Penyakit Kronis Akibat Radikal Bebas dari Reaksi Oksidasi
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Reaksi oksidasi yang terjadi di dalam tubuh dapat menghasilkan radikal bebas yang berbahaya. Untuk mencegah bahaya oksidasi ini, tubuh memerlukan asupan antioksidan yang cukup. Antioksidan bisa diperoleh dari makanan, minuman, atau suplemen.
Tubuh akan berinteraksi dengan oksigen setiap harinya. Ini karena setiap sel, organ, dan jaringan tubuh membutuhkan oksigen guna menghasilkan energi dan berfungsi dengan baik. Meski demikian, zat limbah atau sisa metabolisme oksigen akan menghasilkan radikal bebas di dalam tubuh.
Advertisement
Radikal bebas
Radikal bebas adalah molekul reaktif dan tidak stabil yang diproduksi tubuh secara alami dari proses metabolisme dan hasil respon imun tubuh. Bahan dasar dari radikal bebas bisa berasal dari 2 sumber yaitu endogen (dari dalam tubuh) dan eksogen (dari luar tubuh). Terpapar radikal bebas bisa menimbulkan beberapa penyakit kronis.
Sumber radikal bebas dari dalam tubuh bisa dikarenakan autooksidasi, oksidasi enzimatik dan respiratory burst, sedangkan sumber eksogen berasal dari makanan dan air yang terkontaminasi racun, minuman keras, polusi udara, radiasi UV, sinar-X, pestisida dan asap rokok.
Paparan radikal bebas yang terjadi pada seseorang secara berlebihan dan terus-menerus, dapat menyebabkan kerusakan sel serta mengurangi kemampuan sel untuk beradaptasi terhadap lingkungannya lalu pada akhirnya menyebabkan kematian sel. Berkurangnya kemampuan adaptasi sel inilah yang nantinya menimbulkan gangguan atau penyakit kronis.
Penyakit kronis yang disebabkan radikal bebas
Banyaknya radikal bebas bisa membuat tubuh kewalahan untuk mengelolanya sehingga timbul kondisi yang disebut dengan stres oksidatif (oxidative stress). Pada akhirnya, stres oksidatif membuat tubuh berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan berikut ini:
1. Diabetes
Stres oksidatif akibat radikal bebas dapat meningkatkan risiko diabetes. Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang memengaruhi tubuh dalam memproses glukosa. Glukosa sangat dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan sumber energi untuk sel-sel yang membentuk otot dan jaringan.
Pada diabetes tipe 1, sel-sel dalam pankreas mengalami kerusakan yang membuat produksi insulin menurun. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak mampu mendapatkan glukosa dari darah dan kadar gula darah meningkat. Sementara pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh kurang sensitif terhadap insulin sehingga tidak bisa menggunakannya secara optimal. Akibatnya, kadar gula darah juga meningkat.
2. Aterosklerosis
Arteri adalah pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Kandungan kolesterol yang tinggi lama kelamaan dapat menumpuk dan menempel pada dinding arteri. Pada akhirnya, plak kolesterol ini mengeras dan menyebabkan penyempitan arteri. Nah, kondisi ini lah yang disebut aterosklerosis. Dalam hal ini, lemak lah yang menjadi sumber radikal bebas.
3. Inflamasi
Peradangan atau inflamasi adalah proses dimana sel darah putih bekerja melindungi tubuh dari infeksi seperti bakteri dan virus. Nah, kandungan radikal bebas yang terlalu tinggi dalam tubuh juga dapat merespon proses ini.
4. Hipertensi
Tekanan darah adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Nah, ketika aliran ini menjadi terlalu kencang, artinya individu tersebut mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Namun, seseorang dikatakan mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena jarang menimbulkan gejala yang signifikan.
5. Penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk kondisi yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah. Salah satu pemicu utama penyakit kardiovaskular adalah penumpukan timbunan lemak di dalam arteri (aterosklerosis) dan peningkatan risiko pembekuan darah. Kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan kerusakan arteri di organ seperti otak, jantung, ginjal, dan mata.
6. Penyakit neurodegeneratif
Kondisi yang satu ini mampu mempengaruhi berbagai aktivitas tubuh, seperti keseimbangan, gerakan, berbicara, bernapas, dan fungsi jantung. Banyak dari penyakit ini bersifat genetik. Terkadang penyebabnya adalah kondisi medis seperti alkoholisme, tumor, atau stroke. Penyebab lain mungkin termasuk racun, bahan kimia, dan virus. Contoh penyakit neurodegeneratif adalah penyakit alzheimer dan penyakit Parkinson.
7. Penyakit kanker
Kanker terjadi ketika sel-sel abnormal di dalam tubuh tumbuh tak terkendali dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Penyakit ini dimulai hampir di mana saja di tubuh manusia. Kanker disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada DNA di dalam sel. Nah, mutasi DNA ini lah yang bisa disebabkan oleh radikal bebas.
Mencegah bahaya oksidasi dengan antioksidan glutathione
Untuk mencegah bahaya oksidasi, penting untuk selalu memenuhi kebutuhan antioksidan. Secara alami, tubuh sebenarnya juga memproduksi antioksidan glutathione. Namun sejak usia 25 tahun jumlah produksi antioksidan glutathione menurun, hingga tinggal 50% saat usia 40 tahun. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan tambahan antioksidan glutathione guna mencegah bahaya oksidasi.
Belum lagi, antioksidan glutathione alami ini tidak selalu cukup untuk menetralkan semua radikal bebas dalam tubuh, apalagi bagi Anda yang memiliki gaya hidup tidak sehat.
Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan pola makan yang baik serta tinggi asupan antioksidan glutathione , risiko Anda terkena penyakit akibat bahaya oksidasi pun bisa berkurang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |