Kakak Beradik Tewas di Kota Kediri, Sang Ibu Ditetapkan Sebagai Tersangka Tunggal

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Sosok ibu dari MB dan BM, kakak beradik yang ditemukan tewas di tempat tidur dengan luka di kepala ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam peristiwa tersebut.
Kasat Reskrim Polres Kediri Kota Iptu Fathur Rozikin menuturkan penetapan tersangka pada wanita bernama IN tersebut dilakukan dengan melihat keterangan dari para saksi, kesesuaian alat bukti yang ada dan juga barang bukti yang telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Advertisement
IN ditetapkan sebagai pelaku tunggal dalam kejadian tersebut. "Sementara sampai saat ini kita sudah memeriksa tujuh saksi dalam peristiwa ini," jelas Iptu Fathur Rozikin, Rabu (04/09/2024).
Untuk suami atau ayah dari kakak beradik yang tewas tersebut, menurut Iptu Fathur Rozikin tidak terlibat dalam kejadian itu. "Sementara tidak ada keterlibatan suami," tambahnya.
IN sendiri saat ini sedang dirawat intensif di RS Bhayangkara Kediri dan dijaga ketat oleh petugas dari Satreskrim Polres Kediri Kota. Menurut Iptu Fathur Rozikin belum ada perkembangan terkait kondisi IN, yang masih syok. IN belum bisa dimintai keterangan dan juga tidak mengatakan apapun. "Hanya diam saja," ujarnya lagi.
Dengan kondisi IN saat ini, Iptu Fathur Rozikin masih akan menanti pemeriksaan dari ahli kejiwaan untuk menentukan apakah kasus tersebut berlanjut atau dihentikan. IN sendiri diketahui juga tengah berobat jalan untuk masalah kejiwaan.
Sebelumnya, ketenangan warga lingkungan kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Selasa pagi (03/09/8/2024) mendadak buyar setelah kakak beradik MB dan BM ditemukan warga dalam kondisi tragis di rumahnya.
Kedua anak dari Muhammad Zakaria tersebut, ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam tempat tidur yang biasa mereka tempati bersama sang ibu. Kondisi keduanya ditemukan sekitar pukul 5 pagi.
2 Bulan Lalu, IN Pernah Berusaha Akhiri Hidup
Salah satu kerabat keluarga tersebut, Miratin, mengungkapkan dua bulan sebelum peristiwa tragis tersebut, IN pernah berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat lengan. Namun, hal tersebut diketahui oleh sang suami.
Miratin mengaku tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab IN berniat mengakhiri hidup. Pasalnya selang dua hari setelah kejadian itu, kondisi IN sudah kembali baik. "Kurang lebih dua bulan lalu. Tahu-tahu sudah begitu, tapi lusanya sudah biasa," tambahnya.
Dalam kesehariannya, IN diketahui kadang-kadang marah kepada tetangga tapi juga terkadang baik. Miratin mengatakan seminggu terakhir, IN juga terkadang terlihat linglung.
Perubahan sikap IN menurutnya, terjadi sesuai IN melahirkan anak keduanya. "Nggak pernah, dulu-dulunya nggak pernah, (perubahan sikap) ya sesudah melahirkan anak yang kedua," tuturnya.
Korban Sempat Curhat "Takut Dibunuh"
Almarhum MB yang berusia 14 tahun duduk di kelas 2 MTS , sementara almarhum adiknya, BM duduk di kelas 1 MI.
Selama sepekan sebelum kejadian tragis tersebut almarhum MB, menurut penuturan Miratin, sebenarnya tidak pernah tidur di rumah.
Hal itu bukan tanpa sebab. Kepada teman-teman warga sekitar, MB sempat menceritakan bahwa dirinya takut akan dibunuh oleh ibunya. Karena itu, MB memilih untuk tidur di tempat teman dan tetangga.
"Semingguan ini, terus nggak tidur di rumah, tapi waktu kejadian kok ya pas tidur di rumah," sesal Miratin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |