyakit serta cedera.
Apabila kulit makin tebal dan mengandung banyak melanin, akan makin baik pula terlindungi dari penuaan, misalnya munculnya garis halus/keriput. Hal itulah yang menyebabkan orang berkulit lebih gelap sering tampak lebih muda dari yang berkulit pucat.
Namun tidak berarti yang berkulit gelap sepenuhnya terlindungi dari kerusakan karena paparan matahari. Untuk itu, orang berkulit gelap tetap dianjurkan untuk selalu memakai krim pelembab yang kaya akan vitamin E dan C, tabir surya ber-SPF-30 setiap akan beraktivitas di bawah matahari. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |